Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Keluarga baru

Mike membawa Yuvrelina kembali ke kediamannya. Sudah waktunya untuk menunjukkan Barbie kembali di depan publik. Keduanya baru saja tiba di rumah. Supir membawakan koper Yuvrelina masuk ke dalam. Yuvrelina menerima koper itu dengan bibir tersenyum, mendapati hal itu, Mike segera membuka kata..

“Kamu harus ingat apa saja yang mustahil dilakukan Barbie! Poin penting itu harus kamu tanamkan baik-baik di dalam kepalamu!” Bisik Mike sebelum mereka berdua masuk ke dalam kamar.

Mendengar nada tajam dan melihat ekspresi tidak senang pada wajah Mike, Yuvrelina meremas gagang troli kopernya. “Pelayaaan!” Seru Yuvrelina dengan suara lantang tepat di depan wajah Mike. Pria itu sampai melotot kesal seraya mengorek liang telinga kanannya.

“Iya, Nyonya!” Pelayan datang dengan langkah tergopoh-gopoh.

“Bawa koper ini masuk ke dalam, tata semua bajunya ke dalam lemari.” Perintahnya sambil melepaskan genggaman tangannya dari gagang troli.

“Barbie tidak akan membiarkan siapapun menyentuh barang kesayangannya, kamu tahu apa barang kesayangan bagi seorang peraga busana?! Kamu tidak melihat dia pelayan dapur, bukan pengurus baju? Kamu harus bisa membedakan mana pelayan dapur dan mana pelayan yang mengurus bajumu!” Desis Mike seraya menepuk bahu Yuvrelina lalu masuk ke dalam kamar.

Dengan langkah tergesa Yuvrelina segera menyusul masuk ke dalam kamar, high heels yang dia kenakan tanpa sengaja tersandung dan dia jatuh tepat di depan Mike. Spontan Mike menahan pinggang Yuvrelina. Demi menepis rasa canggungnya, Yuvrelina segera berdiri dan bergelayut dengan kedua lengan di belakang tengkuk Mike. Yuvrelina tidak peduli lagi dengan wajahnya yang kini sedang memerah lantaran menahan malu yang sangat luar biasa.

Pelayan di dalam kamar merasa aneh melihat tingkah majikannya, selama ini Barbie selalu berperilaku anggun bahkan dia hampir tidak pernah menunjukkan cela sama sekali. Tapi Barbie yang dia lihat sekarang sangat ceroboh dan cenderung terburu-buru.

“Apa yang kamu lihat?! Keluar!” Teriak Mike pada pelayan itu.

Tanpa menjawab ucapan Mike pelayan dapur tersebut segera keluar dari dalam kamarnya.

“Jangan sampai siapapun mengetahui istriku terjatuh! Jika sampai tersebar keluar, maka kamu harus membayarnya!”

“Ba-baik! Tuan!” Sahut pelayan itu sambil membungkuk hormat di depan Mike lalu keluar dan menutup pintu.

Melihat pintu di belakang punggung Mike sudah tertutup Yuvrelina langsung melepaskan tengkuk Mike lalu berjalan menuju ke arah kopernya.

“Bisa-bisanya bertindak sangat ceroboh!” Keluh pria itu sambil menghenyakkan tubuhnya duduk di tepi ranjang.

“Ini pertama kalinya bagiku, berhentilah mengomel. Seharusnya kamu memberikan dukungan padaku, bukan malah mengomel.” Sahut Yuvrelina dengan nada tidak sabar seraya menata bajunya ke dalam lemari.

“Nona Marrie! Itu lemari bajuku. Astaga..! Apa yang harus aku lakukan dengan wanita ini!” Keluhnya lantaran sudah sangat lelah dengan Yuvrelina.

“Aaa-apa? Lemari sebesar ini hanya kamu gunakan sendiri? Tidak apa-apa, aku hanya memakai sedikit ruang. Masih tersisa banyak ruang jika bajumu ditumpuk menjadi satu.” Ucapnya seraya menyingkirkan baju Mike ke samping lalu tetap memasukkan bajunya ke dalam lemari tanpa peduli.

Mike dengan tidak sabar, segera berjalan dengan langkah lebar menuju ke arahnya. Yuvrelina menjatuhkan baju Mike ke lantai lalu bersandar penuh pada daun pintu lemari.

“Yuvrelina!” Mike mencengkeram dagunya. “Kamu sengaja melakukan ini untuk membuat kesabaranku habis?”

“Ti-tidak, mana mungkin?!” Serunya sambil menggeleng seraya menggenggam pergelangan tangan Mike menggunakan kedua tangannya. “Lepaskan aku, rahangku bisa retak.” Keluh Yuvrelina seraya memukuli lengan Mike.

Pria itu segera melepaskan cengkeraman tangannya. “Bereskan itu!” Mike menunjuk bajunya yang berantakan di lantai, lalu memutar tubuh Yuvrelina menghadap ke arah lain. “Kamu lihat pintu itu?” Tanyanya seraya menahan kedua sisi kepala Yuvrelina dari belakang punggung agar tatapan mata wanita itu tertuju pada pintu di depan sana. “Lemari bajumu, serta semua barang-barangmu ada di balik pintu itu. Aku ingin semuanya beres dengan cepat, dua puluh menit lagi kamu harus turun ke lantai bawah untuk makan malam bersama. Temui kedua putramu!” Bisik pria itu pada daun telinganya.

Melihat Mike keluar dari dalam kamarnya, Yuvrelina menghela napas lega. Wanita itu segera membereskan semua baju di sana. Setelah selesai dia masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan Mike, Yuvrelina melihat banyak perhiasan serta semua perlengkapan entah berapa banyaknya. Dia merasa kediaman ibu mertuanya masih tidak bisa menampung seluruh perlengkapan di dalam ruangan itu jika dia memindahkannya ke sana.

“Dia wanita yang sangat gila! Untuk apa menyimpan barang sebanyak ini?” Yuvrelina hanya meletakkan kopernya di sana, dia berjalan melihat-lihat semua barang yang dipajang di dalam ruangan itu. Ada banyak foto-foto Barbie dengan bingkai besar. Yuvrelina mencoba berpose untuk menirunya sambil berdiri di depan cermin. “Kenapa tidak bisa mirip sama sekali?” Keluhnya seraya menggelengkan kepalanya. Saat melihat wajahnya di cermin, tiba-tiba dia teringat dengan putrinya. “Anna tidak akan mengenaliku lagi..” ucapnya seraya meraba pipinya sendiri, tanpa sadar air matanya ikut menetes jatuh pada kedua pipinya.

Di lantai bawah, Mike sudah tidak sabar menunggu Yuvrelina turun. Begitu juga dengan Kelvin dan Keyvan Miland.

“Wanita ini!” Keluh Mike seraya hendak berdiri dari kursinya. Niat tersebut gagal lantaran mendengar suara langkah sepatu dari arah lantai atas menuju ke lantai bawah. Mike menatap ke arah anak tangga, dia melihat Yuvrelina sudah berganti baju dengan gaun malam. Baju tipis dan sedikit terbuka itu membuatnya takjub. Ternyata tidak hanya wajah Yuvrelina yang mirip dengan Barbie, tapi postur tubuh profesional milik Yuvrelina membuatnya semakin yakin kalau wanita itu adalah pilihan sempurna untuk dijadikan sebagai pengganti istrinya yang kabur entah ke mana!

“Pa? Papa kenapa?” Tanya Kelvin pada ayahnya, tidak biasanya ayahnya menatap ibunya dengan tatapan seperti itu. Selama ini Mike malah selalu bersikap cuek dan tidak peduli. Kelvin Miland, remaja berusia dua belas tahun, anak itu merupakan putra pertama Mike.

“Tidak apa-apa.” Sahut Mike seraya mengambil gelasnya lalu meneguk sedikit isi dari gelas tersebut.

Keyvan, anak berusia sepuluh tahun itu hanya menatap ke arah kakaknya dan ayahnya tanpa bicara apa-apa.

Yuvrelina sudah sampai di dekat meja makan, melihat kursi di sebelah Mike yang kosong atau kursi di sebelah Keyvan. Tentu saja sebagai Yuvrelina dia akan memilih duduk di dekat Keyvan. Wanita itu berjalan mendekat ke arah Keyvan dan Kelvin. Yuvrelina merangkul bahu mereka berdua dari belakang. Dua anak itu sangat terkejut sekali, selama ini ibunya tidak pernah bersikap hangat seperti itu.

“Apa yang kalian tunggu? Ayo makan, kalian pasti sudah sangat lapar karena menunggu Mama.” Ucapnya sambil tersenyum menatap wajah dua anak yang kini menoleh padanya. Keyvan dan Kelvin menatap ibunya dengan ekspresi bingung.

Yuvrelina melihat ketakutan terlukis jelas pada wajah keduanya, wanita itu segera melebarkan senyumnya. Dua anak itu segera mengangguk lalu bersamaan memberikan kecupan pada pipi Yuvrelina.

“Mama ganti parfum?” Tanya Kelvin seraya mengendus baju Yuvrelina. Aroma kali ini terasa lebih lembut dibandingkan dengan aroma yang biasanya.

“Ah, iya, Mama merasa harus berganti dengan sesuatu yang baru. Kalian suka yang mana? Yang sekarang, atau yang sebelumnya?” tanyanya tanpa ragu pada Kelvin.

“Yang ini, lumayan.. tapi sepertinya lebih mahal aroma yang kemarin-kemarin.” Sela Keyvan, anak itu sudah mengambil satu sendok nasi dan meletakkannya ke atas piringnya.

Yuvrelina melihat ke arah Mike, Mike terpaku menatap kebersamaan dirinya dengan dua anak itu.

“Makanlah.” Ucap Yuvrelina pada Mike sambil tersenyum lembut. Yuvrelina menarik kursi lalu duduk di sebelahnya. Wanita itu mengambil gelas, untuk meneguk sedikit air.

“Terima kasih.” Bisik Mike dengan tatapan tulus.

Yuvrelina hampir tersedak mendengar ucapan itu, wanita itu hanya mematung sambil menggenggam gelasnya dengan kedua pipi menggembung penuh air karena terlalu terkejut Yuvrelina tidak sempat berpikir untuk meletakkan gelasnya di meja.

Awalnya Mike juga lumayan terkejut, karena Barbie tidak akan pernah melakukan itu! Wanita itu biasanya duduk dan menyuap dua sampai tiga suap ke dalam mulutnya lalu bergegas pergi meninggalkan ruang makan. Tapi melihat kedua putranya begitu nyaman berbicara dengan sosok Barbie yang sebenarnya adalah Yuvrelina, Mike tidak mungkin merusak kebahagiaan yang dia saksikan untuk pertama kalinya dari sinar mata kedua putranya itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel