Bab.3. Bertemu Dengan Charlie Ma
Pulul 10.00 pagi, butik eksklusif milik Bella Yuen dibuka oleh karyawatinya. Bos mereka sudah sibuk di ruang kerjanya sejak satu jam yang lalu.
Ada pesanan gaun keluarga pengantin sebanyak selusin yang harus Bella Yuen selesaikan untuk acara pernikahan minggu depan.
Bella Yuen mengecek hasil pekerjaan penjahitnya, detail gaun-gaun yang berjejer di manekin di ruangan itu sungguh rumit.
Desain Bella Yuen sangat eksklusif sehingga tidak ada yang bisa menyamainya di seluruh penjuru kota Yang Dong. Nama butiknya adalah 'Bella's Special Touch' yang artinya sentuhan spesial Bella.
"Myra, kurasa gaun yang nomor 2 butuh tambahan detail mutiara putih di bagian dada yang kosong ini," ujar Bella Yuen pada penjahitnya seraya menunjuk bagian gaun di manekin nomor 2.
"Baik, Nyonya. Akan aku tambahkan nanti. Apa ada lagi tambahan untuk gaun nomor 2?" balas Myra Yu sembari mencatat pekerjaan tambahannya.
"Untuk gaun nomor 2 cukup. Aku ingin gaun nomor 4 dan 5 diberi tambahan tile sutera 2 layers di bagian dalam gaun untuk menambah kesan grande gaun kedua ibu mertua pengantin," ucap Bella Yuen pada Myra Yu yang langsung dicatat oleh asisten desainernya itu.
"Untuk yang lain kurasa sudah cukup hingga jadwal fitting gaun. Semoga tidak butuh banyak perubahan. Kerjakan dengan cepat ya, lusa mereka akan fitting ke mari," pesan Bella Yuen lagi.
Setelah itu Bella Yuen berjalan ke ruang kantornya untuk mengecek ponselnya. Pagi ini dia belum bertemu dengan suaminya. Sepertinya cito semalam berlanjut hingga pagi. Dia tidak merajuk, hanya saja dia mulai merindukan suaminya.
Ada panggilan tak terjawab dari id caller 'Suamiku', dia pun segera menelepon balik nomor suaminya dengan fitur video call.
"Halo, Sayangku," jawab suaminya dengan suara bass indahnya.
"Halo, Dokter Ryan. Baru pulang?" balas Bella Yuen seraya tersenyum mendengar suara suaminya di telepon.
"Iya, semalam ada beberapa pasien kritis yang harus segera ditangani di OK. Maafkan aku, Sayang, aku meninggalkanmu semalaman. Pukul berapa kau pulang nanti? Aku akan menebusnya dengan tubuhku setelah kau pulang," ujar Ryan Xu panjang lebar seolah dia melakukan kesalahan yang besar pada istrinya.
"Oohh kau manis sekali, Suamiku. Aku tidak marah padamu kok. Tapi, aku mau tubuhmu berada di dalamku tentunya ... Pukul 17.00 mungkin aku sudah sampai di rumah bila tidak ada pekerjaan tambahan," balas Bella tersenyum merona seraya menatap wajah tampan suaminya di layar ponselnya.
"Baiklah, aku akan tidur sebentar, Sayang. Tubuhku butuh tambahan energi. Sampai nanti ...,"
ucap Dokter Ryan Xu seraya melambaikan tangannya pada Bella melalui layar ponsel.
"Sampai nanti, Suamiku!" balas Bella Yuen meniupkan ciumannya dengan manja ke layar ponselnya.
Seusai Bella Yuen menelepon suaminya, karyawatinya mengetuk pintu ruang kantornya.
"Ya, masuk," ucap Bella Yuen.
Karyawatinya itu pun masuk ke ruang kantor Bella Yuen lalu berkata, "Nyonya, ada seorang pria yang mencari Anda. Katanya dia kakak Nona Rheina Ma."
Bella belum pernah bertemu kakak laki-laki Rheina Ma, sahabatnya yang juga desainer baju terkenal. Ada apa pria itu berkunjung ke tempatnya sepagi ini?
"Baik, Sonia. Aku akan turun segera. Terima kasih," jawab Bella Yuen singkat.
Dia pun segera berjalan turun bersama Sonia ke lantai 1 untuk menemui tamunya.
Pria tampan itu duduk santai dengan bertumpang tali di salah satu sofa yang ada di tengah lobi. Dia memandangi Bella Yuen yang berjalan mendekat ke arahnya.
'Wanita yang sangat cantik,' batinnya. Dia pun berdiri menyambut Bella Yuen.
"Hai, selamat pagi, Nona Bella Yuen," sapa pria itu seraya mengulurkan tangan kanannya pada Bella Yuen.
Bella Yuen pun menjabat tangan pria itu seraya berkata, "Hai, selamat pagi. Maaf dengan Tuan siapa saya berbicara?"
"Charlie Ma, kakak Rheina," jawab pria itu.
Pria itu gagah dan tampan. Rambutnya bergelombang berwarna hitam legam terpotong rapi. Mata sipitnya berwarna hitam dengan sepasang alis gelap tebal di atasnya, tulang wajahnya begitu tegas, dan bibirnya penuh berwarna merah muda. Mungkin satu-satunya pria yang dapat mengimbangi ketampanan dan pesona suaminya, batin Bella Yuen. Namun, dia segera menipis pikirannya, dia sudah menikah!
"Baiklah. Tuan Charlie Ma, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Bella Yuen mempersilakan pria itu untuk duduk di sofa sementara dia duduk di sofa seberang pria itu.
"Aku ingin membuat beberapa setelan jas untuk kerja dan 2 buah tuxedo untuk pesta," ucap Charlie Ma dengan lugas.
"Ohh baiklah. Mungkin kami bisa mengukur tubuh Anda dan memilih warna kain serta jenisnya, ada beberapa model jas yang bisa Anda pilih di katalog mode nanti, Tuan Charlie Ma," jawab Bella Yuen seperti standar pelayanan customer.
Charlie Ma mendengarkan perkataan Bella Yuen dengan penuh perhatian, dia terpesona dengan sahabat adiknya itu. Kemana saja dia selama ini hingga melewatkan wanita secantik Bella Yuen? rutuknya dalam hati.
"Aku ingin Anda sendiri yang mengukur tubuhku, apa bisa?!" ucap Charlie Ma dengan nada yang tak dapat ditawar.