Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 9 Hampir Pingsan

Tidak menunggu lama, terlihat seorang pria tua yang memiliki rambut dan jenggot yang berwarna putih datang dengan tergesa-gesa ke arah mereka. Pakaiannya terbuat dari bahan yang sangat berkualitas. Melihatnya sekali saja, mereka langsung tahu kalau itu adalah Tabib Lou. Apalagi Penjaga Toko Han terlihat mengikuti di belakangnya.

"Apa kalian yang ingin menjual obat?" tanya Tabib Lou terlihat terkejut. Penampilan kedua orang di hadapannya ini memang tampan dan cantik, namun dari pakaiannya dia dapat menebak kalau mereka berasal dari pedesaan. Bagaimana mereka bisa mengetahui tanaman obat, bahkan tanaman obat langka? Bahkan bisa membuat Penjaga Toko Han terlihat menggebu-gebu saat melapor kepadanya. Orang biasa tidak akan mengetahui tanaman obat, apalagi obat-obatan yang mereka bawa tadi berkualitas sangat baik. Biasanya mereka hanya membayar dua tael perak untuk jenis obat-obatan yang dibawa kedua orang ini, namun karena kualitasnya bagus, dia membayar tiga tael perak. Tatapannya terlihat rumit.

Sebenarnya, siapa kedua orang ini?

"Benar," jawab Li Mei seraya berdiri dan menangkupkan tangannya untuk memberikan hormat. "Perkenalkan, saya Li Mei, dan ini suami saya, Bai Changyi."

Bai Changyi segera berdiri mengikuti Li Mei dan menangkupkan kedua tangannya kepada Tabib Lou.

"Tidak perlu terlalu hormat," jawab Tabib Lou seraya duduk dengan tergesa-gesa. "Sekarang, tunjukan dulu tanaman obatnya."

Li Mei tersenyum melihat perilaku Tabib Lou yang sangat bersemangat. Dia dan Bai Changyi mengikutinya duduk, lalu mengeluarkan dua bungkusan yang dia letakkan di atas meja.

"Silahkan Tabib Lou periksa," kata Li Mei seraya membuka tutupnya. Sedangkan Bai Changyi terus saja berdoa di dalam hatinya, berharap mereka bisa mendapatkan dua puluh tael perak dari dua tanaman obat itu.

Tabib Lou menahan nafasnya saat melihat dua tanaman obat berharga di hadapannya. Apalagi tanaman-tanaman obat ini kualitasnya.. sangat baik!

Dia meraih tanaman obat itu dan memeriksanya dengan teliti sebelum akhirnya dia meletakkannya kembali dengan hati-hati.

Tabib Lou terlihat berpikir dalam diam seraya membelai-belai janggutnya untuk beberapa saat. Semua orang terdiam dan tidak ada yang mengganggunya sama sekali. 

"Begini saja, saya akan membeli Jamur Lingzhi Salju ini seharga seratus tael emas, dan Ginseng Seratus Tahun ini seharga seratus lima puluh tael emas. Bagaimana? Apakah kamu setuju dengan harganya?" tanya Tabib Lou. Dia sangat puas dengan kualitas tanaman-tanaman obat ini. Bahkan dia sangat yakin, tidak ada Jamur Lingzhi Salju dan Ginseng Seratus Tahun sebaik ini di seluruh negara Xing. Bahkan kalau orang-orang di Istana sampai tahu, mereka pasti akan berebutan untuk mendapatkannya!

Li Mei tersenyum senang, sedangkan Bai Changyi badannya langsung lemas dan hampir pingsan di tempatnya.

Se-seratus tael emas? Seratus lima puluh tael emas? Total dua ratus lima puluh tael emas?

Satu tael emas berharga sepuluh tael perak, itu artinya mereka memiliki dua ribu lima ratus tael perak?!

Dia bahkan hanya berharap dua puluh tael perak tadi?! Andai dia yang menjualnya dan bertemu dengan toko yang curang, dia pasti akan merasa senang dengan dua puluh tael perak. Padahal harganya.. benar-benar bodoh!

"Saya setuju, saya yakin harga yang diberikan oleh Tabib Lou sudah merupakan harga yang terbaik," jawab Li Mei. Ini adalah permulaan.

Makanan enak, hidup mewah, aku datang! Ah, tidak. Kami datang!

Tabib Lou menatap Penjaga Toko Han. Penjaga Toko Han memahami arti tatapan Tabib Lou, dia berbalik dan segera pergi dari ruangan itu.

"Kalau kamu menemukan tanaman-tanaman herbal lagi, bawalah semua ke sini," kata Tabib Lou seraya membelai lembut dua tanaman obat yang ada di depannya.

"Baik," jawab Li Mei. Karena dia sudah memiliki uang sekarang, dia tidak akan mencari tanaman herbal biasa dan menjualnya lagi. Dia akan membangun kerajaan bisnisnya. Tapi kalau dia bisa menemukan tanaman-tanaman herbal langka lagi, dia tidak akan keberatan untuk membawanya ke sini dan menjualnya.

Tidak lama kemudian, Penjaga Toko Han kembali dan membawa dua kantong uang di tangannya. Dia lalu memberikannya kepada Li Mei, "silahkan Nyonya Li, ini uang anda. Dua ratus lima puluh tael emas. Silahkan diperiksa lagi."

Li Mei meraih dua kantong uang yang ada di hadapannya. Salah satunya terasa lebih berat dari lainnya.

"Saya percaya Tabib Lou dan Penjaga Toko Han adalah orang-orang yang jujur dan tidak akan menipu kami," kata Li Mei seraya menyerahkan dua kantong uang itu kepada Bai Changyi. 

"Sembunyikan," bisiknya pelan. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian dan mengundang penjahat karena menenteng dua kantong uang yang terlihat berat.

Bai Changyi memasukan kedua kantong uang itu ke dalam pakaiannya dengan linglung. Dia juga masih terbengong-bengong saat berpamitan kepada Tabib Lou dan Penjaga Toko Han. Dia bahkan belum bereaksi saat Li Mei menyeretnya keluar. Pikirannya masih terasa kosong.

Tabib Lou menatap punggung kedua orang yang berjalan menjauh itu. Dia menatap ke arah Li Mei dengan tatapan terheran-heran.

Siapa gadis itu sebenarnya? Kenapa wajah dan namanya sedikit familier? Bagaimana dia bisa mengetahui tanaman herbal dengan sangat baik?

"Sambut mereka dengan sebaik-baiknya setiap kamu bertemu dengan mereka," kata Tabib Lou tanpa mengalihkan tatapannya. 

"Baik," jawab Penjaga Toko Han patuh.

"Oh ya, kirim orang secara diam-diam untuk menyelidiki asal usul mereka berdua, terutama gadis itu," tambah Tabib Lou seraya berjalan pergi meninggalkan Penjaga Toko Han.

***

"Suamiku! Suamiku!" Li Mei berusaha menyadarkan Bai Changyi yang masih terbengong-bengong setelah mereka berdua meninggalkan Toko Obat Lou. 

"Changyi! Bai Changyi!"

Bai Changyi akhirnya tersadar, dia menoleh dan menatap Li Mei. Saat merasakan kantong uang berat yang tersembunyi di balik bajunya, kakinya terasa lemas dan dia jatuh terduduk. Wajahnya terlihat sedikit pucat.

"Li Mei.. ini.."

Ayo kita ke Bank dulu untuk menyimpan sebagian uangnya. Aku takut kalau berkeliling sambil membawa banyak uang," bisik Li Mei. 

"Kita hanya akan membawa sebagian untuk membeli kebutuhan kita."

Bai Changyi menelan air liurnya sebelum menjawab Li Mei dengan susah payah, "baik."

Mereka berdua berjalan menuju satu-satunya Bank yang ada di Kota Shengcan, yaitu Bank Jinxi. 

Bai Changyi terus saja menutupi dadanya dan menggenggam erat kantong uang yang ada di balik bajunya. Dia terlihat sangat berhati-hati.

"Bersikaplah biasa saja," bisik Li Mei. 

"Kalau kamu bertingkah seperti ini, malah akan banyak orang yang curiga."

Bai Changyi merasa omongan Li Mei masuk akal. Dia segera melepaskan  tangannya dan berusaha bersikap senormal mungkin. "Apa yang akan kamu beli dengan uang sebanyak ini?"

Li Mei menoleh dan menatap Bai Changyi dengan tatapan penuh arti. "Yang pasti, kita akan memperbaiki kehidupan kita!"

Bai Changyi merasa rendah diri. Dia adalah suami Li Mei, namun malah merepotkan Li Mei untuk memperbaiki kehidupan mereka. "Maafkan ketidakmampuanku sampai membuatmu repot."

Li Mei menggenggam tangannya lembut. "Jangan seperti itu. Aku hanya sedikit beruntung. Aku tidak akan bisa melakukannya sendiri dan akan membutuhkan banyak sekali bantuanmu kedepannya."

Bai Changyi menatap istri kecilnya dengan penuh cinta. Dia tahu Li Mei sedang menghiburnya. Dia berjanji dalam hati akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengecewakan istrinya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel