Prolog
‘Nyatanya, meski bermaksud melupakan, aku justru tenggelam mengingatmu semakin dalam.’
“Je t’aime.”
Mata wanita itu mengerjap pelan. Lalu mencoba duduk dan menghela napas pelan. Memejamkan mata sejenak sambil memijit pelipisnya. Pukul 02.00 dini hari. Dia kembali terjaga untuk kesekian kalinya. Diraih gelas berisi air putih yang selalu tersedia di nakas samping ranjang tidur. Dan kembali merebahkan kepala, setelah meneguk setengah air dari gelas. Meski tidak yakin akan segera kembali tidur.
Dia menoleh ke arah foto yang diletakkan di atas meja rias. Lagi. Potret itu yang menjadi fokusnya. Foto itu kembali membuka ingatan tentang masa, yang sampai saat ini sering membuatnya terjaga. Sudah empat tahun silam, tapi semua terasa baru saja terjadi jika ia terjaga seperti ini. Sosok itu tak pernah hilang dalam ingatan. Dan masa empat tahun lalu kembali menyeruak sesaat senyum dalam potret itu terasa nyata di matanya.
***