Chapter 18
Kantor untuk Emperor segera disiapkan secara tiba-tiba di Kerajaan Louise.
Liam, Duke of Akshire, yang berada di lokasi serangan Wyvern, adalah orang pertama yang dipanggil.
"Duke of Akshire bertemu Yang Mulia Emperor."
Liam memberi penghormatannya dengan sopan, tetapi Max memerintahkan Liam untuk mengangkat kepalanya tanpa menatapnya. Max sudah memiliki laporan tentang insiden Wyvern di hadapannya.
"Aku mendengar bahwa Duke berada sangat dekat dengan Wyvern pada saat serangan."
"Ya, itu benar."
"Ceritakan secara rinci apa yang telah kau lihat dan dengar."
Liam mengingat raungan Wyvern dengan sangat jelas. Untuk sesaat Itu adalah momen yang terasa seperti sebuah keabadian.
“Para Wyvern tiba-tiba muncul, menutupi langit yang cerah, dan terbang dengan rendah di dekat alun-alun, kemudian menangkap seorang pria. Pria itu ada di udara...”
“Tidak, aku tidak butuh bagian yang semua orang sudah tahu. Katakan padaku apa yang hanya dirimu saja yang melihatnya.”
Liam mengangguk dalam diam mendengar suara dingin Maximilian. Ada banyak desas-desus bahwa Sang Emperor Kekaisaran sangat tidak berperasaan dan Emperor tidak merasa keberatan jika salah satu rakyatnya telah terbunuh.
“Aku berada di peron bersama Pangeran Adrian dan Paus. Para Wyvern, yang membuat keributan di alun-alun mengubah arah mereka dan terbang ke podium.”
"Apakah para Wyvern tampak membidik sesuatu ?!" Max menyipitkan matanya.
"Atau, ada yang mencurigakan?!" Sambung Max.
Max merasa sangat curiga terhadap Paus. Tidak peduli apa yang dia lakukan, Max curiga bahwa Paus itu dengan sengaja membawa iblis ke tempat dimana orang-orang berkumpul dan menghancurkan mereka.
"Aku tidak mampu untuk mengamati mereka secara langsung." Liam menjawab dengan jujur.
“Lalu, apa yang kau lakukan saat itu ?!”
“Aku harus melindungi keluarga kerajaan Louise sesuai dengan tugas dan janjiku.”
Dia benar, tetapi entah bagaimana Max tampak tidak puas dengan itu.
“Ketika Wyvern bergegas terbang ke arah podium, sang Putri melemparkan dirinya ke sisi pangeran. Aku melihatnya dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menutupi punggungnya.”
Max mengerutkan dahinya.
"Seorang Duke yang adalah Ksatria terlatih sepertimu, tidak dapat melihat musuh dengan jeli ?!"
"Maafkan aku."
Liam adalah salah satu orang yang tidak akan merasa ragu-ragu di hadapan Max.
“Aku tidak bisa diam saja ketika melihat Sang Putri melemparkan dirinya ke tempat yang berbahaya. Aku harus segera memblokir punggung sang Putri, dan kemudian aku hanya mendengar bahwa Ksatria Paladin telah muncul dan membunuh para Wyvern.”
"Itu berarti kau tidak melihat petunjuk apa pun."
"Ya." Liam tidak menyangkal kata-kata Max saat dia menangkap maksudnya.
"Aku tidak bisa menahannya, karena tugas dan janjiku adalah melindungi keluarga kerajaan Louise hingga akhir nafasku."
Max menemukan mata hijau Liam yang anehnya sangat mengganggu ketika Liam menegakkan punggungnya dan mengucapkan kata-kata itu dengan sangat percaya diri.
“Sejak kapan Duke of Akshire menjadi anjing pemburu untuk Kerajaan Louise ?!”
Kata-kata Max sudah melewati batas, tetapi Liam tetap tenang.
“Pertama, keluarga kami sudah sangat lama berteman dekat. Itu sebabnya aku juga memainkan peran yang sangat penting dalam festival ini, dan untungnya aku cukup dekat untuk melindungi sang Putri.”
Max samar-samar menyadari dari mana ketidaksenangannya berasal. Setiap kali Liam berkata, "Putri" tanpa alasan, Max merasa kesal.
"Ini adalah persahabatan yang sangat lama antara dua keluarga yang telah menghilangkan hubungan antara tuan dan budaknya."
"Persahabatan huh..." Max berbicara dengan nada dingin.
"Itulah kenapa kau berani membantu perceraian Keluarga Kekaisaran ?!"
Ini adalah pertama kalinya Max bertemu dengan Liam secara langsung. Namun, yang sebenarnya Max tahu bahwa Valerie lah yang memainkan peran kunci dalam mengajukan petisi perceraian dengan Vatikan. Secara alami, tidak mungkin sebuah emosi mengarah ke kebaikan.
"Aku terlalu bodoh untuk memahami maksudmu." Liam melangkah keluar dari situasi dengan senyum lembut.
"Well, aku akan mengingatmu."
Itu adalah suara dingin yang bercampur dengan sebuah ancaman. Dekat dengan Vatikan, dia adalah orang yang terlibat dalam perceraiannya dengan Valerie. Selain itu, Liam yang dengan bangga mengaku telah melindungi Valerie sangat menjengkelkan untuk max.
"Jika sesuatu muncul tentang insiden ini, aku akan segera melaporkannya." Liam menjawab dengan fleksibel.
“Aku tidak membutuhkannya. aku tidak perlu mendengarkan kata-kata seorang pria yang bahkan tidak bisa melihat musuhnya dengan benar.”
“Hanya ini yang bisa aku lakukan, jadi aku minta maaf. Jika sudah tidak ada apa-apa lagi untuk dikatakan, aku akan pamit. ”
Max tidak menjawab apapun dan menatap Liam dengan matanya yang dingin. Liam segera memberikan postur hormatnya dan menarik diri dari ruangan Max. Bahkan setelah dia pergi, perasaan tidak senang masih belum hilang.
"Semua orang yang terkait dengan Vatikan selalu sangat tidak sopan."
Di satu sisi, itu wajar. Saat berada di sebuah kekaisaran atau di bawah kendali sebuah kekaisaran, Max memerintah sebagai seorang Emperor. Vatikan adalah andalan kekuatan lainnya.
Beberapa kerajaan atau negara kecil namun sangat kaya seperti kerajaan Louise memilih untuk berpihak pada Vatikan. Dan karena Kerajaan Louise sudah terjamin sangat kaya dan tak akan habis sampai kapanpun, kesetiaan mereka kepada Max secara alami terus berkurang.
“Yah, mereka harus sudah mengakar.”
Max bergumam dengan nada rendah.
“Serus.”
"Ya yang Mulia."
Dalam bayangan, Serus diam-diam mengambil langkah maju. Dia selalu berdiri di samping Max seperti udara dan hanya muncul ketika namanya dipanggil.
"Bagaimana dengan pria tua yang licik itu ?!"
"Dia sedang dalam perjalanan kembali ke Vatikan, memamerkan kontribusinya karena telah mengalahkan iblis di kerajaan kaya seperti kerajaan Louise."
Max segera menautkan alisnya. Dia bisa sepenuhnya membayangkan tanpa perlu melihatnya.
"Apakah ada hasil dari investigasi ?!"
“Tubuh Wyvern telah membusuk begitu cepat hingga hanya sedikit saja yang tersisa.”
"Itu sungguh gila."
Jika kecurigaan Max benar, pasti ada beberapa bukti. Namun, begitu Wyvern berhenti bernafas, monster itu membusuk dengan kecepatan yang menakutkan dan tidak meninggalkan jejak apa pun.
Max, marah karena dia meminum air suci dari Paus, meninggalkan Istana Kekaisaran dan pergi sendiri. Namun, kali ini, dia marah karena dia telah gagal lagi.
“Aku sudah mendengar semua keterangan saksi. Aku akan menyelidikinya lebih lanjut lagi, Namun jangan terlalu berharap banyak.”
Max tanpa berpikir mencoba menganggukkan kepalanya dan mengingat kata-kata yang ditinggalkan oleh Duke arogan beberapa waktu lalu.
“...Tunggu, masih ada satu orang lagi.”
"Kita telah melakukan penyelidikan secara menyeluruh."
"Duke of Akshire berkata, Sang Putri yang pertama melemparkan dirinya untuk melindungi pangeran kecil dan dia melindunginya sendiri."
"Ya, benar."
Serus mengangguk, tidak tahu harus berkata apa.
“Duke of Akshire dilatih sebagai seorang ksatria. Tapi sang putri yang bergerak lebih dulu.”
"Ah… Begitukah kejadiannya."
Sebenarnya, itulah bagian yang aneh. Dalam keadaan kritis seperti itu, Duke bergerak lebih lambat dari sang putri, dan itu adalah momen yang sangat singkat sehingga dia hanya bisa menutupi punggungnya. Aneh, beberapa bagian terasa tidak pas.
“Empress… tidak. Dia adalah…"
Max masih belum bisa sepenuhnya melupakan gelar masa lalu milik Valerie. Dia tidak bisa menahannya karena setiap kali, dia selalu memanggil Valerie dengan nama Empress.
“Dia hanyalah wanita biasa, tetapi refleksnya jauh lebih baik daripada pria yang telah dilatih sebagai ksatria. Well, Putri tidak pernah dilatih, dan tidak mungkin dia tahu bagaimana cara menghadapi iblis.”
Apakah mereka Iblis ?
Max memikirkan Valerie, yang matanya terbuka lebar dan sangat ketakutan hanya oleh seekor serangga di masa lalu.
"Yah… benar. Aku harus bertanya langsung padanya."
Max membuat keputusannya sendiri.