Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

9. Status yang Tidak Jeas

Jum'at sore, di depan balkon kamar atasnya yang kosong. Arjuna menikmati hisapan nikotinnya dengan baik. Asal putih sesekali mengepul di udara. Sesekali ia menghisapnya dengan kuat.

Angin sore yang sejuk, memainkan anak rambutnya yang mulai panjang melebihi matanya.

"Assalamu'alaikum ...," sapa sebuah suara membuyarkan kenikmatan Arjuna.

"Wa'alaikum salam ...," jawab Arjuna sambil meletakkan rokonya diasbak. Lalu turun dan membuka pintu rumahnya.

"Pak Arjuna?" tanya tamunya dengan sopan.

"Iya..,." jawab Arjuna.

"Ada undangan dari Pak RT untuk bapak." Pria paruh baya itu memberikan selembar undnagan yang dilipat rapi kepada Arjuna.

"Oya Saya Fariz. Rumah saya di nomer 28." Pak Fariz memperkenalkan diri.

"Oh iya Pak, Maaf ya Pak Fariz saya belum kenalan sampai jauh," kata Arjuna sambil mengulurkan tangannya.

"Iya Pak Jun, ndak apa-apa. Bapak pasti sibuk." Pak Fariz menyambut uluran tangan Arjuna.

"Kami tunggu ya Pak kehadirannya, besok malam. Mari Pak Juna." Pak Fariz pamitan kepada Arjuna. Yang dibalas anggukan oleh Arjuna.

Selepas Pak Faiz menghilang, Arjuna menutup kembali pintu rumahnya. Menatap undangan di tangannya.

Sesekali senyum simpul terlukis di bibirnya.

"Minggu lalu gua dapet undangan karang taruna. Minggu ini gua dapet undangan bapak-bapak. Terus status gue itu bapak atau remaja yaa? Gak jelas banget siih. Haa ha haa ...," gumamnya sambil meletakkan undangan itu begitu saja di meja depan tivi.

??????????

"Mas Joker ... sore-sore gak baik loo ngelamun," celoteh Syakeyla mendapati Arjuna duduk melamun di teras rumahnya.

Kebetulan ia sedang dimintai tolong Mamanya membeli sabun cuci piring di warung.

"Hei ... Key ... main sini!" panggil Arjuna melihat Syakeyla dengan santuynya berjalan tanpa menoleh hanya menyapanya saja.

"Bentar Mas ... aku masih di suruh Mama ... daripada kena nyanyian indahnya. Ntar aku balik lagi. Siapin makanan enak ya ...!" teriak Syakeyla di depan jalan rumah Arjuna.

Arjuna hanya menggeleng melihat kelakuan bocah itu.

"Iya sono cepet ...!" jawab Arjuna tak mempedulikan Syakeyla yang hanya nyengir penuh kemenangan.

"Dasar yaa bocah.. kelakuan macam apa kayak gitu. Gak ada sopan-sopannya. Tapi kok gue suka ya ...."

Plook.

Tepuk jidat.

?????????

Hanya selang sepuluh menit, Syakeyla sudah duduk anteng di depan ruang tivi Arjuna sambil menikmati cake oreo lumer dari kulkas pemiliknya.

"Mas Joker sumpah ini makanan enak banget. Key abisin yaa ...!" kata Syakeyla tanpa mempedulikan sorot mata tajam sang pemilik rumah yang sedari tadi menatapnya takjub.

"Habisin Key.. kalo kurang ambil sono sendiri." Akhirnya setelah seper sekian detik Arjuna menjawab permintaan Syakeyla.

"Mas Jun ...!"

"Apa?"

"Mas, hati-hati sama Tante Wiwit. Jangan deket-deket yaa ...!" Tiba-tiba saja Syakeyla berseru dengan wajah tanpa dosanya.

"Emang kenapa sama Wiwit, Key?" tanya Arkuna kepo.

"Gak pa-pa siih. Cuma tante Wiwit itu rada aneh. Dia itu gak mau kumpul sama ibu-ibu sini. Gosipnya siih.. Tante Wiwit suka godain bapak-bapak yang di sini. Apalagi yang ganteng kayak Mas Joker."

Arjuna mendengarkan ocehan Syakeyla yang terkadang terdengar sangat lucu. Karena berbicara dengan mulut penuh makanan.

"Emang sudah ada yang pernah membuktikan?" tanya Arjuna penuh selidik.

"Mas Joker tahu Tante Sofi?" tanya Saykeyla.

"Ibu yang punya warung di depan itu kan?" jawab Arjuna yang dibalas anggukan oleh Syakeyla.

"Kenapa dengan Bu Sofi?" tanya Arjuna lagi.

"Suami Tante Sofi tergoda sama Tante Wiwit, keduanya sering bertemu sampai akhirnya ketahuan Tante Sofi sendiri. Akhirnya Tante Sofi dan suaminya bercerai. Padahal waktu itu Tante Sofi sedang hamil." tutur Syakeyla kalem.

Arjuna menghela napas panjang mendengar cerita Syakeyla. Ada rasa percaya dan tidak percaya di hatinya.

"Key.. elo mau di sini sampai malam atau pulang?"

"Di sini aja deeh Mas. Males ketemu sama si Ben ketua kartar resek itu. Pasti dia nanti malam ke rumah Key."

"Ya udah jaga rumah baik-baik yaa.. Aku mau ke balai RT. Ada pertemuan bapak-bapak disana."

"Haa haa haa...." Tawa keras Syakeyla langsung membahana mendengar Arjuna pamit mau ikut rapat Bapak-bapak.

"Kenapa elo ketawa kayak gitu, Key?"

"Mas Joker, gak jelas. Udah bapak-bapak tapi gak punya istri. Masuk karang taruna tapi usia udah udzur."

"Key.. aku masih dua puluh limaa... ingat dua puluh lima belum empat puluh. Jadi, aku masih muda."

"Masih muda apanya? Nee udah dapet undangan bapak-bapak. Jadi udah pantes jadi bapak-bapak," olok Syakeyla sambil terbahak-bahak.

"Puas-puasin deeeh... ngolok-olok aku. Awas saja suatu saat aku bales," celoteh Arjuna.

"Wuiiih ... Dendam nee ceritanya," balas Syakeyla.

"Suka-suka gue!" ucap Arjuna sambil masuk kamar, mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman sebelum berangkat ke acara pertemuan bapak-bapak.

"Jaga rumah baik-baik yaa anak manis," pamit Arjuna sebelum berangkat.

"Beres, Mas Joker ...," balas Syakeyla sambil mengedipkan satu matanya ke arah Arjuna. Membuat Arjuna melototkan matanya selebar daun kelor.

Membuat Syakeyla kembali terkekeh.

??????????

Sepeninggal Arjuna.

Suara ponsel Syakeya berdering beberapa kali. Membuatnya jengah apalagi melihat id pemanggilnya. Membuat Syakeyla enggan mengangkat. Dan ini sudah yang ke-dua puluh kalinya ponselnya berbunyi dengan nama yang sama. Ben.

"Nyebelin."

"Haloo ...." Akhirnya Syakeyla mengangkat tapi dengan hati yang setengah-setengah.

"Key.. kamu dimana?" tanya si penelpon dengan nada marah.

"Gak penting."

"Penting tahu. Aku udah nelpon kamu dua pukuh kali."

"Baru juga dua puluh kali belum seratus kali kan."

"Keyy ... dimana siih kamu."

"Kencan. Dan kamu udah ngerusak suasana kencan aku."

"Kencan? Sejak kapan kamu punya pacar?"

"Sejak hari ini. Udah yaa, cowok aku udah mendelik nee... Gak mau ceweknya terlalu lama bicara di telpon."

Syakeyla langsung menutup line telponnya dan tertawa ngakak gak jelas.

"Syukurin kamu Ben. Nyebelin banget siih. Udah dibilangin aku gak suka juga masih aja ngebet. Nemplok pula gak jelas. Hii hi ... males banget," omel Syakeyla sambil terus mengunyah lumer cake nya Arjuna tanpa henti.

"Cowok dari mana juga. Haa haa haa... Yang ada nee aku malam mingguan sama cake yang luwar biasa uweeenaakknya. Kayaknya alu harus bilang makasi banyak-banyak sama Mas Joket." Syakeyla tak henti-hentinya mengoceh sendiri.

"Apanya yang luwar biasa Key?" Tiba-tiba ada suara Arjuna memotong ocehannya.

"Lhoo Mas Joker, kapan pulang? Kok aku gak denger suara pintu dibuka siih."

"Kamu terlalu sibuk sama cake lumer itu siih. Terus ngoceh-ngoceh sendiri gak jelas gitu. Terang saja gak tahu aku pulang."

"Lagian kok cepet sih Mas?"

"Yaa kan cuma bahas kerja bakti doang sama iuran retribusi bulanan. Ngapain lama-lama."

"Oohh...."

"Mas Joker, Key sembunyi di sini dulu yaa... Soalnya Ben nyariin Key dari tadi. Akhirnya Key bilang kalo lagi kencan." Lanjut Syakeyla.

"Haa haa haa... Iyaa bole. Asal ngomong sama mama papa kamu. Biar gak di cariin." Arjuna hanya bisa terpingkal-pingkal mendengar ocehan Syakeyla.

Sesekali dielusnya pucuk kepala Syakeyla dengan gemas.

??????

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel