Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Waduh, banyak banget,

Ketika Jam sudah menunjukkan pukul 08.20 kami sudah Bersiap - siap, Winda mengenakan Dress merah Selutut, Sedang aku hanya memakai Celana Jeans semalam dan Baju Kemeja merah maron Milik Suaminya Winda.

" Nih minum dulu " pinta Winda menyerahkan pil Obat yang Aku tidak tau manfaatnya.

" Ini obat apaan ? " Tanya ku masih ragu, jangan sampai obat ini dapat merusak Tubuh ku atau bahkan bisa membunuh ku.

" Hehehe ...obat kuat " dia terkekeh Malu,

" Padahal Aku udah Kuat kok ?" Timpal ku.

" Minum aja nanti kamu akan mengerti juga, Kemudian dia Memberikan Sebuah minuman Yang barusan saja di aduk olehnya.

" Ini apaan lagi win ? " Tanya ku setelah menelan pil Obatnya.

" Telur ayam kampung, madu,  dan jahe aja " jawabnya sangat enteng kali ini.

Aku yang mendengarnya seketika Membuat ku semangat karena sepertinya di sana aku akan kembali Mendapatkan kenikmatan.

Skip...

Sesampainya di parkiran Mobil aku begitu takjub Melihat beberapa mobil mewah yang ikut terparkir. Dengan sangat percaya Diri ketika Winda begitu lekat bahkan dia tidak Sungkan Merapatkan dada miliknya di lengan ku.

Suasana Riuh suara wanita Yang tengah Duduk Bersimpuh di bagian Tengah, ada beberapa wanita Yang tampilannya sangat menor bahkan terjadi Adegan saling memamerkan. Winda Langsung saja Ikut nimbrung, Dan dia juga Menarik Lengan ku untuk ikut duduk juga.

" Cieeee....Yang bawa brondong " Celetuk salah satu wanita.

" Alex....." ucap salah satu dari mereka yang sepertinya mengenal ku, karena dia dengan Lantang menyebut nama ku, awalnya aku yang masih terus memandang yang lainnya tiba - tiba langsung terpengarah dengan Suara yang memanggil ku.

" Mba Mawar " sebut ku Sambil menunjuknya..

" Jeng Winda sepertinya tidak salah memilih " Timpal Wanita Yang satunya lagi yang ternyata adalah Indri Parbeta wanita singel yang sudah berumur 30 tahun, yang pernah menjadi rekan kerja ku juga.

Di Ruangan ini terdapat 7 wanita yang aku taksir memiliki umur yang rata - rata 30an tahun.

" Jenggg...Boleh pinjam sebentar Brondongnya ? " Tanya mba Mawar sedikit memberikan kode kedipan mata, entah apa maksudnya tapi aku kembali Merasakan Panas di tubuh ku, padahal di ruangan ini sudah Ada beberapa AC yang sudah Aktif atau Dalam keadaan on.

" Win kok perasaan ku gerah Gini ? " Tanya ku berbisik.

" Husst...." Dia hanya memberikan kode Isyarat agar diam saja, tapi lama kelamaan ujung keperkasaan ku terasa Berkedut, Dan Rasa Panas di bagian Produksi milikku semakin saja Menambah gejolak di tubuh ku.

" Huuff....huuuu" aku menghembuskan Nafas berusaha mengatur suhu tubuh ku yang tiba - tiba melonjak drastis.

" Jenggg....Gimana Kalau Kita nikmati bersama saja " Pinta Salah satu wanita yang Menor tapi Dadanya itu loh hampir sama besarnya Dengan Buah pepaya , tubuhnya memang gemuk sih, bukan Montok lagi.

" Boleh saja jeng, tapi ngga gratis loh " Jawab Winda.

" Mendingan Kita Lot arisannya, yang namanya keluar dia yang Bayar semuanya ! Setuju ngga ? " Ujar Mba mawar dengan santainya.

Sepertinya wanita di hadapan ku bukan wanita sembarangan  karena Pakaian yang mereka gunakan semuanya yang terupdate, mereka juga memakai perhiasan mahal, selain acara arisan sepertinya mereka melakukan sebuah ajang saling memamerkan Harta. Hanya Indri Parbeta yang dandanannya Normal dan sama saja ketika dia masih bekerja di Cafe Enjoy.

Wajahnya yang masa bodoh seolah tidak suka jika temannya membahas masalah ini.

Dia akhirnya memilih untuk beranjak Keluar. Akupun langsung mengikutinya.

" Winda Aku Mau Ambil Dompet bentar di Mobil Ucap Ku Sebelum bangkit.

" Iyya Lex, jangan lama - lama " jawab Winda.

Setelah keluar, aku mendapatkan Indri tengah Bersantai duduk sambil mengisap Rokok mentoknya.

" Heiii...ada masalah ? " Tanya Ku Sambil menepuk pundaknya.

" Ngga ada !, Gue ngga suka Liat Luh di rendahkan seperti itu ! " Jawabnya tanpa melihat ku.

" Hahaha ngga usah Sok care Mba, jasa ku di bayar kok oleh mereka " timpal ku, karena tidak merasa di rendahkan.

" Lex, lu itu baru saja menikah secepat itu kamu lupa Dengan mendiang istri mu " dia Bertanya kembali.

" Dari pada ngemis , mendingan Kerja Seperti ini " Jawab ku.

" Lu butuh berapa banyak uang Lex, akan Aku berikan " Timpalnya.

" Hahh...dengan Cara mu seperti itu sama saja merendah kan ku mba, Aku ingin mendapatkan uang dari Usaha dan kerja ku, bukan Mendapatkan dari Belas kasihan Dari mu " Sergah ku menolaknya.

" Hahahaha....Dasar culun tapi S*ngean, ngga punya harga diri " ucapnya tersenyum licik ke arah ku.

" Maksudnya gimana mba? Jangan Mentang - mentang udah punya banyak uang Sesuka hati menghina dan merendahkan ku " tanggap ku kini berdiri berkacak pinggang di depannya.

Entah mengapa dia Mengatakan hal ini dengan ku, padahal Dulu aku dan dia tidak begitu akrab. tapi kali ini dia tanpa merasa bersalah telah menghina ku.

" Dasar maniak, pecundang, anjnggg Bangsaattt " dia terus mencecarku dengan Hinaan hingga memancing tangan ku Ingin menampar Wajahnya, tapi seketika teringat dengan Pesan ibuku, ( seburuk apapun Ucapan Wanita jangan pernah kamu Memukul atau ringan Tangan denganya ).

" Bukannya lu dulu pernah Ngel*nte Juga ? " Tanya ku kali ini tidak sungkan Dengannya.

" Lahh aku kerja buat have fun aja, lu kerja Tapi ngerendahin martabat lu sendiri Bangsaattt" Ungkapnya.

" Hahaha... Setidaknya lu tetap saja penikmat yang menikmatinya juga kan ? " Tanya ku lagi.

Sluuuurrrppp.....sluuuurrrppp...

Entah apa yang merasuki wanita ini, tiba tiba saja dia Meraih wajah ku dan Langsung melumat bibir ku.

" Mmmuuaaacchhhh " Dia menghisap dan Mengecup ku sangat dalam tapi aku tak kunjung merespon karena masih terheran dengan Kelakuannya yang tadinya menghina dan Barusan dia Melakukan hal Yang Tidak aku pungkiri.

Dia kemudian kembali Masuk Ke ruangan di mana teman - temannya sedang berkumpul.

" Siapa yang Mau duluan ? " Tanya Winda.

" Aku ....aku...Gueee... donggg....jenggg " Sahut mereka Bergantian.

" Gimana kalau Sesuai urutan Umur ? " Celetuk Mba mawar.

" Hmmm ide Yang Bagus tuh jeng mawar " Jawab Winda.

Sejernak  Aku berandai bahwa Winda yang paling Muda di antara mereka.

" Aku umur 32 jeng " ucap Winda memulai.

" 38 tahun Sayy " lanjut mawar.

" 33 Bestiee..." Sahut wanita Yang belum aku tahu namanya.

" 30 tahun " Jawab Indri dengan Cueknya.

" Wahhh....itu berarti Indri duluan yang main nih " Celetuk Winda.

Sejenak membuat ku terpengarah menatap heran Ke Winda karena Sepertinya dia akan Meminta ku berhubungan dengan Indri, padahal saat ini aku tengah Emosi dengannya.

" Lex...kamu  masuk Ke kamar itu aja yah, kamu nunggu di dalam " pinta Winda lagi dengan Berbisik lirih.

" Habis ini janji aku beliin kamu handphone" bisik Winda

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel