Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter 12

Saat Valerie memasuki ruang tamu, Rebecca berdiri dan menyapanya dengan cara yang sangat elegan.

“Terima kasih atas waktu berhargamu.” Mata hijau Rebecca bersinar dengan sangat cemerlang.

“Rebecca, berhenti bermain-main.” Ucap Valerie.

“Oh, aku serius. Sulit untuk melihat sang putri akhir-akhir ini." balas Rebecca.

Lady Akshire, Rebecca, dengan cepat menjadi teman dekat Valerie dengan kepribadiannya yang keren.

“Itu karena Adrian bayi yang sangat imut dan tampan.”

"Wah, aku sangat berharap adik ku masih muda." Kata Rebecca dengan tatapan tulus.

"kenapa ? Bukankah Duke Liam juga selalu bisa diandalkan ?”

“Ugh. Putri, tidak ada adik laki-laki yang bisa diandalkan di dunia ini. "

Ekspresi kesal Rebecca terlihat tampak serius.

“Kau tidak tahu betapa aku benci melihatnya. Kau tidak tahu bagaimana dia menyuruhku memimpin Parade Ksatria di hari raya, huh."

Liam dianggap sebagai calon mempelai laki-laki yang popular tidak hanya di kerajaan Louise tetapi juga di seluruh tanah Kekaisaran, tetapi bagi Rebecca, saudara kandunya sendiri, Liam hanyalah saudara laki-laki yang buruk.

“Yang terpenting lagi saat ini, Putri, apakah gaunmu sudah siap untuk festival besar nanti ?”

“Bukankah aku hanya akan memakai gaun resmiku saja ?”

"Ha… aku sudah menebaknya !" Rebecca menghela napas dalam-dalam.

“Aku ada di sini hari ini karena aku tahu kau akan seperti ini ! Ini hampir seperti hari besar yang cukup penting." Rebecca menatap Valerie dengan ekspresi tegas di wajahnya.

“Tapi ini kan hanya acara Kerajaan biasa...”

“Putri, ini adalah acara suci, dan juga tradisi di Kerajaan Louise. Tapi !"

Valerie membuka matanya lebar-lebar melihat ketangguhan dan kegigihan pikiran Rebecca.

"Ini juga merupakan peristiwa yang mendapatkan perhatian khusus oleh Kekaisaran. Dengan kata lain, kita perlu menunjukkan kepada mereka secara visual bahwa kita sudah hidup lebih baik dari sebelumnya dan bahwa kita sangat berbahagia." sambung Rebecca.

"Hah ? kenapa tiba-tiba ada hubungannya dengan kekaisaran ?"

Rebecca menghela nafas lagi, menatap Valerie.

“Tuan putri kami yang cantik dan mengagumkan ini benar-benar tidak tahu apa-apa.” Ucap Rebecca sembari menggelengkan wajahnya.

Terus terang, Maria telah mengatur agar Valerie dan Rebecca bisa bertemu karena sisi kuat Rebecca yang berusaha membantu Valerie. Di atas segalanya, kedua wanita ini memiliki kesamaan.

“Kita adalah janda yang sangat bangga karena telah meninggalkan mantan suami kita yang bodoh dan akhirnya kita dapat menemukan kebebasan yang sesungguhnya.”

"Jika kau berkata seperti itu, itu akan menjadi sebuah pelanggaran ringan."

“Kalau begitu mantan suamiku akan melakukan sesuatu yang bodoh. anyway !"

Valerie terlalu lembut. Untungnya, Rebecca cukup kuat untuk menghadapinya.

"Ada begitu banyak orang bodoh di dunia ini, mantan suamiku, atau orang yang suka banyak bicara. Jadi kita harus menunjukkan dengan jelas kepada mereka, bahwa kita adalah wanita yang paling bahagia dari yang paling bahagia dan paling bebas sehingga orang bahkan tidak dapat membicarakan kita lagi."

Pendapat Rebecca juga benar. Prasangka terhadap wanita yang diceraikan masih bersifat negatif. Hanya Kerajaan Louise yang berjiwa bebas dan Duke of Akshire, yang dengan bangga memeluk dan merangkul Puteri mereka, yang telah bercerai dan kembali kepada mereka.

“Tapi, Aku tidak harus…”

"Tidak. Ini juga untuk harga diri kami... "

Rebecca meraih tangan Valerie. Di dalam mata hijaunya, ada firasat yang mendalam.

“Ini adalah perang antar wanita untuk menemukan kebebasannya. Kita harus menyiapkan senjata kita."

“Rebecca, pergi berperang itu sedikit agak…”

"Tidak sama sekali. Kau akan tahu." Rebecca melipat kipas tangannya dan mengetuk-ngetuk di telapak tangannya sambil berpikir dengan serius.

Di ruang ganti, prosesi besar-besaran mereka telah dimulai.

“Mari kita tunjukkan pada dunia. Bahwa kita adalah pemenangnya."

Valerie mengangguk tanpa sadar. Persiapan kostum mereka belum selesai. Mungkin hari ini, Valerie tidak akan bisa melihat pemandangan makan malam Adrian dan harus mengalah kepada kedua orang tuanya.

Dipandu oleh tangan terampil Rebecca, Valerie telah melalui banyak hal, mulai dari pijat kecantikan hingga pemilihan gaun dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Lady Akshire memang benar."

Bahkan Maria, yang Valerie percayai, berbicara dengan tegas kepada Valerie.

“Ada begitu banyak orang di dunia yang suka bergosip. Jika Kau menunjukkan penampilan yang bermartabat, tidak ada yang bisa membicarakan mu lagi. Lady Akshire adalah orang yang cerdas, jadi tetaplah dekat dengannya dan pelajari sedikit demi sedikit tentang bagaimana menutup mulut para penggosip itu."

“Tapi ini keterlaluan. Aku merasa seperti membuat debut sosial ku lagi."

“Dalam arti tertentu, itu lebih penting dari segala hal. Selain itu, kau tahu ? Kau masih sangat muda, sehat, kau memiliki kecantikan yang menakjubkan, dan Kau adalah satu-satunya pewaris kerajaan kami. Mungkin ada seorang pangeran kerajaan yang akan jatuh cinta padamu dan melamarmu. Kita tidak pernah tahu !"

Kalau dipikir-pikir, sepertinya Rebecca tidak seseram Maria, ibunya.

"Ibuku sangat pilih-pilih tentang putrinya yang telah bercerai."

“Kedua, Kau harus lebih banyak melihat kondisi sekitar mu.”

“Aku tidak pernah sampai berpikir seperti itu !”

Maria tampak sedih sambil menatap Valerie, seorang putri yang masih muda dan segar, tapi itu bukan masalah prioritas saat ini.

“Kalau begitu, pikirkan seperti ini. Ekspresi wajah apa yang akan ditunjukkan oleh para wanita bangsawan yang mencoba melawan dan menjatuhkanmu ? Saat mereka melihatmu yang begitu cantik dan penuh percaya diri setelah bercerai."

"Ah..."

“Tapi, jika kau masih ingin menunjukkan penampilan yang murni, sederhana dan kau tahu... aku tidak akan menghentikanmu.”

Maria sangat bijaksana.

"Tidak."

Sekarang mata Valerie membara seperti mata Rebecca, yang siap menutup mulut para wanita bangsawan dan aristokrat yang ingin menjatuhkannya.

“Ibu, bolehkah aku meminjam perhiasanmu ?”

"Tentu saja, ayahmu sudah menyuruhku untuk mengambil semua perhiasan keluarga kerajaan."

Begitu pula dengan orang tua yang ingin memamerkan kebahagiaan putrinya setelah bercerai.

"Aku perlu mendapatkan gaun yang baru."

“Lebih baik memiliki setidaknya lima gaun yang baru hingga menit terakhir.”

"Tidak."

Valerie sekilas melihat kembali pada dirinya sendiri, yang telah dia lupakan setelah dia membesarkan seorang anak.

"Sepuluh. Tidak, aku butuh setidaknya dua puluh gaun baru."

“Tepat sekali, Itu pilihan yang bagus, putriku.”

Tidak semua wanita bangsawan Kekaisaran yang membencinya datang ke Festival Besar. Meskipun demikian, beberapa bangsawan yang terlibat dalam hubungan diplomatik dengan Kerajaan Louise telah diundang. Dan jika Valerie melihat mulut ringan mereka, rumor akan langsung menyebar dengan mudahnya seperti api.

“Ya, karena ini adalah perang martabat wanita.”

Berkibar, semangat juang Valerie mulai berkobar. Balas dendam yang paling sempurna sekarang adalah untuk menunjukkan kebahagiaan Valerie kepada mereka semua. Maka tidak perlu ragu atau enggan lagi.

Untungnya, Valerie memiliki senjata yang kuat dan ampuh bernama kecantikan yang luar biasa. Satu-satunya hal yang harus dilakukannya saat ini adalah memperbaikinya lalu menunjukkannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel