Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Tamparan

Jam istirahat telah selesai, Qiandra masuk kedalam kelas nya dengan mata sembab yang tak bisa dihilangkan.

Membuat kedua temannya terkejut saat melihat wajah cantik Qiandra berbeda dari sebelumnya.

" Qiandra… lo kenapa?" Tanya Lani dengan nada yang begitu keras membuat semua orang yang ada di dalam kelas menoleh ke arah Qiandra yang kini duduk di samping Abraham.

" Gue, gak apa-apa kok! Cuman kelilipan mata doang." Bohong Qiandra.

"Lo gak usah bohong deh Qia…" ucap Ketty yang tak percaya, lalu melihat ke arah Abraham yang hanya mengangkat kedua pundak nya, sebagai tanda bahwa ia juga tidak tahu.

Karena Abraham memang tidak tahu apa yang telah terjadi pada Qiandra, setelah laki-laki kasar itu menariknya pergi.

" Apaan sih! Gue nggak bohong." Ucap Qiandra sebelum guru di jam pelajaran terakhir datang untuk memulai pelajarannya.

Qiandra mulai fokus kembali dan melupakan sejenak apa yang terjadi padanya hari ini.

Walaupun di dalam pikiran Qiandra gini kembali teringat akan perkataan Exal, jika ia menyentuhnya maka hubungan mereka telah kembali, itu sama sekali tidak masuk diakal. Bahkan saat menyentuhnya ia juga tidak sadar dan lupa dengan perkataan yang diucapkan Exal padanya sebelum putus, mungkin hampir saja ia berhasil melupakan pria itu, tetapi sekarang dia kembali menghantui pikiran nya.

Satu jam berlalu bell pulang sekolah telah berbunyi, dengan cepat Qiandra segera pergi membereskan peralatan nya untuk menuju ruangan osis.

Di Dalam perjalanannya menuju ruang rapat osis Qiandra harus melihat, laki-laki yang harus nya ia hindari.

Dengan langkah cepat Qiandra memilih untuk menundukkan kepalanya agar tidak melihatnya.

Exal yang melihat Qiandra menundukkan kepalanya.

Dengan senyum tipis di bibirnya, mencoba menghalangi Gadis itu tepat di depan nya, sampai Qiandra harus menabrak dada bidang Exal dan hampir saja terjatuh ke lantai, jika Exal tidak meraih pinggang nya.

"Ah.." Qiandra tersentak kaget membuat kertas-kertas HVS A4 yang berisi susunan struktur organisasi perlombaan yang telah dibuat nya, harus berhamburan ke atas dan berserakan di lantai.

Adegan itu terlihat romantis jika dilihat dari jarak jauh, tapi tidak dengan jarak dekat.

Qiandra langsung mendorong tubuh Exal dari hadapannya setelah tidak jadi terjatuh, tanpa berkata-kata apapun lagi.

Qiandra segera berjongkok untuk memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai.

Qiandra mengambil kertas tersebut dengan terburu-buru, seakan dia ingin menghindar dari laki-laki yang sedang membantunya memunguti kertas-kertas itu.

Di saat bagian kertas terakhir dan hanya tersisa satu lembar kertas.

Qiandra dan juga Exal secara bersamaan mengambil kertas tersebut, hingga tangan mereka bersentuhan layaknya seperti adegan romantis di film-film, tapi sayangnya ini tidak seperti itu.

Qiandra menepis tangan Exal lalu segera mengambil kertas tersebut dan segera pergi dari hadapan Exal dengan cemberut, karena ia harus kembali menyusun kertas yang sebelumnya telah di rapikan.

Qiandra mulai memasuki ruangan rapat osis yang telah dihadiri oleh para anggota osis lain nya untuk membahas tentang persiapan perlombaan nanti.

"Sekarang kita mulai rapatnya." Ucap Qiandra sambil menyusun kembali kertas tersebut diatas meja.

****

Dentuman keras musik DJ di dalam club malam membuat telinga mereka seakan-akan tidak bisa mendengar apapun lagi selain musik tersebut.

Gadis berpakaian seksi, memakai rok span mini dipadu dengan baju yang menampilkan pundak terbuka dan begitu terlihat crop, menampilkan pinggang nya yang mulus. Sedang asyik berjoget bersama teman-teman nya, tiba-tiba seseorang menarik tangan nya.

"Pulang!" ucap seseorang yang tiba-tiba menarik tangan Qiandra yang sedang berada di dalam kerumunan orang-orang yang sedang berjoget.

Qiandra yang melihat tangan nya tiba-tiba ditarik oleh orang yang sangat dikenalnya langsung menepis tangan nya.

" Apaan sih! Main tarik-tarik tangan gue."

Qiandra terlihat kesal dengan ulah Exal.

Dia lah orang yang telah menarik tangan Qiandra untuk pulang dari club malam.

Biasanya Exal hanya akan memperhatikan Qiandra dari jarak jauh, memantau nya dari kejauhan tanpa berniat untuk menghampirinya. Namun malam ini ia merasa muak dengan ulah nya sendiri yang hanya bisa diam melihat wanita yang sangat di cintainya itu memamerkan tubuhnya setiap datang club malam. Layaknya wanita jalang yang sedang menarik perhatian para laki-laki.

Qiandra sering sekali datang ke club malam, di saat perasaannya begitu berantakan, maka disinilah tempat pelarian Qiandra untuk melepaskan perasaan yang selalu menganjal di hatinya.

Melupakan sejenak rasa yang tak pernah bisa ia lupakan. Semakin berusaha melupakan nya, maka ia semakin kesulitan untuk melupakannya.

" Pulang, sekarang juga."

Lagi-lagi Exal mengajak Qiandra untuk pulang bersama dengan nya.

Teman-teman Qiandra mencoba mendekat ke arah nya untuk membantu Qiandra.

"Exal, lo ngapain ngajak Qiandra pulang." ucap Ketty.

"Gak usah ikut campur urusan gue sama dia." Tunjuk Exal pada Qiandra matanya begitu tajam menatap ke arah teman-teman nya.

Membuat mereka tidak bisa berbuat apa-apa jika berurusan dengan Exal.

" Exal lo apa-apaan sih! gue gak mau pulang sama lo." Qiandra berucap dengan nada marah.

Dia sama sekali tidak ingin pulang bersama Exal, karena mereka sudah tidak ada hubungan apapun lagi dan tentu nya tidak ada urusan apapun lagi di antara mereka, jadi seharusnya Exal tidak bisa sembarangan mengajak Qiandra untuk pulang bersama dengan nya.

"ikut gue pulang, atau gue bakalan seret lo dari sini. Lo itu cewek Qia.. lo gak pantes ada disini." ucap Exal.

" Maksud lo apa hah! lo gak usah so care sama gue. Emang nya lo siapa gue, tetangga juga bukan." Perkataan Qiandra membuat Exal mulai kesal.

"Gue, cowok lo." Ucap Exal

Qiandra tersenyum getir mendengar perkataan Exal.

"Lo bukan siapa-siapa gue lagi, lo bukan cowok gue. Jadi lo gak usah ganggu hidup gue lagi." Qindra berucap dengan nada penuh penekanan.

"Gue ini cowok lo! lo lupa sama perkataan gue? kalo lo nyentuh gue maka hubungan kita kembali seperti semula." Exal kembali lag menjelaskan apa yang telah diucapkan nya.

" Gak, masuk di akal tau gak! yang jelas lo bukan siapa-siapa gue lagi, lebih baik lo urusin cewek lo yang lain." Bentak Qiandra dengan hati yang memanas karena cemburu.

Exal segera meraih pinggang Qiandra dan menarik tengkuk lehernya, mencium bibir Qiandra dengan penuh paksaan.

Exal sudah kehabisan kesabaran, ia benar-benar tak suka dengan perkataan Qiandra yang semakin hari semakin berani melawan nya.

Mata Qiandra membulat, tubuhnya menegang saat bibir Exal menyentuh bibirnya.

Sedetik kemudian Qiandra telah sadar dan langsung mendorong tubuh Exal untuk menjauh dari nya, tapi sayang nya tenaga Exal sangat kuat, membuat Qiandra kesulitan untuk menghindar.

Setelah beberapa saat Exal mulai melepaskan ciuman nya itu.

Qiandra yang merasakan Exal sudah tak mencium nya lagi segera memberikan tamparan keras di pipi mulus pria itu.

Plakk…

Qiandra menampar Exal dengan penuh amarah, karena malu Exal menciumnya di depan banyak orang.

Walaupun di dalam club hal seperti itu sudah terbiasa, namun tetap saja itu sangat memalukan bagi Qiandra. Ia bukan lah wanita bayaran yang bisa dipakai dimanapun, saat pelanggan mau.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel