Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

"Mau jadi pacarku nggak?" Cheryl hanya menatap punggung itu menjauh. Si tampan itu seolah upil, yang hanya numpang sebentar.

Bahkan si tampan itu, tidak memberi minuman yang Cheryl harapkan. Cheryl hanya bisa mencak-mencak, ketika si tampan itu seolah tuli.

"Bangke! Dia bahkan tidak memberiku minuman itu." Rasanya Cheryl ingin mencakar-cakar tanah, dan melempar si tampan itu.

"Tahu gitu, tadi narik bendanya sampe putus aja." Cheryl masih mengomel.

Setelah beberapa menit dibawa terbang, akhirnya Cheryl menuju fakultasnya.

Dengan menekuku wajahnya. Cheryl menepuk jidatnya. "Aish, harusnya tanya siapa namanya. Bodoh ya."

Cheryl turun ke tangga, fakultasnya. Fakultasnya memang berada di bawah. Kelasnya yang ramai, dan selalu ramai mulai membentuk koloni sesuai pertemanan masing-masing. Para cowok berkumpul dan bermain game, dan membahas hal-hal yang berbau negatif, tentang koleksi 3gp film biru. Para cewek, bergossip dan berselfie, dan mahasiswa teladan hanya diam, sambil memanfaatkan wifi gratis dari kampus.

Cheryl menuju Mawar yang duduk sendirian tak ada teman. Cheryl mendaratkan bokong mulusnya ke bangku.

"Loe tahu nggak, tangan gue udah nggak perawan." Kata Cheryl tiba-tiba.

"Anjir.... awas hamil!" Seru Mawar heboh. Sebenarnya, namanya bukan Mawar, nama aslinya Florenca Roscea. Susah bukan? Makanya sebut saja Mawar.

Seluruh kelas menoleh ke arah Mawar dan Cheryl. "Cheryl hamil?" Tanya Dea. Cheryl hanya menunduk, dan mencubit tangan sahabatnya berkali-kali.

"Nggak, itu empus Cheryl hamil." Alibi Mawar. Cheryl mengembangkan hidung bangir kecil miliknya.

"Ih, kau sih!" Cheryl menarik rambut Mawar kasar. "Eh, bangke! Rambutku." Teriak Mawar.

Semua kelas, sudah terbiasa melihat pemandangan dua sahabat gila yang suka melakukan kekerasan.

"Jadi, kau ngapain nelpon aku?" Tanya Cheryl.

"Aku bete. Bosan, seorang di kelas."

"Sekelas 40 mahasiswa, dan Anda merasa kesepian? Wah, iman Anda perlu ditanyakan." Seloroh Cheryl asal, sambil geleng-geleng.

"Jadi, loe beneran nggak PW lagi?" Bisik Mawar. Takut kendengaran yang lain. Cheryl langsung memukul temannya.

"Itu lidah atau jelly, lunak amat." Sindir Cheryl sewot. Mawar tertawa, ia berdehem. "Nggak, tadi katamu udah nggak PW."

"Dengarin makannya Maemunah." Kata Cheryl dongkol.

"Dulu Mawar, sekarang Maemunah. Nggapa tak sekalian, Sutejah."

"Nggak-papa, kalau situ mau."

"Ok, ok. Balik lagi, jadi gimana ceritanya?" Mawar mengubah posisi duduknya lebih nyaman. Seolah, ia akan medengarkan berita yang paling menggemparkan abad ini.

"Tadi tuh, nggak sengaja aku pegang senjata cowok." Bisik Cheryl hati-hati.

"Anjir.... wah, kau yang harus tanggung jawab Cher. Kasian pusaka dia ternodai, kau telah melecehkan orang." Kata Mawar serius.

"Kan nggak sengaja, lagian aku kan cewek. Jadi, dia yang harus tanggung jawab." Cheryl membela diri. Mawar mangut-mangut, menyetujui pernyataan temannya.

"Yaudah, ayo kita minta tanggung jawab." Ajak Mawar.

"Aku cuman tahu mukanya. Namanya nggak."

"Bodoh! Kalau kau hamil beneran, gimana caranya minta tanggung jawab?" Mawar menepuk jidat sahabatnya.

Cheryl gelisah. Tangannya sudah tak perawan, ia harus minta tanggung jawab. Ia tak mau, ketika menikah nanti, tangan kanannya sudah tak suci, Cheryl harus meminta tanggung jawab.

"Aduh, gimana ya? Tapi kayaknya, aku tahu fakultasnya dimana."  Senyum Mawar langsung cerah.

"Ngomong-ngomong, cakep kagak?"

"Gantengnya ngalahin Lee Min Ho." Bisik Cheryl.

"Anjir.... even Lucky Blue Smith kalah?" Tanya Mawar begitu antusias.

"Bisa jadi kembaran."

"Ngomong-ngomong, gimana rasanya tadi?" Tanya Mawar sok polos dan memang polos, ia memang belum pernah merasa apa itu senjata lelaki.

Cheryl tertawa. Sungguh, mukanya merah padam sekarang. Malu!

"Udahlah, itu masa depan orang. Haram dibahas."

"Bocor dikit." Mawar mencoba bernego. Cheryl memukul kepala Mawar.

"Hahaha." Mawar tertawa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel