Melayang tinggi
Alvin memaksakan dirinya untuk beranjak, namun baru selangkah saja, tubuhnya langsung ambruk hingga sejenak rebahan di atas lantai. Laura yang merasa kasihan dengannya, langsung ikut duduk di samping tubuh Alvin, lalu membantu Alvin untuk bisa duduk kembali.
Alvin kembali teringat, kalau ia belum menyelesaikan tantangan Laura, jadi saat ini dia belum berhak meminta apa yang di inginkannya. Maka dari itu, ia kembali meraih botol yang baru sepertiga di tenggaknya tadi, dan baru saja ia hendak meminumnya, tapi Laura segera menghentikannya.
"Ngga usah di paksa, lagipula, susuku biasa aja kok, udah banyak yang pernah memegangnya. Masa kamu mau sisa sih ?"
"Menurutku kamu wanita spesial kak, kamu sempurna, " jawab Alvin, dan kembali melanjutkan meneguk minumannya sampai seperdua.
"Kamu hisap rokok ini kalau mau hilangkan mualmu !"ucap Laura sambil menyodorkan rokok filter putih.
Alvin mengambil satu batang rokok, tapi karena ia tidak mampu menyalakan korek sehingga Laura membantunya membakar rokok itu, awalnya Alvin mengisapnya sangat dalam yang membuatnya langsung tersendak asap rokoknya sendiri.
"Hisap pelan aja baru hembus, hisap lagi kalau nafasmu sudah terbiasa dengan rokok hisap perlahan, kamu bisa keluarkan lewat lubang hidung atau lewat mulut aja.!" jelas Laura sambil dia praktekkan cara hisap rokok yang baik dan benar.
Memang benar, inilah momen pertama kalinya Alvin merokok, dan memang sedari dulu penasaran dengan rokok, tapi ia tak mau mencobanya, karena beranggapan belum mempunyai pekerjaan. Dua batang rokok yang di habiskan Alvin untuk belajar merokok, dan saat ini dia sudah bisa mengontrol asap rokoknya, bahkan iapun mulai merasakan efek rileks dari rokok. Rasa pusing dan mualnya itu seolah keluar bersamaan dengan kepulan asap rokoknya, maka dari itu iapun kembali mempertanyakan kesepakatannya dengan Laura.
"Gimana kak, kalau botol ke dua habis, boleh aku liat susumu ngga ? "
"Polos tapi mesum, hihihi !" ucap Laura, namun ia langsung melepas tanktop miliknya.
Laura kemudian melanjutkan untuk melepas kaitan branya.
Mata Alvin tidak mau berkedip, jantungnya beroperasi dengan cepat, bagaimana tidak, itu adalah pengalaman pertamanya melihat gumpalan dada.
"Kak indah sekaliiiii !" ucap Alvin secara spontan dari mulut yang sekarang menganga dan mata tak pernah berkedip.
"Jangan liatin begitu dek, kamu seperti mau menerkamku aja !" ucap Laura sembari meraih kepala Alvin, lalu di tuntunnya ke arah dada miliknya.
Saat wajah Alvin tinggal beberapa senti dari dada Laura, Alvin mengucek ngucek mata, karena beranggapan kalau ia hanya bermimpi.
Laura kemudian merapatkan dadanya dengan wajah Alvin, dan kini Alvin mulai mengendus aroma tubuh Laura yang membuatnya bagian bawahnya langsung bangkit.
Naluri laki lakinya langsung muncul, Alvin melumat puting coklat yang menonjol pas di depan mulutnya, kemudian tangannya melingkar di pinggang Laura. Posisi mereka berdua yaitu duduk berhadapan tapi Alvin menunduk sedikit ke arah dada Laura. Sementara Laura memejamkan matanya seakan menikmati permainan mulut Alvin di putingnya. Sekitar 30 menit mengemut puting dada Laura, hingga meremas gumpalannya secara bergantian.
"Dek belum puas kah maininnya ?" tanya Laura, yang sebenarnya mau merasakan hal yang lebih nikmat.
"Kakak capek nyusuin aku?" tanya Alvin, dan dengan kejujuran, Laura menjawabnya dengan anggukan.
"Kakak nahan kencing yah, tuh kakak CDnya basah?" tanya Alvin.
"Ini bukan kencing dek tapi cairan yang keluar ketika tubuhku di sentuh, atau di mainin. Namanya cairan gairah, dan bisa juga di sebut cairan yang keluar kalau cewek udah nafsu !"jawab Laura, kemudian dia selonjoran.
"Tapi kakak bukannya udah janda ?"
"Hadeh, maksudnya semua wanita, gituloh !"
"Ohhh jadi itu gara gara aku yah, kalau gitu maaf kak"
"Ngga papa kok dek, gimana enak ngga ?"
"Enak banget kak, andaikan satu malam suntuk aku di suruh ngemut susu kakak aku pasti sanggup, meskipun tidak tidur."
"Dek kalau kamu habisin minuman sisaku yang itu, kakak janji akan ajarin semua yang akan kamu kerjakan di sana !"ucap Laura sambil menunjuk minuman yang sempat dia minum dan menyisakan setengah botol.
Alvin menyanggupi tantangan Laura, dengan satu kali teguk, kali ini dengan mudah saja Alvin habiskan, hingga membuat Laura tercengang tidak percaya.
"Jadi gimana kak ?"
"Ya udah sekarang kamu buka semua pakaian mu !"
Dengan sangat antusias Alvin kemudian berdiri menanggalkan penutup tubuhnya, mulai dari baju kaos, celana jeans, celana boxer dan terakhir celana dalam yang agak kumal dan sudah robek.
Ini adalah momen pertama baginya ia tanpa busana di depan wanita, dan yang membuatnya berani seperti ini, sudah pasti adalah efek dari alkohol yang sudah mengusai otaknya.
Meskipun begitu, Alvin masih menyempatkan untuk menutup bagian pangkal pahanya, dan setelah itu, iapun menyaksikan Laura ketika melepas pakaiannya juga.
"Kamu ngga usah tutupin punya kamu dek, kan kita cuman berdua aja !" Tegur Laura, dan sebenarnya ia begitu penasaran dengan barang milik Alvin.
Alvin menuruti perkataan Laura, sejenak dari wajahnya seperti menelan ludah juga dan seketika pipinya berubah bengkak, di barengi dengan perubahan warna yang langsung memerah.
"Kakak kenapa kok liat aku seperti itu ?"
"Ngga papa kok dek, sebenarnya punya kamu yang membuatku tertegun, aku baru melihat milik pria seindah punyamu !" ucap Laura, lalu mendekati tubuh Alvin.
Tanpa basa basi, Laura langsung meraba rudalnya Alvin yang sudah tegang maksimal itu, yang membuat Alvin bergidik.
"Aaahh, kak, geli banget, " ucap Alvin, namun lama kelamaan, dia merasakan nikmat dari kocokan tangan yang di lakukan Laura di rudalnya.
"Katanya suka susu, tapi ini sudah di depannya masih di anggurin !"
"Emang boleh kak aku mainin lagi?" tanya Alvin.
"Pokoknya gratis semua tubuhku untuk kamu selama kita masih dalam perjalanan ! jawab Laura yang membuat Alvin langsung beraksi kembali menjamah dada Laura.
Tak lama kemudian seiring kocokan tangan Laura, membuat di ujung rudal milik Alvin seperti menampung sesuatu yang ingin melesak keluar.
"Berhenti dulu kak, " ucap Alvin, Laura sedikit bingung.
"Kenapa dek ngga enak yah kocokanku ?"
"Sabar dulu kak, aku ke toilet dulu mau buang air kecil !"
Tapi saat tiba di toilet, perasaan yang awalnya mau buang air kecil seketika terurunkan, maka dari itu ia kembali menghampiri Laura.
"Udah buang air kecilnya ?" tanya Laura dengan tersenyum seolah -olah meledek.
"Ngga tau kak, soalnya tadi pas di depan closed tiba tiba ngga ada tuh air kencing yang keluar,"
"Hehehe sini deh aku kocok lagi punya kamu !"
"Dek pegang punyaku donk!" ucap Laura sembari mengarahkan tangan Alvin ke daerah yang sudah lembab.
Tangan Alvin begitu antusias meraba raba liang Laura dengan cara menggesek dari depan ke belakang kadang sampai menyentuh lubang belakang Laura.
"Kok bagian bawah kakak udah basah kak, mana lengket lagi ?"
"Itu namanya m*mek dek, dan Itu cairan kenikmatan namanya atau pelumas nantinya ketika barang kamu masuk ke dalam m*mekku dan Itu bertujuan supaya memudahkan p*nis kamu masuk tanpa membuat kakak kesakitan !" jelas Laura sambil tetap memberikan kocokan di rudal milik Alvin.
"Kak aku pengen kencing lagi, "
"Kencing di mulut kakak aja,"
"Ngga tegaan aku orangnya kak !" jawab Alvin.
"Ngga papa kok dek, aku udah kebiasaan di kencingi !"
Kemudian Laura sudah duduk jongkok di hadapan Alvin, di kocoknya dengan cepat dari sebelumnya, sambil menjulurkan lidahnya.
Alvin di buat seperti melayang lebih tinggi di banding minuman tadi, kalau minuman tadi membuatnya melayang tapi dengan efek oleng, berbeda yang di alami sekarang, Alvin seperti melayang tinggi, bulu kuduknya merinding dan Alvin melihat rudalnya mengeluarkan cairan kental putih agak ke kuning kuningan, dan Laura begitu lahap menikmati setiap semburan cairan dari rudal Alvin.
Setelah cairan kental itu keluar, Alvin merasa begitu legah, namun nafsunya seolah masih menagih.