Bab.10. Semalam Bercinta Saat Mabuk
Seperti rencananya tadi siang, Charlie Ma mengunjungi kelab malam eksklusif di Kota Yang Dong. Dia adalah member premium di kelab itu. The Desert Oasis, nama kelab malam itu. Cocok sekali dengan fungsi tempat itu. Sebuah oasis yang menjadi sumber mata air di tengah padang gurun gersang.
Bergalon-galon bir dan minuman keras lainnya begitu laris dipesan oleh pengunjung yang kehausan di meja bartender.
Semakin malam pengunjung kelab malam itu semakin membludak. Muda-mudi berdesakan di lantai dansa dengan diterangi lampu disko yang berputar-putar dengan cahaya warna-warni menambah semarak malam.
Musik remix DJ membahana di dalam kelab malam itu, irama yang rancak dan menghentak-hentak itu seolah membuat pengunjung yang setengah teler semakin bersemangat menggoyangkan tubuhnya di lantai dansa.
Pria itu tampil mempesona dalam balutan setelan jas mahalnya yang berwarna silver kelabu dengan kemeja putih yang terbuka dua kancingnya dari atas memamerkan dada bidangnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna gelap. Membuat penampilan pria itu nampak semakin maskulin. Otot-otot padat tercetak di balik setelan jas mahal itu.
Para wanita yang berpapasan dengannya menatapnya dengan tatapan lapar dan menggoda. Charlie Ma menikmati reaksi para wanita yang semacam itu terhadapnya. Dia telah mengalami suatu krisis kepercayaan diri semenjak Bella Yuen mengacuhkannya. Dia ingin sejenak melupakan wanita itu dari pikirannya.
Charlie Ma memesan minuman ke bartender sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan di kelab. Dia sedikit menggoyang-goyangkan badannya menikmati musik DJ.
Tak lama kemudian seorang wanita dalam balutan gaun cocktail hitam berjalan sempoyongan ke bar. Charlie Ma seakan tak mempercayai matanya. Wanita yang setengah mabuk itu mirip sekali dengan Bella Yuen.
"Bella?" sapa Charlie Ma.
Wanita itu menoleh ke arah Charlie Ma yang duduk di kursi bar di sebelahnya. "Ohh, hai Charlie!" ucapnya seraya tersenyum dengan mata yang tak fokus.
"Long Island, please!" pesan Bella Yuen ke bartender.
Bartender itu pun segera melayani pesanan Bella Yuen. Segelas long island segera siap di meja bartender. Bella meminumnya dengan beberapa tegukan seperti meminum air putih. Charlie Ma memperhatikannya dengan penuh perhatian dan dalam beberapa detik kemudian tubuh Bella limbung. Pria itu segera menangkapnya sebelum terjatuh ke lantai.
Charlie Ma menyandarkan tubuh Bella Yuen ke tubuhnya, dia membayar minumannya dan minuman pesanan Bella dengan kartu debitnya ke bartender itu. Kemudian dia memapah wanita itu keluar dari kelab menuju ke mobil Lamborghini-nya di parkiran.
Sungguh beruntung dia malam ini, tanpa harus mengejar Bella Yuen, wanita itu malahan jatuh ke dalam pelukannya. Tentu saja, dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Malam ini akan jadi malam yang indah untuknya.
Kemudian Charlie Ma mendudukkan Bella Yuen di kursi penumpang dan memasangkan seat belt ke tubuhnya. Wanita itu sepertinya teler berat. Melihat caranya minum long island seperti tadi, jelas saja Bella dengan mudah menjadi teler. Charlie Ma pun berlari ke kursi pengemudi lalu tancap gas meninggalkan parkiran kelab menuju ke penthouse apartmentnya.
Sesekali dia melirik ke arah Bella, tapi nampaknya Bella tidak ada tanda-tanda sadarkan diri. Wanita itu sepertinya tertidur setelah mengalami mabuk berat. Charlie Ma memacu kecepatan mobilnya karena jalanan sudah sepi mendekati tengah malam.
Akhirnya dia sampai di basement apartmentnya, dia pun segera memarkir Lamborghini-nya lalu menggendong Bella dalam pelukannya. Wanita itu terkulai lemas tak sadarkan diri.
Charlie Ma naik ke lantai 30, penthouse-nya terletak di lantai paling atas gedung. Hunian paling elite di kota Yang Dong, Pagoda Phoenix Heritage.
Sesampainya di depan unitnya, Charlie Ma memindai retina matanya untuk membuka unit apartmentnya. Dia pun kemudian masuk ke dalam sembari menggendong Bella Yuen.
Dia menurunkan tubuh Bella ke atas ranjang king size miliknya. Charlie Ma menatap tubuh wanita itu. Betapa molek tubuh itu dengan buah dada yang menyembul dari kerah rendah cocktail dress hitam yang dia pakai. Kulitnya seputih susu dan nampak halus.
Tanpa menunggu lama, Charlie Ma pun melepaskan pakaiannya sendiri lalu melucuti cocktail dress yang dikenakan Bella Yuen. Masa bodoh dengan norma kesopanan! Dia harus menikmati malam ini bersama wanita yang sudah membuatnya merana berhari-hari lamanya.
"Bella ...," panggilnya.
Wanita itu bereaksi, tubuhnya bergetar perlahan di bawah sentuhan bibir Charlie Ma di pipinya. Dia mendesah seraya berujar, "Ryan ... Suamiku .... "
Rasanya dada Charlie Ma panas mendengar Bella memanggil nama suaminya ketika mereka sedang bersama di atas ranjang. Dia pun melumat bibir ranum Bella dan dibalas dengan sambutan yang bersemangat oleh wanita itu, mereka saling membelitkan lidah bertukar saliva.
Tangan Charlie Ma bergerilya di atas tubuh polos Bella Yuen membelai gunung kembar yang membulat penuh serta meremasnya, membuat Bella mengerang dan mendesah seraya melengkungkan punggungnya. Dia mengaitkan betisnya ke pinggang Charlie Ma, menginginkan tubuh pria itu di dalam tubuhnya.
Dengan senang hati Charlie Ma menembus milik Bella Yuen yang lembut. Wanita itu menjerit kencang ketika mereka bersatu.
Dalam pikiran yang berkabut karena alkohol, Bella Yuen merasakan sensasi yang berbeda dari biasanya ketika bercinta dengan suaminya. Lebih intens, lebih ketat di dalam dirinya dan gerakan yang tanpa keraguan membawanya melayang-layang dalam kenikmatan. Suara geraman maskulin yang konstan ketika tubuh mereka bergesekan satu sama lain dengan gairah yang membara.
"Jadilah milikku, Bella ... aku mendambakanmu," gumam Charlie Ma di tengah pusaran hasrat yang menghanyutkannya.
Suara maskulin yang dalam dan gelap itu menyentuh jiwa terdalam Bella. Dia seolah tak sanggup menolak hasrat pria itu di alam bawah sadarnya. "Aku milikmu, Sayang ...," ucap Bella Yuen masih memejamkan matanya yang berat karena alkohol di dalam darahnya.
Pria itu sangat bahagia mendengar ucapan Bella. Dia memagut bibir Bella yang manis dan kenyal berkali-kali, membuat wanita itu mendesah dalam gairah. "Aku ingin lebih aakkh ...," desah Bella Yuen lagi.
Charlie Ma pun menghentak-hentakkan pinggulnya dengan ritme yang konstan dan cepat hingga mereka sampai ke puncak kenikmatan bersama-sama. Sensasi meledak-ledak dalam kepalanya membuatnya merasa bahagia. Dia pun membaringkan tubuhnya di sebelah Bella Yuen seraya menatapnya dengan mesra.
Sepertinya wanita itu kelelahan dan tertidur. Charlie Ma merengkuhnya dalam dekapannya lalu membelai tubuh Bella dengan lembut. Percintaannya dengan Bella berbeda dengan wanita-wanita lain yang pernah menghangatkan ranjangnya. Dia tak pernah mau menemani wanita setelah selesai bercinta dengannya. Tak ingin terlibat secara emosi pada partner ranjangnya maupun komitmen yang membuat hidupnya menjadi rumit.
Bersama Bella Yuen, dia merasa yakin dan bersedia menyerahkan segala yang dia miliki hanya untuk selalu bersama dengan wanita ini.
Charlie Ma berpikir dalam tentang cara merebut Bella dari Dokter Ryan Xu. Dia harus segera menemui detektif swasta untuk menyelidiki segalanya tentang rumah tangga Bella. Pasti ada sesuatu yang dapat dia gunakan untuk menghancurkan rumah tangga Ryan Xu dan Bella Yuen.
Setiap pria pasti bisa jatuh dalam godaan wanita cantik. Mungkin sebaiknya dia mengirim wanita cantik untuk menggoda Dokter Ryan Xu sehingga dia bisa menghasut Bella Yuen untuk meninggalkan suaminya dan masuk dalam dekapannya. Apa pun caranya untuk mendapatkan Bella pasti akan dia lakukan!