Bab 8 Cikha yang Chubby
Liburan sudah usai. Aku harus berpisah dengan ketiga sepupuku yang cantik. Sex temptationnya sungguh sangat sukar dilupakan. Tiba di rumah malah ketemu tetangga yang cantik. Dia baru pindahan dari Bogor. Bogor kota hujan. Makanya banyak airnya. Cantik tapi chubby. Demplon. Murah senyum. Cantik berhijab. Bawaannya pengen wudhu aja kalau lihat. Adem soalnya. Pake hijab pink. Dengan lesung pipitnya. Cikha namanya.
"Boleh kenalan"
"Oh iya boleh"
"Downy"
"Cikha"
"Kamu sekolah dimana?"
"Aku di SMAKBO"
"Kok pindah khan sayang ninggalin SMAKBO, bukannya susah masuk situ"
"Iya soalnya papah pindah kerjanya"
"Oh iya"
"Kalau kamu?"
"Aku masih SMP"
"Kok bongsor"
"Iya ... hehe"
Orang bilang aku mirip anak SMA. Pemikirannya juga dewasa. Seperti nya jiwaku malah sudah dewasa, hanya terjebak dalam tubuh anak anak.
Mulai pikiranku traveling. Soalnya susunya gede untuk ukuran SMA. Kelihatan bagian depannya menggunung.
"Kok diem"
Cikha mulai salting soalnya Downy terus memperhatikan dadanya.
"Eeuuu anuu gede"
"Hah ... gede apanya"
"Enggak itu ... awannya gede"
"Hemmmzzz hayo ngeres ya"
"Kok tau?"
"Ya tau lah, tadi lihatin dada Cikha"
"Hihii maaf"
"Semua cowok sama, suka lihat susu cewek"
"Hihi iya"
"Iya lagi, masih kecil tahu"
"Eu anu ... udah gede kok"
"Gede apanya ..."
"Euuu gede nyalinya"
"Bener?"
"Iya bener"
"Temenin Cikha dong"
"Kemana?"
"Itu kedepan, soalnya lewat kuburan serem ih"
"Takut hantu?"
"Enggak sih, serem aja lewat kuburan"
"Serem apanya?"
"Ya serem aja ... banyak makhluk halusnya"
"Ayok aku anterin"
Aku nganterin Cikha. Tak terasa aku pegang tangannya.
"Eeeuu anu Downy ... tangan kamu"
"Eh maaf refleks, katanya pengen dianter"
"Iya tapi khan gak harus pegangan tangan"
"Emang kenapa? gak boleh"
"Belum boleh downy, masih kecil hehe"
"Tapi Cikha kok masih kecil udah gede"
"Hemmm mulai deh melantur"
"Serius gede amat, isinya apa?"
"Isinya apa ya ... ya susu aja ..."
"Ada airnya maksudnya?"
"Ya enggak atuh, memangnya aku lagi menyusui"
"Berapa ukurannya?"
"Mungkin 40B"
"Ya khan gede amat, khan masih kelas 1 SMA, udah gede amat susunya"
"Iya keturunan kali yah Downy, risi juga sih. Temen juga kadang suka godain"
"Tapi suka khan digodain"
"Kalau kurang ajar khan jadi gak suka Downy"
"Sering dipegangin atau diremas remas ya makanya gede?"
"Enggak juga. Paling kalau mandi khan gosokan aja sekalian diremas"
"Hah diremas ... buat apa?"
"Ya maksudnya bersihin gosokin badan pake sabun pake kain busanya khan sambil digosok diremas susunya biar bersih"
"Hehe ... Mau dong aku yang meremasnya"
"Downy ... hish ... jangan nakal ya Downy. Kamu khan masih kecil"
"Aku udah gede kok, udah panjang segini"
Aku menunjukkan Lima jari tanganku.
"gak mau tau"
"Hihi ... mau lihat"
"Hemmzzz kayak yang berani aja"
"Emang kamu mau lihat"
"Buat apa Downy lihat kelamin lawan jenis"
"Ya kali aja mau lihat"
"Udah pernah lihat sih"
"Hah punya siapa?"
"Punya ponakan haha"
"Lah punya ponakan mah kecil atuh"
"Haha udahlah Downy jangan ngomongin itu, udah lewat kuburannya"
"Emang mau kemana?"
"Mau ke warung"
"Oh ya sudah, nanti pulangnya mau ditemenin lagi"
"Boleh ... hehe"
Aku temenin Cikha. Dia belanja. Aku hanya diluar saja nunggu.
Setelah selesai belanja ia pulang dan aku anterin dia pulang.
Jarak rumahnya hanya 5 langkah dari rumahku. Dia bener bener tetanggaku. Dia baru beli rumah tetanggaku yang lama yang pindah ke Bandung.
Cikha melambaikan tangannya. Akupun membalasnya. Ia hanya sama ibunya. Sementara Papahnya kerja.
Sebetulnya ibunya juga nanti sore ia kerja. Sebagai guru private. Aku ada kesempatan buat ke rumahnya. Nunggu mamahnya Cikha ngajar.
Setelah mamahnya Cikha pergi ngajar. Baru aku memberanikan diri ke rumahnya.
Aku ketuk rumahnya gak ada yang nyahut. Tapi pintunya agak kebuka sedikit. Aku masuk aja.
Kulihat ternyata Cikha tertidur di sofa tamu. Aku bisa lihat Cikha gak pake hijab. Pake kaus dan kolor selutut.
"Cikha kamu tidur, cikh?"
Cikha terbangun.
"Eh kamu Downy, ada apa?"
"Enggak, mau main aja"
"oooh, sorry tadi aku ngantuk"
"Iya, sorry aku ganggu ya"
"Iya gak apa apa"
"Emang mamah kamu kemana Downy?"
"Ada sih"
"Oh iya tunggu ya, tadi mamahku bikin kue, bentar ya"
Cikha bawain kue buatan mamahnya.
Downy mencicipi nya.
"Enak juga kue buatan mamahmu Cikh"
"Masa? Iya memang dulu mamah pernah jualan kue"
"Jualan aja disini, pasti laku"
"Masa?"
"Iyalah coba aja"