Why are you trying to learn us, Mr President?
"Well Terima kasih, tapi aku tidak mau. aku akan berikan ini untukmu, habiskan sepuluh juta ini untuk re-edukasi. karena aku masih marah atas apa yang kau katakan tentangku di bandara dan bahkan sekarang.”
Justin memandang Ariel yang pergi dengan sangat riang. Seringai kecil terlihat di wajah dan pikirannya.
'kau tidak bisa diam begitu saja ?! karena kau berani mengatakan itu padaku maka kau harus siap untuk dihukum. Aku tidak mengizinkan siapapun untuk berbicara dengan ku seperti itu. untuk itu aku akan membuatmu bekerja untukku. Aku akan menaklukkanmu!’
Setelah berpisah dengan Ariel, Justin menuju gedung perusahaannya. selama di perjalanannya ke sana dia terus bertanya-tanya apa yang menurut gadis itu sangat sangat penting. Dia tampak seperti gadis bodoh pada pandangan pertama tetapi cara dia menangani masalah ternyata lebih pintar daripada para profesional. Sesampainya di kantor Justin memerintahkan sekretaris untuk mengirimkan file saham perusahaan kepadanya ke kantornya. beberapa hari ini terasa seperti neraka baginya. dia melepaskan nafas lega karena semua masalah itu pada akhirnya menemukan solusi lebih cepat dari yang diharapkan.
"Masalah ini akhirnya berakhir. walaupun kita bertemu secara kebetulan atau tidak dia benar-benar banyak membantuku. Tanpa dia aku akan kehilangan perusahaan di mana aku mulai tahu bagaimana menjadi sukses dengan mengandalkan diriku sendiri, perusahaan ini sangat berarti. Aku benar-benar tidak keberatan kehilangan perusahaan lain, tetapi perusahaan ini sangat berharga bagi ku. "
Wajah Ariel muncul di benaknya, dia ingat bagaimana Ariel mengendalikan situasi meskipun dia baru dalam hal ini dan tanpa posisi yang cocok. dia terus berpikir bahwa caranya melakukan sesuatu terlalu baik untuk gadis sederhana yang malang. Justin melihat di mejanya file dengan informasi Ariel di dalamnya dia menyadari bahwa dia tidak membacanya dengan detail karena pekerjaannya. dia membuka file itu dan mulai membaca.
Nama, Ariel swan. Ulang tahunnya pada 8 Agustus dan dia berusia dua puluh dua tahun.
"Well hello... Lihat ini dia hanya dua tahun lebih muda dariku."
Kata Justin dan lanjut membacanya.
Dia dicintai oleh semua tetangganya, dia tidak hanya baik dan manis tapi juga sangat pintar. dia memenangkan beasiswa pertamanya pada usia tiga belas tahun dan kemudian memasuki sekolah tinggi swasta yang dia selesaikan dengan hasil yang sangat bagus.
selama masa ini keluarganya menghadapi masalah keuangan yang besar dan kemudian dia mulai bekerja paruh waktu di toko desain, juga sebagai tutor bahasa asing dan kemudian bekerja sebagai pemandu kota.
dia fasih berbicara bahasa Italia, Prancis, Spanyol, Albania, Jerman, Cina dan Jepang. selama masa sekolah menengahnya dia mendapat gelar perlindungan dalam tiga bahasa ini. Begitu dia masuk universitas, dia mendapat gelar untuk bahasa Jerman dan sekarang dia berharap mendapatkan sertifikat bahasa Spanyol.
"Well… Well... lihat ini! Dia benar-benar gadis yang cerdas."
Setelah masuk universitas, dia mendaftar untuk belajar di luar negeri dan akhirnya memenangkan beasiswa lagi di universitas hukum di Perancis dimana dia tinggal selama empat tahun berikutnya. Dia mendapatkan hasil yang sangat baik sehingga dia lulus lebih awal dari yang diharapkan. juga dia memiliki master dalam business market.
ketika Justin tiba di bagian kehidupan pribadi dan bakat dia perhatikan bagian itu dibiarkan kosong. tidak ada informasi apapun. Justin terkejut karena Sam tidak dapat menemukan apapun tentang bagian ini. dia menyebutkan bahwa dia tidak memiliki hubungan yang baik dengan pamannya dan bahwa adik laki-lakinya tidak dapat berbicara tetapi selain itu dia tidak menemukan apa-apa lagi. Kedengarannya aneh bahwa seorang yang berkualifikasi seperti Sam tidak dapat memperoleh lebih banyak informasi. Justin mulai berpikir bahwa hal itu mulai semakin mencurigakan.
tepat pada saat itu pintu diketuk. Justin mengira itu adalah sekretarisnya, tetapi yang mengejutkannya, seorang tamu tak terduga telah datang. itu adalah Adam. Adik Ariel.
"Halo Tuan Presiden! aku datang untuk memberi Anda sesuatu dan mengobrol sedikit dengan Anda tentang sesuatu."
Mata Adam tidak menunjukkan rasa takut terhadapnya, hanya ekspresi serius yang merasuki wajahnya. Justin menyukai kenyataan bahwa dia tidak takut padanya, sangat jarang menemukan seseorang seperti itu. Dia mempersilahkan Adam untuk duduk dan setelah duduk mereka mulai saling memandang dengan tatapan serius. suasana di kantor menjadi sedikit pekat.
"Kakakku memberitahuku bahwa dia bertemu denganmu pagi ini dan memberimu sebuah USB."
"Ya! Dia bilang ada informasi di dalamnya yang sangat penting."
"Ya, tapi yang ada di tanganmu adalah USB yang salah. Yang benar adalah yang aku pegang saat ini, aku sengaja menukarnya sebelum kakakku keluar agar aku bisa sedikit berbicara denganmu."
"Soal apa itu?"
Justin bangkit dari kursinya dan kemudian duduk di sofa di depan Adam karena menilai dari sikapnya Adam itu pasti adalah sesuatu yang penting. "
"Kakakku bukanlah tipe orang yang dengan sengaja mengacau dengan orang asing dan terutama dengan seorang pria. Aku mengakui bahwa dia kadang-kadang adalah orang pintar yang bebal tapi dia tidak suka terlibat dengan orang lain."
"Jadi maksudmu ??" Tanya Justin agak bingung.
"Kenapa kau mencoba mempelajari tentang aku dan kehidupan kakakku? Seorang presiden direktur besar seperti mu pasti sangat sibuk dengan pekerjaan perusahaan karena kau memiliki banyak perusahaan. Juga sibuk bermain dengan gadis yang berbeda setiap bulan atau minggu. Hidupmu dipenuhi dengan wanita dan pekerjaan. jadi aku tanya kepadamu mengapa kau repot-repot mempelajari dan ingin mengetahui lebih banyak tentang kami? " Kata Adam memiringkan wajahnya sambil melihat Justin dan menunggu jawaban yang memuaskan.
Justin berpikir sejenak dan kemudian mengerti mengapa Sam tidak bisa mengumpulkan semua informasi tentang Ariel dan Adam. mereka disegel dan diblokir oleh orang ini. dia cukup pintar untuk anak yang berusia sembilan belas tahun.
"Ah… aku mengerti. Menilai dari ekspresi wajahmu, kau tampaknya telah menyadari mengapa kau tidak bisa mendapatkan info lebih lanjut tentang kami. aku menyegel dan memblokirnya sesaat aku melihat orang asing masuk ke situs pencarian nama kami. aku memblokir informasinya karena itu seharusnya sudah cukup dan aku yakin orangmu seharusnya bertanya kepada orang-orang tentang kami tetapi dengan hasil yang tidak memuaskan untukmu, apa aku benar? "
Wajah Justin menunjukkan senyuman ringan pada Adam, dia mengakui bahwa dia telah mencoba mengumpulkan informasi tentang mereka tetapi hanya untuk mengklarifikasi jika itu tidak bermaksud jahat sama sekali. dia memberitahu Adam tentang awal pertemuannya dengan kakak perempuannya di bandara dan kemudian menjelaskan kepada Adam alasan mengapa dia melakukan itu. Adam setuju bahwa masuk akal untuk berpikir begitu setelah mendengar penjelasannya.
"Aku setuju bahwa masuk akal bagimu untuk berjaga-jaga setelah apa yang telah kau lalui, tetapi aku tetap akan memberitahumu sebelumnya bahwa kakak perempuanku itu bukanlah tipe gadis seperti itu. Dia terlalu sombong dan harga dirinya terlalu tinggi untuk melakukan hal kotor seperti yang kau pikirkan."
"Yeah! Aku mulai menyadarinya setelah itu."
mereka berdua tertawa kecil lalu kembali ke topik utama.