Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pria Penyusup

Joko segera ke rumah saudaranya yang punya mobil, minta agar mengantar Jamila ke rumah sakit. Mereka datang tergopoh-gopoh dan membopong Jamila ke dalam mobil. Mereka segera melarikan Jamila ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, Jamila segera ditangani. Luka dikepala Jamila tidak terlalu parah, tapi Jamila masih belum sadar juga. Selang dua jam kemudian, Jamila sadar. Dia memegang kepalanya, mungkin masih terasa sakit.

“Bu, Jamila haus,” ucap Jamila pada Sri yang duduk disamping Jamila. Sri segera mengambil air minum untuk Jamila dan membantunya minum.

Jamila kembali istirahat lagi, hari sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Sri belum memejamkan matanya sama sekali. Lama kelamaan Sri mulai mengantuk, dia akhirnya tertidur didekat Jamila.

Ada seorang pria masuk ke dalam kamar inap Jamila yang saat itu diisi dua pasien. Pria itu menutup wajahnya dengan masker juga menutup kepalanya dengan Jaket hoodie. Pria itu mendekati Jamila yang tertidur pulas. Dia menaruh sesuatu di dalam air minum yang ada disebelah Jamila. Lalu pria itu keluar dari ruangan Jamila.

Esoknya Jamila ingin minum, dia mengambil air yang ada didekatnya. Dia tidak meminta bantuan Ibunya, karena Ibunya sedang mandi. Jamila meminum air itu, tidak berapa lama perutnya seperti ingin muntah. Jamila tidak kuat menahan rasa mual diperutnya, dia memuntahkan isi perutnya dilantai.

Tidak berapa lama, Sri keluar dari kamar mandi. Dia kaget melihat Jamila muntah segitu banyaknya. Tiba-tiba Jamila jatuh pingsan di atas ranjang rumah sakit. Sri segera menyuruh petugas kebersihan untuk membersihkan ruangan lalu memanggil perawat yang berjaga. Jamila lalu diperiksa, perawat menggelengkan kepala.

“Ada apa ini Bu?” tanya Sri dan Joko yang baru saja datang. Mereka takut jika Jamila sakitnya semakin parah. Mereka tampak khawatir, sambil menunggu perawat selesai memeriksa.

“Bu Jamila hanya keracunan Bu, apa dia tadi memakan sesuatu?” tanya perawat itu. Sri tidak tahu karena dia tadi sedang mandi. Perawat itu memperhatikan sekitar, mata perawat itu tertuju pada air minum yang ada didekat Jamila. Dia lalu membawa air minum itu keluar ruangan.

Tidak berapa lama Jamila sadar, dia menceritakan bahwa setelah minum perutnya merasa mual dan ingin muntah. Setelah itu Jamila jatuh pingsan karena tidak kuat. Mendengar penuturan dari Jamila dan perawat, Joko menyimpulkan bahwa ada yang menaruh racun didalam minuman Jamila. Mereka kini lebih hati-hati dalam menjaga Jamila.

Para tetangga dan saudara mulai berdatangan menjenguk Jamila. “Siapa mil yang melempar batu itu?” tanya bude Sanah. Mereka penasaran pelaku yang melempar batu ke kamar Jamila.

“Jamila tidak tahu bude, ketika saya melihat keluar jendela tidak ada orang. Eh pas saya berbalik malah dia melempar batu itu dan kena kepalaku,” jawab Jamila sembari duduk.

Mereka juga membicarakan tentang peristiwa keracunan Jamila pagi ini. Ada yang mencurigai Fadli adalah pelakunya. Tapi sebagian tidak mau berpikir negatif sebelum menemukan bukti. Mereka pamit pulang, karena Jamila harus istrahat. Kini tinggal Joko dan Sri yang menunggui Jamila.

Joko lebih berhati-hati lagi, ponsel Joko berdering. Dia segera keluar dari ruangan agar tidak mengganggu Jamila yang sedang istirahat. Ternyata telfon dari Bu Santi, pasti menanyakan soal pernikahan Jamila.

‘’Joko, kapan pernikahan Jamila dan Aji dilaksanakan? Aku harap setelah Jamila keluar dari rumah sakit, pernikahan mereka segera dilaksakan,” kata Bu Santi.

“Baik Bu, atur saja semua saya akan menurut,” jawab Joko. Bu Santi selalu menekan Joko agar Jamila dan Aji cepat menikah tanpa mau tahu keadaan Jamila saat ini.

Setelah selesai mengobrol dengan Bu Santi Joko masuk kembali keruangan Jamila. Sri tahu pasti yang menelfon adalah Bu Santi karena raut wajah Joko jadi berubah murung. Sri merasa kasihan pada Joko yang selalu ditekan Bu Santi.

Joko duduk sambil memikirkan suatu hal, Joko memikirkan pernikahan Jamila. Joko memutuskan untuk menemui perawat, menanyakan kapan Jamila bisa pulang. Kata perawat besok atau lusa Jamila sudah diperbolehkan pulang. Dengan Jaminan jika tidak ada yang memasukkan racun lagi ke makanan Jamila.

Malamnya Joko dan Sri menunggu Jamila. Joko keluar sebentar untuk membeli kopi di kantin rumah sakit. Dia seperti melihat Fadli sedang keluar dari kantin. Joko membeli kopi lalu meminumnya di kantin. Sedangkan Sri tidur bersama Jamila.

Pria penyusup itu masuk ke dalam ruangan Jamila dan mulai mencampur minuman Jamila dengan racun lagi. Sri ternyata diam-diam terbangun dan membuka matanya.

“Siapa kamu?” tanya Sri sambil berdiri dan mencoba meraih tangan pria itu. Tapi tidak kena karena pria itu mengelak dan tanganmu menendang air minum tadi hingga tumpah ke lantai. Pria penyusup itu gugup, lalu berlari keluar, Sri mencoba mengejarnya tapi Jamila malah terbangun.

Di karidor rumah sakit pria itu berjalan tergesa-gesa, dia tidak ingin identitasnya ketahuan oleh keluarga Jamila. Dia tidak mau jika dilaporkan ke polisi dan dua ditahan. Dia membuka maskernya agar tidak dicurigai oleh satpam.

Karena terburu-buru, pria itu menabrak Joko yang balik dari kantin. “Fadli....” Joko kaget ketika melihat wajah pria yang menabraknya itu. Seketika Joko kepikiran Jamila, dia segera meninggalkan Fadli dan berlari keruangan Jamila.

“Jamila...,” panggil Joko ngos-ngosan karena khawatir Jamila diracuni lagi. Jamila dan Sri menatap heran Joko yang tampak panik di depan pintu. Sri mendekati Joko, joko merasa lega saat melihat Jamila sudah bangun.

Joko bercerita pada Sri bahwa dia bertemu dengan Fadli di karidor. Sri juga bercerita tadi ada orang yang berniat meracuni Jamila lagi namun gagal karena Sri terbangun dan air minumnya tumpah. Joko dan Sri mencurigai pelakunya adalah Fadli.

“Siapa Pak, yang tadi masuk ruangan Jamila?” tanya Jamila berharap Bapaknya mau jujur padanya karena ini menyangkut keselamatan dia. “Apa dia Fadli?” tanya Jamila lagi karena Joko tidak kunjung menjawab.

Joko dan Sri saling pandang, Sri memberi kode agar Joko berkata jujur. Joko mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan terakhir Jamila. Jamila langsung emosi dan melempar gelas yang ada didekatnya. Seketika pasien yang ada di samping juga terbangun. Mereka faham jika ada penyelundup masuk keruangan Jamila.

Paginya Joko ke rumah, dia melihat rumahnya berantakan sekali. Pot bunga berserakan kursi dan meja tidak beraturan, dia menemukan sebuah gelang yang tergeletak dilantai. Sepertinya gelang itu milik pelaku yang tertinggal. Joko mengambil gelang itu dan memperhatikannya.

Pak Uyun datang untuk memberitahu Joko, kalau pelakunya sudah tertangkap dan sedang sidang di rumah RT. Joko dan Pak Uyun ke rumah RT untuk melihat siapa pelakunya.

“Mas Juki...,” ucap Joko ketika melihat siapa yang ada dihadapnnya. Joko tidak menyangka jika pelaku adalah Juki. Juki merupakan Kakak tertua Joko.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel