Bab 4. Kado Lamborghini buat mamah
"Vina kamu dimana?"
"Bentar lagi pulang mah"
Vina sudah membuat penjadwalan pembayaran lamborghininya. Dan tentu saja pihak Lamborghini juga mengurus semua dokumennya.
"Mbak bisa dianter sekarang lamborghininya? Saya mau yang ready stock saja"
"Aventador khan"
"Iya ..."
"Siap ada ... pokoknya buat Adek Vina special"
Angka di rekeningnya beranjak dari hari kehari karena Vina mewithdraw tiap hari. Walau agak menunggu lama. Akhirnya lamborghininya datang juga.
"Vina sayang gimana uangnya kemaren 10 juta buat apa?"
"Sudah habis mah"
Dengan cueknya Vina.
Ia ingin ngeprank mommynya.
"Vina jangan bercanda sayang"
"Iya sudah habis 10 jutanya"
"Buat apa?"
"Ada aja ... pokoknya kalau mamah ikhlas, nanti akan kembali. Kalau tidak ikhlash nanti hangus deh"
"Jangan dong Vina ... itu bisa buat kita makan berbulan bulan"
"Tapi mommy khan punya banyak tabungan"
"Walau banyak tapi tetep kita harus hemat sayang"
"Ah kemaren mommy bilang kalau punya uang dibeliin lamborghini, ferrari, mustang ... itu khan gak hemat"
"Itu khan melamun, berandai andai ... hehe bukan beneran"
Dan waktu pengirimanpun tiba.
Vina sengaja ingin agar lamborghininya dikasih pita berwarna kuning. Karena lamborghini Aventadornya warna kuning jadi pitanyanya juga yang senada.
"Ting tong ting tong"
Dari lantai 2 Vina sudah senyum senyum. Mommynya pasti kaget dibuatnya.
Ada beberapa karyawan lamborghini datang. Juga dari pihak kepolisian. Ia ingin dibuat dramatisir agar mommynya kaget
"Permisi ... dengan ibu Nenda"
"Iya ada apa ya ..."
"Maaf saya bersama kepolisian ingin minta pertanggung jawaban dari ibu"
"Ada apa ya ..."
"Anak ibu sudah merusak kendaraan nasabah kami, kendaraannya kendaraan mahal bu. Lamborghini"
"Hah kapan"
"Kejadiannya seminggu yang lalu"
"Siapa namanya?"
"Vina"
"Terus ..."
"Ya kami bersama pihak kepolisian meminta ganti rugi kepada orang tua Vina sebesar 8.7 milyar"
"Hah besar amat"
"Iya memang besar"
"Ah yang bener"
"iya ini kami bersama pak polisi"
Sebetulnya pak polisi sudah gak tahan atas prank anaknya Nenda, Vina.
Tapi karena ini bagian dari pelayanan perusahaan lamborghini itu atas request vina, mau tidak mau menyanggupi ide prank itu.
"Vina .... vina sini turun nak"
Vina sebetulnya gak tega lihat kepanikan ibunya.
"Iya ada apa bu .. vina segera turun dari lantai 2"
"Kamu bener sudah merusak lamborghini ..."
Vina pura pura tertunduk.
"Iya mah maafin Vina mah"
"Astaga Vina gimana ini"
Mulai Nenda kebingungan.
"Ini kami bersama pak polisi datang untuk mendiskusikannya"
"Iya gimana pak, uang sebanyak itu darimana kami punya pak"
"Iya tapi ibu harus menggantinya"
"Memangnya kenapa kendaraannya"
"Ibu bisa lihat sendiri kendaraannya"
"Mana"
"Ada di depan"
Terus Nenda datang ke depan. Terlihat ada lamborghini. Warna kuning. Elegan.
Dia melihat lihat.
"Rusak apanya ya pak ... ini khan masih bagus dan mulus"
Nenda agak keheranan.
"Menurut ibu bagus, coba ibu naikin"
"Maksudnya"
"Coba ibu naik keatasnya dan rasakan mesinnya"
Nenda mau tidak mau masuk kedalam lamborghini itu.
Terus dinyalain lah lamborghini itu.
"Buummm suara menggelegar dari lamborghini itu"
"Gimana suaranya"
"Tapi kayaknya bagus ... enggak rusak"
"Iya tapi ini mobil mahal bu"
"Iya saya tahu mahal tapi khan gak rusak"
"Kalau ibu gak percaya, coba kita berkeliling"
Nenda mengangguk angguk saja.
Ia diajak berkeliling di kompleks.
Lalu balik lagi kerumahnya.
"Gimana rasanya bu"
"Enggak ah gak rusak. Enak jalannya"
"Ya udah buat ibu saja kalau ibu rasa enak mobil ini, saya enggak mau mobilnya"
"Maksudnya"
Vina lalu tersenyum
Lalu memberi kode.
"Kena prankkkkk "
semua berteriak
"Maksudnya"
"Hahah bu Nenda ... maaf bu ya ... kami mengucapkan selamat ... ibu dapet mobil ini"
"Maksudnya"
"Anak ibu, Vina yang belikannya bu"
"Hah maksudnya?"
"Iya mah .. ini buat mamah"
"Apa Vina jangan bercanda"
"Gak bercanda ... ini buat mamah .... nih nota pembeliannya"
"Astaga Vina ... dari mana kamu dapat uang sebanyak ini"
"Dari yang 10 juta itu"
"Kok bisa"
"Ya bisa dong mah, anak mileniaaall"
"Bener ini mbak"
"Bener ini bu. Anak ibu Vina, datang ke tempat kami beli mobil lamborghini ini katanya buat kejutan ibunya"
"Vina kok bisa?"
"Ya bisa mah, khan vina bilang kalau mommy ikhlas duitnya akan kembali"
"Astaga sayang ibu masih gak percaya sayang"
"Iya ibu percaya aja, nih ada pak polisi juga ya khan pak polisi"
"Iya maaf bu tadi saya ngeprank ibu. Semuanya sudah dibayar lunas oleh anak ibu"
"Tapi bukankah pajaknya mahal tiap tahunnya?"
"Iya bu nanti saya deposit untuk pajak 1 milyar untuk beberapa tahun ya nanti kalau gak bisa bayar ya tinggal dijual khan bu"
"Iya ya ... tapi ini khan gak mimpi ya sayang?"
"Enggak ibuku, coba aja cubit tangan ibu sakit gak"
Nenda refleks mencubit tangannya.
"Eh iya ya gak sakit"
"Ya khan bu"
"Ya udah bu. Kita foto foto dan kita buat tanda terimanya"
"Sungguh pak saya masih belum percaya"
"Iya kami juga gak percaya bu. Anak ibu tiba tiba datang ke showroom kami dan mencari lamborghini"
"Tapi saya gak bisa pakenya pak"
"Haha ... nanti ibu harus belajar nyetir lagi"
"Iya bu kursus lagi nanti"
"Iya memang agak beda sedikit lamborghini dengan mobil biasa tapi ya memang bisa dipelajari"
"Iya aku juga belum bisa mah, kita belajar sama sama"
"Iya ya sayang"
"Tapi punyaku bukan lamborghini mah"
"Hah kamu beli lagi yang lain?"
"Aku sukanya Ferrari mah"
"Hah kamu beli lagi sayang ..."
"Iya mah ... nah itu dia"
Datanglah Ferrari 488 Spider yang harganya 10 milyar. Vina sudah mewithdraw dari beberapa akun togelnya yang ditotalkan jumlahnya sudah 100 milyar yang ia tarik.
"Astaga kamu jadi crazy rich sayang"
"Iya mah"
Nenda, Mommynya Vina kaget bukan main. Memang sudah dari umur 6 tahun ia melihat keanehan Vina.
Ia diusia 6 tahun sudah berbeda dengan teman teman lainnya.
"Kamu nanti cerita ya kamu dapat uang darimana?"
"Mommy udah tahu kok ... tapi Vina gak bisa cerita nanti aja ya mommy"
Nenda penasaran. Tapi ia tidak mau membuat mood Vina jadi berkurang kalau ia tanya tanya terus.
Mereka akhirnya menyewa instruktur mobilnya. Tentu saja dari tenaga ahlinya dari showroom langsung.
Karena tentu berbeda dengan mobil biasa.
Walaupun begitu namun Vina gak mau buru buru bisa make. Ia cuma pengen majang mobilnya di garasinya.
"Mah kita kayaknya harus beli villa mah, rumah ini terlalu kecil"
"Astaga, uang kamu berapa sih jumlahnya? Mamah cuma bercanda loh nak ... pengen villa"
"Gak apa apa khan kalau beneran juga"
"Emang kenapa kalau disini"
"Disini gak enak lah mah, banyak yang ngatain. Katanya kita muja, bersekutu dengan setan lah ...padahal kita udah sumbang masjid sumbang pak RT, sumbang madrasah ... katanya uangnya gak jelas"
"Sebenarnya mamah aja gak tahu, kamu gak mau cerita darimana uangnya"
"Halusinasi mah"
"Maksud Vina"
"Sudahlah mah, intinya dari halusinasi"
"Emang bisa dapet uang?"
"Mommy pikir aja sendiri"
"Ah gak ngerti lah tapi gak rampok bank khan haha"
"Kalau rampok bank, pak polisi kemaren udah nangkep Vina dong"
"Iya juga ya... ah sudahlah mamah gak mau tahu"
"Nah gitu dong mah"