Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Rahasia

"Exal!" Bentak Qiandra

Exal yang melihat Qiandra berani membentak nya hanya karena laki-laki yang duduk di samping nya ia sebut tuli.

Seketika rasa cemburu dalam dirinya membuat rahang Exal mengeras, tangan nya mengepal erat.

Exal segera menarik kerah baju Abraham dan melemparkannya ke arah lain.

Ia sudah kehabisan kesabaran nya dengan ulah Abraham yang tetap saja diam, tidak menuruti perintah nya.

Membuat nya harus memperlihatkan sisi jahatnya di depan Qiandra yang sama sekali tidak pernah melihat dirinya marah atau memakai kekerasan di hadapannya.

"Ah… Exal, apa yang kau lakukan." Qiandra terkejut dengan ulah Exal.

Abraham meringis kesakitan terduduk di lantai.

Exal hanya diam, namun disaat Qiandra ingin menolong Abraham.

Exal segera meraih tangan Qiandra.

"Exal lepasin, tangan gue." Exal segera menarik tangan Qiandra untuk membawanya ke rooftop sekolah.

Pria itu hanya memasang wajah marah sambil menarik tangan Qiandra dengan penuh paksaan.

" Exal lepasin tangan gue sakit." Exal segera melepaskan tangan Qiandra.

Qiandra yang terbebas dari genggam tangan Exal, segera membalikkan badan nya untuk melarikan diri.

Exal berdecak lalu segera mengejar Qiandra mengangkat tubuh Qiandra dengan menaruh di pundaknya.

Membuat tubuh Qiandra kini menjadi menjadi terbalik.

" lo, apa-apaan sih! turunin gue…" titah Qiandra.

Namun sayang nya Exal sama sekali tidak menggubrisnya.

Sampai mereka tiba di rooftop sekolah, barulah Exal menurunkan tubuh Qiandra.

Qiandra memasang wajah kesal, sambil melipat kedua tangannya di dada.

" Gue laporin perbuatan lo itu."

Bukan nya membalas perkataan Qiandra Exal malah meraih pinggang Qiandra untuk mendekat ke arah nya dengan sekali tarikan.

"Jauhi, cowok itu." dengan nada penuh penekanan Exal mencoba memperingati Qiandra untuk menjauhi Abraham.

Jarak mereka begitu dekat.

" Apa urusan nya sama lo." Ketus Qiandra.

" Gue, gak suka kalo lo deket-deket sama cowok itu."

Exal menatap wajah cantik Qiandra.

" Sejak, kapan lo ngatur-ngatur gue. Lagi pula kita ini udah putus dan gak ada lagi urusannya sama lo, mau gue deket sama siapa pun itu hak gue. Paham!"

Setelah berkata seperti itu dengan wajah angkuh Qiandra hendak mendorong tubuh Exal untuk menjauh dari nya karena ia akan segera pergi.

Sudah cukup lama mereka berdua tidak pernah saling berbicara atau pun berdebat seperti ini. Bahkan setelah putus tak ada komunikasi lagi di antara mereka, walaupun terkadang Qiandra sering kali merindukan masa-masa saat mereka pacaran. Qiandra begitu kesulitan untuk berada di titik sekarang ini.

Ia terjatuh begitu dalam. hatinya terluka, karena Exal yang tiba-tiba berubah padanya.

Pria itu semakin menjauh darinya, ketika banyak orang yang membicarakan hubungan Exal dengan Gaury, dia adalah wanita yang membuat hubungan nya dengan Exal menjadi berantakan seperti sekarang.

Gaury satu-satu nya wanita yang terbilang hebat bisa bergabung dengan geng EXALTO, mungkin karena mereka satu kelas. tidak heran jika mereka bisa berkumpul bersama.

" Lo gak usah bahas soal kata putus lagi, apa lo lupa dengan perkataan gue tadi pagi. Lo udah nyentuh gue itu berarti hubungan kita sudah kembali seperti dulu. " perkataan Exal membuat Qiandra meradang karena pria itu dengan mudah nya berkata seperti itu tentang hubungan nya.

Mengajak Qiandra jadian kembali, tanpa ada nya penjelasan ataupun kata maaf yang diucapkan Exal padanya atas perbuatan yang dulu diperbuatnya.

" Dasar aneh, lo udah gila ya… gara-gara ditinggal Gaury liburan ke luar negeri dan lo gak di ajak. Makannya lo ngajakin gue balikkan buat jadiin gue pelarian doang di saat lo kesepian. Lo bener-bener keterlaluan tau gak. " Suara Qiandra semakin meninggi di akhir perkataan nya. Tubuh nya gemetar menahan sesak di dada nya yang ternyata masih tersimpan rasa yang begitu menyakitkan bagi nya.

Matanya mulai berkaca-kaca, namun Qiandra mencoba menahannya untuk tidak menangis. Ia tidak berani melihat ke arah wajah tampan Exal dan lebih memilih melihat langit-langit.

Exal hanya diam merasakan tubuh Qiandra yang menegang dan juga gemetar.

" Lo sakit?" tanya Exal yang mengira jika tubuh Qiandra seperti itu karena sedang sakit.

Walaupun ia tahu, bukan tubuhnya yang sakit melainkan hati nya. Bahkan ia sendiri pun merasakan kesakitan yang diderita Qiandra selama ini.

" Ya, gue sedang sakit. Sekarang lo lepasin gue!" Titah Qiandra.

Exal pun segera melepaskan tangan Qiandra.

Dengan cepat Qiandra segera berlari dari hadapannya dengan hati yang kembali terlalu.

Air matanya nya mulai berjatuhan.

Dia akan berlari menuju toilet, tetapi, saat di koridor ia tak sengaja bertabrakan dengan Abraham yang telah selesai dari toilet.

"Qiandra!" Ucapnya sambil melihat wajah Qiandra yang penuh dengan air mata.

Tanpa menjawab perkataan Abraham, Qiandra segera berlari begitu saja melewati nya.

Abraham melihat ke arah depan setelah Qindra pergi begitu saja.

Mata tajam seseorang begitu menusuk ke arah Abraham.

Exal berjalan mendekat ke arah Abraham yang sedang berjalan ke arah nya untuk menuju kelasnya kembali.

Setelah jarak mereka cukup dekat Exal mencoba menghalangi Abraham.

"Jauhi Qiandra, dia Cewek gue." Ucap Exal, lalu segera pergi begitu saja tanpa menuju jawaban dari Abraham.

Ini bukanlah yang pertama kalinya Exal mengancam para laki-laki yang berniat untuk mendekati Qiandra.

Sudah banyak laki-laki yang sempat dekat dengan Qiandra, tiba-tiba menjauhinya karena diancam oleh mantan kekasihnya yaitu Exal.

Dia adalah mantan pacar Qiandra, namun sayang nya, sikap Exal tidak mencerminkan bahwa ia hanyalah mantan yang seharusnya dilupakan.

Exal, malah seperti pacar yang sangat posesif. Namun secara diam-diam, tidak berani memperlihatkan sikapnya yang sering cemburu dengan Qiandra yang banyak didekati para laki-laki.

Namun hari ini, saat kejadian pagi-pagi. Qiandra telah berani menyentuh nya lagi, maka ia telah kembali menjadi miliknya lagi.

Exal sudah merasa muak dengan apa yang terjadi.

Ia tidak peduli kedepannya nanti hubungan nya akan seperti apa. Dan siapa yang akan merasakan sakit hati di antara mereka.

Yang jelas ia tidak ingin berjauhan dengan Qiandra, teman masa kecilnya sekaligus mantan pacar nya yang masih di cintai nya sampai detik ini juga.

Exal sangat mencintai Qiandra lebih dari apapun.

Exal memutuskan Qiandra karena ada satu hal yang terus saja ia sembunyikan dari gadis itu. Ia tidak ingin Qiandra tau dan lebih sakit hati lagi, mungkin dia akan membencinya lebih dari sekarang.

Ini lah yang membuat nya harus merasakan sakit hati yang tak bisa diungkapkan pada siapapun.

Seolah-olah Qiandra lah yang paling tersakiti.

Mungkin jika Qiandra tau dan merasakan di posisi Exal, dia juga akan merasa hal yang sama rasa bersalah dan takut kehilangan pun menjadi satu.

Namun Exal tidak ingin Qiandra mengetahui semua itu dan akhirnya memilih untuk memutuskan hubungannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel