Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Oh, Ternyata ini permintaan Suaminya.

Setelah pintu utama kembali di kunci oleh Winda, dia kemudian berbalik menatapku, sambil berhadapan dia terus memepet tubuh ku. Dari wajahnya masih sangat menampakkan kecantikan tapi kerutan di wajahnya tidak bisa berbohong jika wanita di hadapanku sudah berumur.

"Woww....." Dia terbelalak dengan mulut membentuk huruf O, tangannya baru saja mengelus bagian bawahku.

Segera tanganku ikut penasaran kelanjutan isi di dalam branya.

"Shhhttt...." Dia mendesis sambil menggigit bibir bawahnya ketika tanganku Sudah menelusup di bagian celah leher bajunya. Karena tidak ada celah yang lebih cepat menurutku.

Dia terus menerus memberi rangsangan, hingga rudalku mencuat di balik celanaku.

"Hmmm kamu ngga pakai cd, lumayan greget buatku Lex," timpalnya.

"Eheeemmm ehhh.... Udah datang yah Kekasih baru mami " celetuk seorang pria yang baru saja muncul dari balik pintu sebuah ruangan.

Aku yang mendengarnya langsung menghentikan oermainan tangan dan berusaha menyembunyikan rudalku yang mencuat tegang di balik celanaku, dengan santainya pria itu kemudian berjalan menuju kursi sofa yang berada di bagian sudut Kanan.

"Lex itu suamiku, tapi aku udah minta izin juga kok, " Sahut Winda seolah mengerti apa yang membuatku kaku terdiam.

Winda meraih pergelangan tanganku menarikku menuju di mana suaminya tengah duduk.

"Papi....cocok ngga dengan Mami ?" Tanya Winda dengan manjanya sambil mengambil gaya manja.

"Hmmmm yang penting dia bisa memberikan keturunan buat kamu, " Jawab Suami Winda sambil mengutak-atik beberapa lembar kertas di depannya.

Mendengar Jawaban dari suaminya membuatku langsung antara kaget dan keheranan, dan ini kali pertama aku mendapatkan klien yang sudah bersuami dan suaminya malah merespon positif keinginan sang istri.

"Di coba dulu Pi, semoga jadi, " timpal Winda.

"Ingat mii....Jangan pakai perasaan yah, papi ngga mau itu terjadi, " timpal suaminya.

"Papi tetap nomor satu di hati mami kok, dan Mami juga ngga mungkin mau melakukan ini semua kalau bukan permintaan papi sendiri, " jawab Winda lagi sedikit menunduk.

Setelahnya Winda mengajakku menuju kamar tamunya, dia tidak ingin melakukan permainan ini di kamar pribadinya karena itu sama saja dia tidak menghargai suaminya.

"Maaf yah kita melakukannya di kamar tamu saja, " lanjut Winda.

"Di mana saja Jadi Win, mau di WC, atap, di ruang tamu, di teras aku juga mau kok " jawabku sedikit menghiburnya, dari raut wajahnya masih terpintas rasa bersalah.

Sluuuurrrppp.... sluuuurrrppp...

Setelah dia menutup pintu kamar, kali ini aku yang mulai menggapai dagunya Kemudian kedua telapak tangan ku berpijar di kedua belah pipinya yang halus, bibir ku menghisap Bibir tipisnya, dia menyambut lumatan ku dengan menghisap lidahku, kedua tangannya mengalun di leher ku.

" Mhhh....Ahhh..... Mmmuuaaacchhhh"

Gumamnya Tertahan dengan nafasnya yang mulai memburu.

Sluuuurrrppp.... sluuuurrrppp

Kali ini jilatan ku Merambat kebagian lehernya, Sementara kedua tangan ku perlahan Merogoh Bagian Celana Jeans miliknya, entah mengapa aku begitu Fokus dengan bagian bawahnya sampai aku Tidak terlalu peduli dengan Gunung kembar miliknya.

tanpa melepas kalungan tangannya di leher ku, Winda kemudian perlahan melangkah mundur, sesampainya di tepian ranjang dia kemudian Menghembuskan tubuhnya di spring bed miliknya.

" Lex tolong perlakukan aku selembut mungkin, berikan Tubuh ku Benih terbaik milik mu " pintanya sambil Merogoh Satu persatu Kancing Baju dress millikknya.

" Aku akan melakukannya win " jawab ku, dengan Meraih ujung baju ku kemudian menariknya sampai lepas melewati Kepala ku.

"Waowww.... amazing" dia kembali Terkesima ketika aku sudah bertelanjang dada.

Perlahan tanganya meremas gundukan miliknya sendiri yang masih terbungkus bra Brenda berwarna Putih, sangat kontras dengan Kulitnya yang putih juga.

"Lex Gagahi aku " pintanya lagi Sambil menutup matanya dengan menggigit bibirnya kembali.

pemandangan yang begitu memancing gejolak hasrat ku. seketika Keperkasaanku kembali mencuat dengan gagahnya.

Jemariku perlahan melepas ikat pinggang, lanjut menurunkan resleting dengan mudahnya celanaku tertanggal berkat bantuan gerakan pinggulku.

"Lex..." Panggilnya dengan suara serak dan seksi.

Perlahan tubuhku bersimpuh di perantara tubuh Winda, tanganku melepas kancing celana miliknya, hal yang sama aku lakukan sampai akhirnya Winda sudah Tidak terbungkus apapun lagi.

Dadanya yang tergolong kecil Namun masih Sangat padat menggelantung, yang membuat ku terus - menerus meneguk ludah yaitu Liang Kewanitaannya yang Sangat Bersih, bahkan Sehelai rambut tak terlihat, Apalagi ketika Winda Merenggangkan Pahanya, aku yang mengerti apa yang di inginkan oleh wanita Di hadapan ku, segera Mungkin wajah ku Tenggelam Di pangkal pahanya.

Hal pertama yang di lakukan tangan ku yaitu memberikan rangsangan tambahan dengan Rabaan Di Perutnya yang masih rata, perlahan naik Meremas Kedua dadanya, dan Terhenti ketika jemariku masuk di mulut Winda.

Sluuuurrrppp.

Dia menjilat jari telunjukku seolah menganggapnya lolipop yang begitu nikmat.

Lidahku langsung bermain-main dengan lihainya, bahkan dia mengekspresikan dengan pinggulnya yang sesekali terangkat.

Sluuuurrrppp...... sluuuurrrpp.....

Semakin aku menghisap bibir kewanitaannya dia mengisap juga jemariku, silih berganti dengan jari tengahku.

Tangan kiriku yang nganggur perlahan turun meremas gundukan dadanya, plintiran jari jempolku berhasil membuat putingnya semakin mencuat bahkan nenegang keras.

Kali ini aku fokus merangsang area paling sensitifnya yaitu G- Spotnya karena berharap Ingin memberikan puncaknya sebelum kami melakukan ke tahap inti.

Lidahku berulang - ulang menyenggol serta mulutku menghisap bendal Kecil yang berada terselip di atas bagian tengah liangnya.

"Arrrhhhh.....Ahhhhh.....fuckkk....lexx....Enakkk bangett " Desahannya begitu menambah semangatku.

Tubuhnya yang blinsatan seakan kerasukan oleh kenikmatan yang aku berikan, kakinya menjepit kepalaku, kemudian menjejalkan liang kewanitaan yang basah dan lembab itu di mulutku, gerakan naik turun seolah Ingin menggesekkan miliknya dengan kasarnya pori- pori lidahku.

Sluuuurrrppp...sluuurr...

Pinggul masih saja naik turun, dengan kaki yang menggapai - gapai menjadi topangan tubuhnya untuk mengambil alih penetrasi yang aku lakukan.

Rasanya sesak tapi aku begitu menikmati cairan yang mengalir keluar.

Setelah mendapatkan puncak kenikmatannya, jepitan pahanya merenggang kembali, sehingga aku bisa bernafas legah, dan melanjutkan nencucut cairan yang masih tertinggal di dalam.

Cklekkk...cklekkk...ckleekk!!

Bunyi lidahku seolah mencolek cairan dari dalam liang kewanitaan milik Winda.

"Huuufftt....Baru pakai lidah aja aku udah ke enakan gini Lex, " ucapnya sambil bernafas lega, sejenak tatapanku terfokus dengan kedutan liangnya.

"Win apakah suamimu jarang memakai milikmu ?" tanyaku, sangat Jelas liang kenikmatan miliknya begitu sipit sempit.

"Ahhh....Suamiku impoooten lexx....Aahhh..."

Dia masih saja bergetar menikmati sisa kenikmatan yang baru saja dia raih.

Winda kemudian duduk di hadapanku, tangannya menarik pinggangku, rudalku langsung masuk di mulutnya.

Sluuurr.... sluuuurrrppp

Dia menghisap serta menjilati setiap jengkal milikku.

Rasa Hangat yang sangat nikmat, memaksaku untuk menutup mataku.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel