Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Penjelasan Raya

Bab 6 Penjelasan Raya

Setelah memberitahu perkembangan kasus penembakan terhadap Raya dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di tempuh, Jaka segera meminta maaf karena merasa Raya tidak suka dengan pendapatnya mengenai Hero. Lelaki itu kemudian berdiri lalu duduk di sebelah Raya seraya berucap, “Maafkan perkataanku tadi, aku hanya ingin melindungimu dari sesuatu yang mungkin bisa saja terjadi.” Melihat Raya tidak bergeming membuat Jaka berucap lagi, “Please!”

Raya memang tidak suka mendengar Jaka menghina Hero, tetapi ia tidak ingin memperpanjang hal itu lagi. Lalu wanita itu pun berkata, “Baiklah, tetapi saya tidak mau mendengarnya lagi,” sahut Raya dengan bersikap seolah acuh tak acuh.

Jaka tersenyum kepada Raya, ia meraih tangan wanita itu lalu menggenggamnya seraya mengajak, “Ayo kita lakukan lagi seperti waktu itu!”

Mendengar hal itu, entah mengapa Raya tidak mau menerima ajakan Jaka. Lalu ia pun menolaknya, “Maaf, saya sedang tidak ingin,” Raya segera menarik tangannya.

“Ayo lah Miss, aku janji akan membuatmu lebih puas dari yang kemarin,” rayu Jaka sambil menggoda Raya.

Raya tampak menggeleng berkata, “Tidak untuk hari ini.” Wanita itu kembali menolak, sepertinya Raya sedang tidak mood untuk digoda oleh Jaka.

Jaka tidak putus asa, ia lalu memegang paha Raya yang mulus lalu mengelusnya dengan perlahan dan berkata, “Ayo kita coba dulu, aku jamin Miss akan—“

“Cukup Jaka!” seru Raya sambil menepis tangan lelaki itu. Kemudian ia berdiri dengan kekesalan yang terpancar dari raut wajah cantiknya. “Jika tidak ada yang perlu dibahas lagi, sebaiknya Anda pulang Jaka!” serunya kemudian sambil membuang mukanya.

Jaka terlihat sangat terkejut mendengar penolakan dari Raya. Lelaki itu segera menarik senyumnya, terlihat kekecewaan yang terpancar dari sorot matanya. Padahal ia sangat berharap bisa melakukannya lagi dengan wanita itu sekarang. Pria itu pun berpikir jika semua ini gara-gara kehadiran Hero. Dengan kesal ia pun berucap, “Selamat siang Miss, permisi.” Kemudian Jaka segera berlalu dan pergi dari rumah Raya.

“Selamat siang,” sahut Raya dengan tetap berdiri di tempat, ia malas sekali untuk mengantar Jaka.

Raya kemudian segera berlalu mencari Hero untuk menjelaskan semuanya. Ia tidak mau lelaki itu jadi salah paham atas sikap Jaka tadi. Akhirnya wanita itu mendapati Hero sedang berdiri tegak di atas balkon sambil menatap lepas pemandangan di depannya.

“Hero, kamu jangan ambil hati atas sikap Jaka tadi! Dia hanya ingin melindungi saya. Terutama kepada orang yang baru dikenalnya,” ujar Raya sambil mendekati Hero dari arah belakang.

Mendengar itu Hero segera berbalik dan menatap tajam ke arah Raya lalu berkata, “Jika Miss takut dan tidak percaya, lebih baik saya pergi saja dari rumah ini?” Lelaki itu kemudian hendak berlalu, tetapi Raya segera menghalangi jalannya.

“Kamu jangan salah paham, tetaplah jadi bodyguardku!” pinta Raya agar Hero tidak pergi.

“Aku rasa Jaka bisa melindungimu Miss,” ujar Hero sambil meneruskan langkahnya.

Raya segera memegang tangan lelaki itu dan membujuk kembali, “Kumohon jangan pergi! Aku sangat membutuhkanmu, Hero.” Raya menatap Hero dengan sedikit memelas.

Hero menatap Raya dengan saksama, ia dapat melihat ketakutan dam kesepian yang terpancar dari sorot mata indah itu. Entah mengapa hatinya jadi tidak tega untuk meninggalkan Raya. Biasanya ia tidak pernah seperti ini jika sudah memutuskan sesuatu, tetapi Hero tidak bisa menolak keinginan Raya yang begitu kuat. Lelaki itu tampak memalingkan wajahnya lalu ia menghembuskan nafas panjang dan menoleh kembali seraya bertanya, “Apa alasan Miss sebenarnya menerima saya untuk jadi bodyguard?” Hero memasang wajah seriusnya.

“Karena saya percaya kamu bisa melindungi dan menjaga saya dengan baik,” jawab Raya sambil membalas tatapan Hero.

“Itu bukan jawaban Miss, semua bodyguarad akan melakukan tugasnya dengan baik. Bukan berdasarkan kepercayaan semata,” ujar Hero sambil tersenyum simpul.

“Memang itu alasan saya menerima kamu,” jawab Raya tetap pada pendiriannya.

Hero terus menatap tajam ke arah Raya sehingga membuat wanita itu ketakutan, “Jangan bohong! Saya tahu itu bukan alasan yang sebenarnya.”

Raya merasa tidak bisa berkutik lagi di hadapan Hero karena lelaki itu bisa menebak jalan pikirannya. Sambil mengangguk wanita itu pun berkata, “Baiklah akan kuberi tahu, tetapi kamu harus janji akan tetap menjadi bodyguardku!”

“Kalau begitu Miss harus menceritakan apa yang perlu saya ketahui agar saya bisa bekerja dengan maximal,” pinta Hero kemudian.

Raya kemudian menarik nafas panjang dan berkata, “Oke, sebaiknya kita bicarakan di sana!” Raya mengajak Hero untuk duduk di sebuah bangku yang dijawab anggukkan oleh lelaki itu.

Mereka kemudian saling duduk bersebelahan dan Raya mulai menceritakan semuanya mulai dari kasus pembunuhan suaminya hingga penembakan malam itu.

“Beberapa bulan yang lalu suami saya dibunuh oleh orang tidak dikenal dan sampai sekarang kasusnya belum juga terungkap. Baik itu pelaku dan motif dari pembunuhan itu sendiri karena minimnya bukti dan saksi.” Raya tampak berkaca-kaca mengingat malam naas itu. Wanita itu tampak menghela nafas panjang dan melanjutkan ceritanya kembali, “Saya kira setelah kematian beliau, bisa menjalani kehidupan seperti biasanya. Namun, ternyata saya pun menjadi target pembunuhan selanjutnya. Jika malam itu kamu tidak menolong, mungkin sekarang saya sudah dikubur. Jujur saya jadi takut untuk pergi ke mana-mana, tetapi saya juga jenuh di dalam rumah terus karena seperti hidup dibalik penjara. Saya yakin sekali jika pembunuh suami dan pelaku penembakan itu adalah orang yang sama,” tutur Raya dengan jelas.

Sementara itu Hero tampak mendengarkan dengan saksama sambil mengangguk. Ia kini mengerti jika posisi Raya sedang tidak aman sekarang ini. Lelaki itu semakin mantap untuk menjadi pengawal pribadi Raya karena ia ingin menjaga dan melindungi wanita itu sampai pelaku pembunuhan dan penembakan itu tertangkap. Sehingga Raya bisa hidup dengan aman dan tenang tanpa merasa ketakutan lagi. Setelah berpikir sejenak akhirnya Hero pun berkata, “Pelaku itu pasti sangat mengenal kalian, buktinya ia bisa melakukan hal itu tanpa meninggalkan jejak. Pasti dia sangat berhati-hati sekali agar yang dilakukannya tidak terungkap.”

“Saya takut Hero Jika suatu saat pelaku itu datang lagi dan kembali mencoba membunuh saya,” ujar Raya dengan ketakutan yang luar biasa.

Hero menatap Raya dan mengelus bahu wanita itu seraya berseru, “Sebelum tertangkap pelaku itu pasti akan terus memburu targetnya, tetapi Miss jangan takut! Saya berjanji tidak akan membiarkan seseorang menyakitimu, bahkan seekor semut sekali pun,” janji Hero dengan bersungguh-sungguh.

Mendengar hal itu Raya tampak tersenyum dan merasa lebih tenang. Ia merasa tidak salah memilih Hero untuk menjadi pengawal pribadinya.

Sambil memegang tangan Hero wanita itu pun berucap, “Terima kasih,” sekarang kamu sudah tahu semuanya dan saya percaya sama kamu,” sambungnya kemudian.

Kini Raya mempercayakan keamanan dirinya kepada Hero. Tentu bukan itu saja yang ia harapkan dari lelaki itu. Ada sesuatu yang sedang Raya pendam untuk saat ini. Ia akan mencari waktu yang tepat untuk mengutarakan semuanya kepada Hero.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel