Salah Paham 2
Shila langsung memungut ijazahnya.
"Maaf mengganggu," kata Shila lalu berbalik hendak pergi.
"Tolong kembalilah ke Milan, aku akan mengabarimu lagi nanti," pintanya pada Hiro.
Hiro dengan segala ketertegunannya saat ini hanya bisa mengangguk di mana tatapannya fokus pada gadis cantik yang Sam kejar.
"Tunggu, Shila?" gumam Hiro mengingat namanya.
Detik kemudian Hiro membuka mulutnya lebar, menunjuk ke arah Shila dan Sam.
"Dia keponakan Sam? Shila?" gumamnya yang dibuat terkejut berkali- kali.
Hiro langsung masuk ke dalam mobilnya untuk segera kembali ke Milan sesuai intruksi Sam.
"Wahhh, ia sungguh cantik sekali, aku bahkan hampir tidak mengenalinya," katanya yang mana ia dibuat kagum dan terpana dengan perubahan Shila saat ini.
Shila berlari begitu cepat sembari memeluk ijazahnya.
"Shila tunggu," teriak Sam yang berlari mengejar Shila.
Hap
Brugh
"Lepasin," bentaknya pada Sam sembari menghempaskan tangan Sam.
Sam menggenggam erat pergelangan tangan Shila dengan mata yang menatap mata merah keponakannya.
"Kamu mau ke mana?" tanyanya dengan lemah lembut di mana tanpa sadar ia menggenggam erat tangan Shila.
Shila memalingkan wajahnya sekilas lalu menatap Sam dengan berani.
"Kenapa paman tidak mengatakan yang sebenarnya jika paman akan menikah?" tanyanya dengan pelan namun penuh dengan penekanan.
"Kamu salah paham sayang, dengarkan penjelasan paman dulu," katanya berusaha menenangkan Shila lebih dulu.
Shila menggelengkan kepalanya keras, menghempaskan tangan Sam dan hendak pergi.
"PAMAN LEPASKAN AKU!" teriaknya dengan keras sembari memukuli punggung Sam kala tubuhnya di angkat layaknya karung beras.
Sam mendudukkan Shila dengan hati- hati di dalam mobilnya.
Dengan cepat ia masuk ke dalam mobil.
"Aku tidak mau pulang dengan paman," katanya saat Sam memasangkan seal beat padanya.
Sam hanya diam tak memberikan jawaban apapun.
Ia lalu melajukan mobilnya meninggalkan pelataran sekolah.
Shila menatap keluar jendela kala air matanya tak bisa berhenti turun.
"Tolong turunkan Shila di sini," pintanya pada Sam.
Sam menoleh sekilas, tatapannya lurus ke depan, napasnya terdengar begitu menderu.
Shila baru menyadari jika ini bukan jalan pulang.
Kemana Sam akan membawanya?
"Kita mau kemana? Turunkan Shila di sini, lalu Paman kembalilah ke Milan," katanya pada Sam.
Shila menatap Sam dengan kesal kala mobilnya melaju dengan sedikit cepat.
"Paman!" panggilnya dengan mata yang merah.
Sam masih tetap diam, tak sekalipun menatap atau mendengarkan ucapan Shila.
Cit
Sam menepikan mobilnya di tepi jalan, mengatur napasnya juga emosi yang kini hampir meletup.
Suasana sedikit hening, hanya terdengar suara napas dari keduanya.
"Kita akhiri saja hubungan tabu ini," kata Shila pelan dan sangat hati- hati.
"TIDAK!" tolak Sam dengan keras.
Sam melepas seal beatnya, menggenggam erat kedua tangan Shila.
"Ya, paman memang akan menikah, tapi pernikahan ini adalah hasil dari perjodohan bisnis antar keluarga, dan paman sudah membatalkannya," jelasnya dengan jujur pada Shila.
"Jangan akhiri hubungan kita, tidak ada yang salah dengan cinta kita," serunya pada Shila.
Kedua mata Shila bekaca- kaca.
"Meski kita kekeh untuk menjalani hubungan ini, orang tua kita akan tetap menentangnya, sekalipun paman akan melakukan segalanya," beritahu Shila pada Sam.
Sam menggelengkan kepalanya keras, tangan kanannya membelai pipi Shila, tatapannya begitu dalam dan sangat tulus.
"Tidak, pasti ada cara lain untuk kita bisa bersatu. Paman akan melakukan apapun untuk kita bisa bersama, kamu percaya kan dengan paman?" tanyanya pada Shila.
Shila menatap Sam dengan mata yang berkaca- kaca dan jantung yang berdebar begitu hebat.
"Tidak. Shila tidak ingin tersakiti lebih jauh dan dalam, kita akhiri saja sebelum semuanya terlambat," kata Shila sembari melepas tangan Sam.
Sam yang tak ingin melepas Shila begitu saja, langsung merengkuh tengkuk belakangnya,melumat bibir tipis nan pink chery itu dengan sedikit kasar.
Shila memukuli dada bidang Sam dan beberapa kali mendorongnya ke belakang.
Sayang tenaga Sam begitu kuat terlebih kuluman pada bibirnya begitu memabukkan
"Hah," kata Shila kala ia berhasil melepas ciuman Sam.
Keduanya saling beradu pandang dengan napas yang begitu berderu.
Terlihat bibir bawah Shila begitu merah karena ulah Sam barusan.
"Kamu bilang tidak percaya kan? Paman akan membuktikan agar kamu bisa percaya," kata Sam dengan suara serak basah yang mana al itu terdengar begitu seksi sekali di telinga Shila.
Shila menyipitkan matanya, menatap Sam dengan penuh rasa penasarannya.
"Jangan melakukan hal konyol," kata Shila memperingati kala melihat tatapan datar nan dingin Sam saat ini.
"Kenapa, bukankah kamu ragu dengan hubungan ini? Paman akan membawamu ke Milan sekarang juga untuk memberitahu mama jika paman hanya akan menikahimu, apa kamu masih ragu?" tanyanya pada Shila dengan serius.
Shila menelan ludahnya, terlihat panik saat ini.
"Jangan konyol, itu hanya akan membuat kedua orang tua kita bertikai, mereka bisa saja tidak merestui pernikahan tabu ini," jawab Shila dengan sedikit bergetar.
Sam tersenyum miring kala mendengar ucapan Shila barusan.
"Oh ya? Lalu bagaimana jika kamu mengandung benih paman? Apa mereka akan membiarkannya saja? Tentu tidak, orang tuamu pasti akan menuntut pertanggungjawaban pada paman, semua cara bisa kita lakukan jika itu menyangkut perihal hati, apa yang perlu diragukan lagi," katanya dengan tegas dan jelas pada Shila.
Shila yang mendengar ucapan Sam barusan kini sedikit terkejut.
Ternyata pamannya tidak main- main soal hubungannya.
Sam kembali meraih tangan Shila, menciumnya dengan lembut.
"Apa lagi yang harus paman lakukan agar kamu percaya dan yakin jika paman hanya mencintaimu. Paman bahkan rela meninggalkan perjodohan bisnis ini demi datang kemari untuk menjemputmu. Apalagi yang harus paman lakukan untuk membuktikannya?" tanya Sam dengan lemah lembut pada Shila.
"Kamu kira selama ini kenapa paman belum juga menikah?" tanya Sam pada Shila dengan tatapan yang begitu dalam.
Shila ragu untuk menjawabnya, tatapannya hanya fokus pada wajah tampan Sam.
Sam memejamkan matanya kala Shila mencium bibirnya.
Dengan cepat Sam menahan tengkuk Shila kala kecupan singkat itu hendak berakhir.
Sam melepas seal beat Shila, lalu mengangkat tubuh mungil itu untuk duduk di atas pangkuannya.
Ciuman itu semakin dalam kala Sam enggan memberikan kesempatan pada Shila untuk melepas ciumannya.
Shila meremas kemeja Sam kala tangan kekar itu perlahan menyusup ke dalam bajunya.
Sensasi dingin serta usapan yang lembut pada perut ratanya, membuat jantung Shila berdebar begitu hebat dan perutnya bagai terdapat banyak kupu-kupu.
Terasa geli namun begitu memabukkan.
Kini ciuman Sam beralih turun ke leher jenjang Shila.
Dengan tangan yang tak henti mengusap perut rata Shila.
Shila membuka kedua matanya kala Sam melepas lumatannya.
Tatapan sayu dari Shila benar- benar membuat Sam hampir gila saat ini.
Sepertinya ia tak bisa lagi menahan diri untuk saat ini.
"Paman ingin membuat saksi untuk cinta kita," katanya pada Shila sembari memainkan jemarinya pada perut rata keponakannya.
Shila mengerutkan keningnya dengan air ludah yang terus ia telan untuk menutupi rasa gugupnya saat ini.
Sam yang melihat reaksi lucu Shila saat ini tersenyum manis.
Ia lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Shila.
"Kita perlu pulang untuk melakukannya sayang. Mobil paman sangat sempit untuk kita bermain," bisiknya dengan frontal membuat Shila melebarkan kedua matanya dan menepuk pundak Sam.
Sam yang melihat pipi Shila begitu merah merona tak bisa lagi menahan tawanya.
Dan kini mereka berdua pulang setelah kesalahpahaman ini selesai.
Di mana Sam terlihat enggan untuk melepas Shila dari pelukannya.