Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

Penyelamatan memang datang tapi datangnya dua jam setelah aku tenggelam ke dasar.

Sebuah wajah yang familier terus memanggilku berulang kali. Dia adalah Batara, teman baik Andre.

Namun, saat itu semuanya sudah terlambat.

Aku telah duduk di samping mereka dalam bentuk arwah.

"Andre, aku tidak melihat Tania, apa kamu yakin tempatnya benar di sini?"

Aku mendengar suara dingin Andre melalui interkom.

"Kalau belum ketemu, berarti dia pasti sudah naik ke darat sendiri, kenapa panik begitu."

"Kembalilah saja, masih ada orang lain yang harus diselamatkan."

Batara terdiam sejenak.

"Tapi...."

"Tidak ada kata tapi, dia akan baik-baik saja."

"Sebelumnya, dia saja bisa meninggalkan ibuku sendirian. Dia pasti bisa menyelamatkan diri dari banjir yang tidak seberapa ini."

"Jangan bawa perasaan pribadi ke dalam pekerjaan, Batara."

"Aku sangat sibuk sekarang, jangan ganggu aku untuk hal-hal yang tidak penting seperti ini."

Bagaimana bisa aku masih merasakan sakit hati setelah menjadi hantu?

Kesedihan di hatiku meluap seperti air bah saat aku mendengarkan suara Andre.

Setelah lima tahun menikah dengannya, bahkan meski hanya sekedar benda yang hilang pun harus dicari, apalagi aku, seorang perempuan yang sedang mengandung anaknya di dalam perutku.

Namun, mungkin bagi Andre, aku dan bayi yang ada dalam kandunganku tidak lebih penting daripada sehelai rambut di kepala Yerika.

"Andre, gimana kalau kamu juga datang ke mari, bantu kami cari bersama...."

"Batara," teriak Andre dengan sedikit tidak sabar.

"Jangan kira aku tidak tahu tentang semua hal yang terjadi antara kamu dan Tania. Aku ulangi sekali lagi ya, jangan bawa perasaanmu ke dalam pekerjaan!"

Ada apa denganku dan Batara?

Air mata menetes membasahi wajahku sekali lagi. Aku tidak bisa menahan diri lagi dan tertawa terbahak-bahak.

Rupanya seperti itu. Selama ini, suamiku ternyata diam-diam berspekulasi tentangku. Dia menganggapku sebagai orang jahat dan penipu yang penuh kebohongan.

Status kami memang suami istri, tetapi di dalam hati Andre, kami sebenarnya adalah musuh.

Untungnya aku sudah mati dan tidak perlu menghadapinya lagi.

Memikirkan hal ini, aku akhirnya merasa lega setelah sekian lama tak kurasakan.

Aku mengikuti Batara kembali ke tempat penampungan sementara.

Sekilas, aku melihat Andre.

Saat ini, dia tidak pergi keluar untuk melakukan penyelamatan, melainkan hanya menjaga Yerika di sisinya dengan sepenuh hati dan ekspresi lembut di wajahnya.

Sementara itu, wajah Yerika pucat dan seluruh tubuhnya menggigil terus menerus.

"Hari ini, Kak Tania mengajakku bermain arung jeram. Awalnya aku tidak mau ikut, tapi karena dia ini adalah istri Kak Andre, aku tidak enak buat menolaknya. Hanya saja aku tidak menyangka akan terjadi banjir bandang secara tiba-tiba begini...."

"Dasar pembawa sial!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel