9
Lynn keluar dari kamar mandi. Ia berhasil menguasai rasa takutnya sendiri. Ryvero adalah miliknya, sampai akhir akan menjadi miliknya. Tidak akan ia biarkan siapapun merebut putranya darinya.
"Kenapa kau kembali ke rumah ini, Jalang!" Dari arah samping suara dingin menusuk terdengar di telinga Lynn.
Lynn menoleh ke sumber suara. Shirley saat ini tengah mendekat ke arahnya.
"Tidak ada yang menerimamu di rumah ini! Enyahlah!" Shirley mengusir Lynn dengan kata-kata tajamnya.
Lynn tidak terintimidasi sama sekali. Ia juga tidak merasa sakit hati. Shirley sudah kehilangan hak untuk menyakitinya. "Kau pikir aku akan kembali ke rumah ini dengan sukarela? Jika Dad tidak memintaku kembali aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku lagi di rumah ini. Jika kau keberatan dengan kedatanganku kau bisa mengeluh pada Daddy."
"Ckck, seharusnya kau cukup tahu diri untuk tidak datang lagi ke rumah ini. Kau pikir dengan mengikuti kata-kata Daddy, Daddy akan memaafkanmu? Ckck, kau bermimpi."
"Aku tidak butuh maaf dari siapapun," balas Lynn acuh tak acuh.
Darah Shirley mendidih. Ia sangat membenci sikap angkuh Lynn. Kebanggaan apa yang dimiliki oleh anak haram seperti Lynn? Harusnya Lynn hidup dengan rendah diri.
Lynn tidak ingin bicara dengan Shirley lagi, jadi ia segera melangkah. Akan tetapi, tangannya segera diraih oleh Shirley. Mencengkramnya kuat seolah ingin mematahkan tangannya.
"Aku belum selesai bicara, Pelacur!" Shirley berdesis tajam.
Lynn melepaskan tangan Shirley dari tangannya. "Kau bisa bicara tanpa menyentuhku." Ia menghempaskan tangan Shirley kuat.
Shirley merasa semakin geram. Tampaknya Lynn sudah memiliki banyak keberanian sekarang. Wanita itu berani melawannya.
"Aku peringatkan kau! Jangan pernah menggoda Noah. Jika kau melakukannya aku pasti akan melakukan hal yang lebih buruk padamu!" ancam Shirley.
Lynn mendengus sinis. "Aku tidak berminat dengan priamu, Shirley."
"Berhenti membual. Aku tahu kau selalu menginginkan apa yang aku miliki."
Lynn tidak tahu dari mana datangnya ucapan Shirley. Sejak kecil ia tidak pernah menginginkan apa yang Shirley memiliki kecuali cinta dari orangtuanya.
"Aku rasa kau terlalu banyak berpikir, Shirley. Tidak ada yang tidak aku miliki di dunia ini selain cinta dari Daddy. Semua barang yang kau miliki aku bisa mendapatkannya. Dan prestasimu? aku yakin prestasiku lebih baik darimu."
Fakta itu menampar Shirley. Tangannya sudah gemetar ingin menampar wajah Lynn. Beran-beraninya Lynn merendahkannya seperti ini.
"Kau adalah putri pelacur. Ibumu menggoda Daddy hingga menyebabkan kau lahir. Jiwa pelacur itu mengalir di darahmu. Kau akan melakukan hal yang sama seperti yang ibumu lakukan!" geram Shirley.
"Kalau begitu jaga laki-lakimu dengan baik. Aku tidak bisa membantumu jika dia terpesona olehku."
"Kau!" Shirley tidak bisa menahan tangannya lagi. Ia melayangkannya ke wajah Lynn, tapi tangannya hanya menggantung di udara.
"Jangan pernah berani menyakitiku dengan tanganmu, atau aku akan mematahkannya." Lynn mencengkram tangan Shirley kuat, membuat Shirley menahan ringisannya karena tidak ingin terlihat kalah di depan Lynn. "Dan catat ini baik-baik di otakmu. Wanita penggoda tidak akan bisa merebut laki-laki milik wanita lain jika laki-laki itu setia. Saat ini yang perlu kau cemaskan bukan aku, tapi kekasihmu. Apakah dia laki-laki setia atau tidak! Tamu tidak akan bisa masuk jika tuan rumah tidak membukakan pintu. Ingat itu!" Lynn kemudian menghempaskan tangan Shirley kuat.
Setelahnya ia melangkah pergi meninggalkan Shirley. Ia tidak menyadari sama sekali bahwa Noah menguping di tempat yang tidak terlihat olehnya.
Noah kini mengetahui rahasia besar di kediaman itu. Alasan kenapa Shirley begitu tega pada Lynn adalah karena Lynn bukan saudari dari ibu yang sama dengan Shirley.
Ia cukup terkejut dengan fakta ini. Keluarga Archerio ternyata menutupinya dengan sangat baik hingga tidak ada yang mengetahui tentang hal ini.
"Aku pasti akan membuat kau menjadi milikku, Lynn," seru Noah tanpa keraguan.
Saat ini mungkin Lynn tidak tertarik padanya, tapi Noah yakin itu tidak akan bertahan lama. Mari kita lihat sejauh mana Lynn bisa mempertahankan ucapannya.
Lynn kembali ke ruang makan. "Daddy aku akan pergi sekarang. Aku cukup lelah karena penerbangan."
"Kau bisa pergi. Besok pagi kau harus kembali ke sini untuk beberapa urusan." Ayah Lynn mengerti kenapa Lynn ingin cepat meninggalkan kediaman ini, ada seorang anak yang menunggunya. Jadi ia tidak akan menahan putrinya lebih lama. Ia tahu Ryvero berarti segalanya bagi Lynn.
"Aku mengerti," balas Lynn. "Selamat malam, Dad." Lynn membalik tubuhnya dan pergi. Ia bahkan tidak repot-repot untuk berpamitan dengan ibu tirinya.
Lynn kehilangan rasa hormat terhadap wanita yang pernah ia anggap sebagai ibu kandungnya itu. Ia juga tidak berhutang apapun terhadap ibu tirinya, dari ia kecil hingga dewasa wanita itu tidak pernah merawatnya. Tentang nama wanita itu yang disematkan sebagai nama ibunya, ia tidak pernah meminta hal itu jadi itu bukan urusannya.
"Anak itu benar-benar kurang ajar." Ibu tiri Lynn mendesis geram.
Ayah Lynn tidak menanggapi ucapan tidak suka istrinya karena baginya itu tidak penting sama sekali.
"Di mana Noah, Mom, Dad?" tanya Shirley.
"Noah memiliki panggilan penting. Dia akan segera kembali ke sini," serub ibu tiri Lynn.
"Ah, seperti itu." Shirley kembali duduk di tempat duduknya. "Lalu, ke mana Lynn?"
"Dia sudah pergi," jawab ibu tiri Lynn.
Shirley merasa senang. Ia tidak perlu melihat Lynn lebih lama lagi malam ini. Anak pelacur itu cukup tahu diri untuk tidak tinggal di kediaman Archerio lagi.
Di depan kediaman Archerio, Lynn baru saja mencapai teras kediaman itu. Namun, tangannya segera ditarik, ia terkejut melihat siapa yang menariknya, tapi kakinya mengikuti arah tarikan memaksa itu. Noah membawanya ke taman mansion yang sepi.
"Apa yang Anda lakukan?!" Lynn menatap Noah dingin.
"Jangan terlalu dingin. Kita pernah berbagi kehangatan sebelumnya," ujar Noah.
"Katakan apa yang Anda inginkan. Aku tidak ingin ada yang salah paham di sini." Lynn harus menjauhi perselisihian dengan Shirley karena Noah. Ia tidak ingin apa yang Shirley katakan tentangnya menjadi kenyataan.
Tidak pernah ada dalam pikirannya untuk menggoda kekasih saudarinya sendiri.
"Aku hanya ingin sedikit menyapamu secara pribadi. Sudah lama kita tidak bertemu."
"Saya rasa saya dan Anda tidak cukup dekat untuk saling menyapa," balas Lynn acuh tidak acuh.
"Haruskah aku mengingatkanmu seberapa dekat kita tiga tahun lalu?" tanya Noah.
"Saya sudah melupakannya." Lynn menjawab tanpa ragu.
Noah tidak menerima jawaban itu. "Aku akan mengingatkanmu sedikit tentang itu." Ia kemudian meraih tengkuk Lynn, lalu melumat bibir Lynn bergairah.
Lynn mencoba mendorong tubuh Noah agar menjauh darinya, tapi sekuat apapun ia mendorong Noah, kukungan pria itu pada tubuhnya tidak mengendur.
Noah hampir gila karena merindukan Lynn, malam ini ia tidak akan pernah melepaskan Lynn dengan mudah.
Noah melepaskan ciumannya, lalu ia bersuara pelan. "Bagaimana sekarang? Kau sudah mengingatnya?"
Lynn kembali mendorong Noah hingga pria itu menjauh darinya. Tangannya melayang ke wajah tampan Noah. Suara cukup nyaring terdengar di antara keduanya.
"Jangan pernah menyentuh saya tanpa izin!" geram Lynn.
Noah memegangi pipinya yang terasa seperti terbakar. Lynn mengerahkan banyak tenaga untuk menamparnya. Dan ya, itu tamparan pertama yang ia terima selama ia hidup.
"Tidak adil jika hanya aku yang tidak bisa melupakan malam itu. Kau juga harus mengingatnya," seru Noah tanpa rasa bersalah.
"Hentikan omong kosong Anda. Jangan pernah mengungkit tentang hal ini lagi."
"Bukankah kita ditakdirkan untuk tidak saling melupakan? Kau tidur denganku, dan sebentar lagi kau akan jadi adik iparku. Bagaimana jika kakakmu tahu kau pernah berada di atas ranjangku?"
Kedua tangan Lynn mengepal. Ia tahu Noah tidak pernah menyukainya sejak dahulu. Pria ini sepertinya ingin membuat hidupnya menjadi sulit. "Apa yang Adna inginkan dari saya? Berhenti bermain-main dengan saya karena saya tidak punya waktu untuk bermain dengan Anda!"
"Tidak ada yang aku inginkan darimu. Aku hanya sekedar bernostalgia."
"Jika tidak ada yang Anda inginkan maka jangan pernah mengganggu saya lagi." Lynn menatap Noah tajam.
"Tidak usah terlalu formal, Lynn. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga," seru Noah.
Lynn tidak menjawab. Keluarga? Noah akan tahu sebentar lagi seperti apa keluarga yang pria itu maksud. Tidak ingin berdekatan dengan Noah lebih lama lagi. Lynn segera meninggalkan Noah.
Noah hanya memandangi punggung Lynn yang mulai menjauh darinya. Senyum tampak di wajahnya, jika Lynn tidak tertarik padanya, maka ia akan terus membuat Lynn mengingatnya meski dengan cara yang sangat menyebalkan.
Ini bukan akhir, tapi permulaan. Setelah ini Lynn tidak akan pernah bisa melupakannya sedikit pun.
tbc