Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

“Aakkkhhhh…Aakkkhhhh…enak banget ini memek…sshhhh… Bu Widya janda kan? Tenang aja bu…ssshhh…malam ini rasa haus ibu bakal kita hilangkan dengan kontol besar kita…sshhhh….”

GLOK!!! GLOK!!! GLOK!!! Suara mulut Widya tengah mengoral kontol si kernet bus.

“ini kontol saya bu Widya. Makan yang banyak. Malam ini dan di perjalanan ini bu Widya bakal kita kasih makan kontol sampe kenyang. Sshhhh….Aakkkhhhh…”

Kedua pria tersebut tengah memasukkan kedua kontolnya di kedua lubang Widya dan sementara itu di sisi kanan maju seorang pria yang baru dayang dan kemungkinan pria itu yang Evan dengar tadi di toilet, ia maju sambil mengocok pelan kontolnya yang mulai tegang kembali. Ia kocok kontolnya diatas punggung Widya sambil sesekali mengoleskannya di kulit punggung Widya. Di pojok ruangan terdapat satu pria yang sepertinya sudah kebagian terlebih dahulu menikmati tubuh Widya dan mulai berpakaian kembali.

“Kontol suami ibu kecil ya? Ssshh…makanya ibu cari kontol yang bisa puasin…anjing…sssshhhhh….”

“Ga, pak….sshhhh….ga”

“kalo…kontol suami ibu ga kecil…berarti ibu memang seorang yang binal…”

“saya….Aakkkhhhh….saya janda, pak….Aakkkhhhh… Suami saya sudah meninggallhhhhh…”

Si sopir tersenyum, “kalo gitu ibu jadi istri saya sajaahhh…nanti bakal saya kasih kontol tiap hari…ssshhhhh”

“ga mau paakkgghhh….sshhhhh…”

“ibu kaya pelacur kalo begini… Apa ibu mau jadi pelacur? Sshhhhh….kalo ibu mau jadi pelacur saya bisa bantu jualin…disini pasti memek ibu bakal laku keras…Aakkkhhhh…”, ucap si sopir melecehkan, “disini banyak sopir truk sama sopir bus, pasti mereka…bakal senang ada memek yang bisa puasin mereka….ibu juga bakal puas karna bakal banyak kontol yang sodok memek ibu ini…anjing ini memek enak banget.. sshhhh….”, Lanjutnya.

Widya yang mendapatkan pelecehan seperti itu merasa bahwa cairan kewanitaannya makin membanjir. Entah kenapa ia merasa bernafsu ketika ada yang menyamakan dirinya seperti pelacur. Mereka dibayar tapi dengan Widya tanpa dipungut biaya, alias gratisan. Bahkan hal itu lebih rendah dari seorang pelacur sekalipun. Widya benar-benar sedang dikuasai oleh nafsunya. Ia tak dapat berpikir jernih karna hal yang sudah 3 tahun tak ia dapatkan. Sekali ia dapatkan malah rasanya berlipat ganda dari yang pernah ia rasakan selama hidupnya ini.

PLOK!!! PLOK!!! PLOK!!!

Gerakan si sopir mulai dipercepat karna ia merasa sedikit lagi akan ejakulasi akibat remasan dinding memek Widya. Si kernet yang tau hal tersebut langsung melepaskan kontolnya dari dalam mulut Widya sehingga Widya kini bisa mengeluarkan suaranya dengan jelas.

“Aakkkhhhh….teruss pakk….terusss…ssshhh….oowwhhhh… Ya teruss…”, racau Widya yang ternyata menikmati perlakuan atas dirinya.

“Saya…saya mau keluar, buugghh…terima peju saya. Aakkkhhhh…terima benih saya…Aakkkhhhh!!!!”

“saya jugaaahh…keluar pakkgghh….”

“AAKKKHHHH!!! LONTE!!! PELACUR!!!”

CROT!!! CROT!!! CROT!!!

Baik Widya maupun sang sopir, mereka orgasme dengan bersamaan sambil sang sopir terus membenamkan lebih dalam kontolnya ke dalam memek Widya sehingga peju yang dikeluarkan. Bisa masuk ke dalam rahim Widya dengan Banyaknya.

Beberapa saat si Sopir mendiamkan kontolnya dan saat sudah dirasa cukup ia cabut dengan perlahan hingga terlihat sedikit peju yang meleleh keluar dari lubang memek Widya jatuh ke atas kasur lantai yang tipis.

“Aakkkhhhh….”, lirih Widya saat kontol si sopir keluar dari memeknya dan juga akibat tamparan kecil pada pantatnya yang dilakukan si sopir bus tersebut.

Dalam keadaan lemas akibat orgasme yang ia alami barusan, tubuh Widya dibalik oleh si kernet dan tanpa aba-aba langsung di buka lebar kedua kaki Widya. Dengan mudah sebuah kontol lain mengisi kembali memek Widya yang sudah di isi oleh peju beberapa orang terminal. Dengan bernafsu si kernet menggenjot memek Widya dengan celat sambil meremas kedua buah payudara Widya yang menantang tersebut. Putingnya ia pelintir bergantian sambil sesekali dibarengi oleh gerakan menarik narik puting tersebut sehingga Widya bertambah menggelinjang seperti cacing kepanasan akibat sensasi yang ia dapatkan itu.

“ternyata memang sedap ini lubang…sshhhh… Nanti di dalam bus…kalo saya nafsu lagi ibu layani saya lagi ya…sshhhh….”, ucap si Kernet sambil terus menggenjot memek Widya tanpa mengurangi temponya.

“Iyaa… Iya pak…Aakkkhhhh….”

“Bagus… Dapat juga bini orang binal kaya gini…Aakkkhhhh…”

“Ibu puasin kontol kita, nanti kita kembalikan uang tiket bus ibu…sshhhh…kita juga bakal kasih lebih…oowwhhhh…”

Perkataan si kernet tersebut mengungkapkan bahwa Widya seperti seorang pelacur saja di depannya dengan membayar jika ia bisa memuaskan nafsu si lelaki. Umunya seorang perempuan akan sangat marah bila dilecehkan seperti itu, namun berbeda bagi Widya karna dirinya memang di keadaan sudah ikut masuk ke dalam gelombang kenikmatan yang sudah 3 tahun lamanya tak mendapatkan nafkah berupa kepuasan intim.

Saat si kernet sedang fokus menggenjot memek Widya, ternyata pria yang baru datang tersebut sudah tak tahan oleh kocokkannya sendiri. Karna dirinya sudah tak bisa menahan dan dirasa peju nya akan segera keluar dengan cepat ia kangkangi wajah Widya dan ia masukan kontolnya ke dalam mulut Widya. Dengan gerakan cepat yang singkat, si pria menyemprotkan peju nya ke dalam tenggorokan Widya dengan sangat banyak. Widya yang sedang digempur dari bawah hanya bisa menelan semua peju yang ia terima.

“aakkhh….iya telan semua bu…telan!! Sshhhh…”, ucapnya sambil membenamkan sedalam mungkin ke dalam tenggorokan Widya.

Pria tersebut melepas keluar kontolnya dan terdengar Widya terbatuk-batuk, bahkan terlihat dari lubang hidungnya keluar sedikit peju akibat tersedak. Pria tersebut mengoleskan kontolnya ke seluruh wajah Widya sebelum dirinya beranjak dan memakai kembali celananya.

PLAK!!! PLAK!!! PLAK!!!

“sedikit lagi, bu! Sedikit lagi!! Aakkkhhhh….”, erang si kernet dan CROT!!! CROT!!! Ia keluarkan semua isi buah zakatnya mengisi memek Widya.

Sama seperti si sopir, si kernet juga mendiamkan beberapa saat kontolnya dan baru mencabut keluar. Ia mendekati tubuh Widya yang tergolek lemas diatas kasur lantai tipis dengan memek yang mengalir oleh peju. Si kernet mengusapkan kontolnya yang basah oleh lendir kewanitaan Widya yang bercampur dengan peju para lelaki yang telah menikmatinya ke kedua kulit mulus nan halus payudara Widya.

“Bu Widya hebat banget bisa puasin kita. Beruntung banget bisa ketemu sama bu Widya ini”, ucap si kernet bus.

Sementara Widya hanya diam sambil mencoba mengatur nafasnya yang berantakan akibat gempuran bertubi-tubi yang ia terima dari persetubuhannya yang dialami itu. Dadanya naik turun, tubuhnya berkeringat bahkan baju yang masih ia gunakan sedikit basah oleh keringat miliknya sendiri maupun tetesan keringat dari para lelaki yang sudah menikmati tubuhnya.

Sementara itu Evan yang sedang mengintip dari balik ventilasi udara hanya bisa melihat tanpa ada reaksi apa-apa, karna dirinya sendiri tak terlalu begitu tahu akan apa itu seks. Ia tahu hanya sebatas tahu tanpa bisa menyikapi seperti apa. Ia hanya melihat dan berpikir bahwa ibunya sedang berhubungan seks bersama para pria yang bukan ayahnya. Hanya itu.

Si kernet mengambil celana dalam Widya dan menggunakannya untuk mengelas peju yang tercecer dan yang mengalir dari lubang memek Widya.

“celana dalam saya, pak” ,ucap Widya lirih.

“Udah gapapa, bu Widya ga usah pake celana dalam biar nanti kita bisa puasin ibu lagi di dalam bus. Hehehe… Ibu masih mau kan dipuasin?”, tanya si kernet.

“Iya, ibu kan janda jadi ga ada yang bisa puasin ibu. Mumpung disini ada yang siap buat puasin ibu loh”, sahut si Sopir.

Dengan masih lemas Widya bangun dan memakai kembali celananya, tapi dibantu oleh para pria sambil sesekali meremas payudara Widya saat merapikan kembali posisi payudaranya untuk dimasukkan ke dalam Bra hitamnya.

“bapak, ih….”, seru Widya saat kedua payudaranya diremas dari balik bajunya yang sudah rapi saat akan keluar.

“habisnya saya gemas sama toket bu Widya ini”

Evan yang mengetahui bahwa mama serta para pria akan kembali ke dalam bus langsung bergegas menuju bus terlebih dahulu. Saat sudah di dalam bus, Evan melihat dari balik jendela mamanya berjalan beriringan bersama Sopir dan kernet bus. Saat mamanya kembali duduk di sampingnya, Evan bisa mencium bau peju dari badan dan mamanya. Tapi Evan yang memang belum terlalu tahu akan seks tak terlalu memikirkan hal tersebut. Saat ia lihat jam tangannya ternyata sudah menunjukkan pukul 21.10 dan mamanya baru saja kembali. Berarti hampir dua jam mamanya bersama para pria di dalam bangunan belakang Rest area ini dan entah berapa pria yang sudah menikmati tubuh mamanya itu, yang ia tahu hanya 4 orang termasuk pria yang memberitahu pria lainnya di dalam toilet tadi.

Karna tak tau harus menyikapi seperti apa, akhirnya Evan kembali tidur setelah memakan makanan yang mamanya belikan sebelum masuk ke dalam bus tadi.

JEDUG!!!

Bersambung

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel