Ringkasan
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Bab 1. I Am Aldy Reynaldi
Pagi hari yang tenang Aldi melangkah menuju balkon di lantai 2 kediamannya. Menggunakan piyama dengan secangkir cappucino buatannya dia menikmati susana yang begitu tenang.
Dari balkon dia melihat 2 orang gadis penghuni kos tampak bersantai di kursi-kursi tepi kolam renang. Mereka pun menyapa ketika melihat Aldi di balkonnya.
Aldi adalah seorang arsitek sekaligus interior design & Consultant. Kini dia lebih sering membagikan video-video tutorialnya melalui youtube dengan pengikut sebanyak 5 juta lebih. Selain itu di waktu-waktu tertentu dia juga mengisi sesi webinar yang diadakan oleh beberapa perusahaan dan universitas.
Di usia yang menginjak 35 tahun kehidupan Aldi terbilang sukses dengan banyaknya aset dan penghasilan yang dimilikinya. Namun ada kisah pilu di balik semua kesuksesan.
Aldi berasal dari keluarga yang pas-pasan, dia menjalani kehidupan kuliahnya dengan keterbatasan. Beruntung karena kecerdasan dan prestasi serta pandangannya yang visioner dia bisa mendapatkan beasiswa dari sebuah perusahaan swasta.
Selepas kuliah dia memulai kerja kerasnya di perusahaan yang telah membiayai kuliahnya tersebut. Karena potensinya Aldi pun disekolahkan kembali di luar negeri sekaligus meningkatkan pengalamannya di bidang arsitektur desain.
Tidak lama setelah kembali ke Indonesia, Aldi bertemu dengan seorang gadis yang kemudian melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Namun kehidupan asmaranya tidak dapat mengalahkan kesibukanya dalam pekerjaan.
Setelah pergantian kepemimpinan negara, banyak tender-tender pembangunan dibuka. Aldi pun mengambil kesempatan dengan mengambil lebih banyak pekerjaan yang menyita waktunya sepanjang hari.
Ditengah kerja kerasnya dia mendulang banyak rupiah dari proyek-proyek besar yang sedang berlangsung pembangunannya. Namun di sisi lain kehidupan pernikahannya tampak berjalan menuju ambang perpisahan.
Kurangnya perhatian menjadi alasan bagi mantan istri Aldi untuk menceraikannya. Beruntung mereka belum memiliki seorang anak dari hasil pernikahannya sehingga mereka bisa benar-benar berpisah setelah proses cerai selesai.
Setelah proyek-proyek yang dikerjakannya perlahan berkurang karena telah diselesaikannya, barulah dia merasakan keheningan dalam hidupnya. Sedikit rasa menyesal muncul dalam benak Aldi, hingga dia pun memutuskan mencari kesibukan tambahan.
Sejak itu selain tetap mengambil tawaran pekerjaan sebagai arsitek, di sela-sela waktunya dia membuat video-video tutorial tentang desain bangunan. Seiring bertambahnya pengikut di dunia maya Aldi merasakan peluang yang lebih menjanjikan di sosial media tersebut.
Dia pun mulai mencari peluang-peluang online dengan menjadi tutor di acara-acara webinar yang menjadi relasinya. Sesekali dia bahkan berperan menjadi dosen pengganti bagi salah satu universitas di kotanya.
Setelah melewati semua perjalanan itu kini Aldi merasa ingin lebih mengurangi waktu kerjanya dan mulai menikmati hidupnya. Dia pun membangun sebuah rumah kost setinggi 4 lantai dengan total 30 kamar yang tersedia khusus bagi wanita.
Ditambah 2 lantai sebagai kediaman pribadinya, kost miliknya ini tampak megah dan modern dengan berbagai fasilitas pendukung seperti AC, water heater, ranjang spring bed, ruangan dapur dan kamar mandi dalam serta wifi dan televisi.
Di lantai 4 terdapat mini garden, kolam renang dan pool side yang berisi meja kursi untuk bersantai. Di tempat itulah Aldi biasa menghabiskan waktunya sembari bekerja.
Setelah selesai menyesap kopinya Aldi pun kembali ke dalam dan mempersiapkan diri untuk sebuah sesi webinar yang akan dimulai beberapa menit lagi.
Di tengah langkahnya dia melihat sebuah kalender yang tergantung di dinding dekat area dapurnya. Terlihat nama-nama para penghuni kos tertulis di setiap tanggal.
“Hmm malam ini siapa ya, oh Liya. Besok hmm Olive dan Kathy berdua ya, Olive akan memasuki masa pmsnya jadi minta maju, oke siap. Lalu lusa wah ini yang aku tunggu si Desita” gumam Aldi.
Setelah itu Aldi pun bersiap-siap dengan kemejanya dan menyiapkan diri di meja kerjanya. 2 layar monitor di hadapannya dengan keyboard wireless dan sebuah microfone di sudut monitor.
Sesi webinar pun dimulai dengan sambutan dan rundown acara yang dibacakan oleh moderator, hingga akhirnya tiba waktunya bagi Aldi untuk mengisi sesi pertama.
“Halo semua apa kabar selamat pagi dan salam sejahtera, kita bertemu kembali bersama saya Aldi Rey. Sebelumnya terima kasih kakak Viona sebagai moderator, dan terima kasih kepada kawan-kawan yang sudah bergabung dengan kami pagi hari ini” sapa Aldi melalui laya monitornya.
Aldi tampak sudah biasa melakukan presentasi di hadapan publik, dia berbicara layaknya seorang dosen yang sedang membagikan berbagai ilmu dan pengalamannya.
Pembawaan Aldi yang santai dan tenang membuat para partisipan menyimak materi Aldi dengan baik dan nyaman.
Di tengah-tengah proses presentasinya tiba-tiba Aldi merasa ada sesuatu yang menggerayangi bagian bawah tubuhnya. Namun karena dia sedang dilihat oleh banyak orang melalui webcam di atas monitornya membuatnya tidak bisa langsung memeriksa apa yang terjadi.
Dia merasakan tangan-tangan menyentuh bagian pahanya dan mulai menurunkan celana pendeknya. Ya Aldi hanya mengenakan kemeja di bagian atas untuk keperluan presentasi. Sementara bagian bawah dia masih mengenakan celana pendek yang biasa dipakainya di dalam rumah.
Nafasnya terasa mulai berat dan sedikit terengah ketika tangan-tangan itu mulai merogoh sesuatu dari balik celana dalam Aldi. Tak lama kemudian sensasi hangat dan basah dirasakannya dari ujung bagian sensitifnya.
Aldi pun berusaha bertahan di depan kamera selagi menahan sensasi tersebut. Kini dia benar-benar tak sanggup lagi menahan ketika sesuatu yang lebut itu mulai membangunkan dan memenuhi miliknya dan membuat detak jantungnya semakin tak karuan.
“Baiklah kawan-kawan selanjutnya bisa diamati dari video tutorial yang sudah saya siapkan berikut ya” ujar Aldi yang kemudian mengganti tampilan layar menjadi sebuah video persentasi.
Dengan cepat dia melihat ke arah bawah meja dan rupanya ada seorang gadis yang tengah memberikan stimulus padanya. Dia adalah Ericca, seorang pegawai swasta di perusahaan periklanan yang sedang mengejar sertifikat keahlian arsiteknya dengan meminta bantuan pada Aldi sebagai tenaga ahli.
Dia rela melakukan apapun untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Awalnya dia hanya datang beberapa kali dalam seminggu untuk meningkatkan ilmunya, lalu semakin sering dan Ericca tampak semakin nyaman berada di sisi Aldi.
Kepribadian Aldi menciptakan karisma yang sulit untuk ditolak, sebagai balas jasa Ericca pun berusaha menyiapkan berbagai kebutuhan Aldi, termasuk kebutuhan biologisnya layaknya seorang isteri.
Kini dia lebih sering menginap di rumah Aldi daripada pulang kembali ke rumahnya. Aldi pun tidak terlalu ambil pusing akan keberadaannya karena dia merasa keberadaan Ericca tidak merugikan sedikitpun baginya.
“Uuuh kau ini, apa kau tidak tahu aku sedang mengisi sesi pertama?” ujar Aldi yang memegangi wajah Ericca yang begitu manis. Matanya yang indah dan rambut hitam tebal yang bergelombang serta tubuhnya yang mungil benar-benar sulit untuk ditolak.
“Hihi tentu saja aku tahu, lalu bagaimana sekarang? Apa yang harus kau lakukan dengan situasi ini?” ujar Ericca.
Tentu Aldi harus meninggalkan Ericca sesaat sampai sesi acaranya selesai, namun dengan wajah yang begitu manis dan situasi yang mendebarkan sulit bagi Aldi untuk meninggalkannya begitu saja.
Aldi pun menarik tubuh Ericca dan mengangkat tubuhnya ke atas meja di samping monitor. Dengan ganas dia terus melumat bibir mungil dan lembut itu dan dengan liarnya beradu lidah dengan Ericca.
Aldi pun melepaskan tali piyama yang dipakai oleh Ericca, setelah dibuka tampak tubuh Ericca yang tidak dalam balutan apapun seakan sudah siap untuk dinikmati.
Aldi lalu merebahkan tubuh ericca perlahan dan menggeser wajahnya ke bawah di area sensitif Ericca. Dengan salah satu tangan menutupi gunung kembar Ericca, tangan yang lain membantu stimulus yang dia berikan di bawah.
Dengan liar lidah Aldi bergerak membasahi bagian ujung liangnya tersebut. Dengan memasukkan jari tengahnya dia pun dapat merasakan liang yang hangat itu mulai basah.
Ericca menggelinjang tak karuan menerima rangsangan itu. Dia yang tadinya membuka lebar kedua pahanya, kini menjepit kepala Aldi dengan kuat.
Semakin cepat lidahnya bergerak diiringi gerakan jari yang menggelitik membuat Ericca mendongakkan kepalanya dan tak kuasa menahan kenikmatan itu.
Setelah puas di posisi tersebut, Ericca pun memberikan perlawanan dengan bangkit dari posisinya dan balik menyandarkan tubuh Aldi di meja kerjanya.
Ericca pun bergerak turun memainkan stik daging milik Aldi yang sudah sangat kencang tersebut. Dengan lihai dia menggerakkan lidahnya membasahi seluruh permukaan benda tersebut.
Dengan lihai Ericca memainkan lidahnya dan melumat seluruh permukaan milik Aldi, kemudian dia mencoba memasukkan semuanya ke dalam mulutnya.
Karena ukuran yang terlalu besar bagi mulutnya, hanya separuh bagian saja yang dapat dimasukkannya.
Setelah dirasa cukup basah Ericca pun beranjak dan mendorong Aldi untuk merebahkan dirinya di atas meja.
Dengan berpijak pada kursi, Ericca pun melangkah naik di atas meja kerja Aldi. Dia tampak terkejut melihat aksi Ericca tersebut.
Aldi mengingat durasi video yang dia buat adalah sekitar 30 menit, yang artinya dia harus menyelesaikan permainan sebelum video presentasinya berakhir.
Ericca yang berada di atas Aldi pun mulai menggerakkan tubuhnya ke depan dan ke belakang. Dengan satu tangan bertumpu pada paha Aldi, satu tangan lainnya memainkan rambut hitamnya membuat penampilannya semakin seksi.
“Wow kau benar-benar luar biasa” ujar Aldi yang melihat aksi Ericca dengan sedikit cahaya matahari yang menembus dari celah-celah tirai.
Dengan tubuh yang condong ke belakang membuat 2 gunung kembar Ericca menjulang dengan indah, membuat Aldi tak kuasa menahan diri untuk meremasnya.
Ericca pun mendesah ketika kedua gunung kembarnya yang kenyal telah terjajah oleh tangan-tangan Aldi.
Dengan liar dia meremas dan memainkan ujung payudara tersebut hingga membuat Ericca melambung tak karuan.
Ericca kemudian mengangkat dan membalikkan tubuhnya membelakangi Aldi. Dia menyuguhkan pemandangan indah dari bagian belakang tubuhnya yang begitu bulat.
Aldi tampak mengerang dan memejamkan matanya sembari memegangi benda bulat yang sedang bergerak di antara kedua pahanya tersebut.
Setelah puas dengan posisinya, Aldi pun beranjak dengan tubuh yang masih menempel dengan Ericca. Dia mengangkat Ericca dan memintanya berdiri di sisi meja. Dengan posisi berada di belakang tubuh ericca, Aldi pun mulai menggerakkan pinggangnya kembali.
Lebih cepat dan lebih cepat lagi, Aldi mengangkat dagunya seraya menikmati sensasi jepitan di area sensitifnya tersebut.
Ericca tempak melirik monitor yang tengah menampilkan video persentasi Aldi yang berjalan mendekati menit ke 13 yang artinya Aldi harus segera menyelesaikan permainannya.
“Hihi sepertinya kali ini aku berhasil mengalahkanmu ya” ujar Ericca
“Huh sial, 10 menit lagi ya” ujar Aldi yang kemudian meningkatkan serangannya pada Ericca.
Dia menarik tubuh Ericca hingga dia berdiri di depan tubuhnya. Tetap dalam pose yang sama Aldi menekan Ericca dalam posisi berdiri. Dengan bebas dia memainkan kedua gunung kembar ericca yang begitu kencang dan kenyal.
Ericca tampak kewalahan dengan serangan Aldi dari belakang ini, dia pun menarik wajah Ericca dan melumat bibir indahnya dari samping.
“Hmmpp hhmmpp” Ericca hanya bisa menopang dirinya dengan berpegangan pada tepi meja ketika tangan-tangan Aldi bergerak bebas di tubuhnya.
Sesekali Aldi mendorong dengan kuat membuat mata Ericca terbelalak, kemudian Aldi meningkatkan lagi ritme pingganggnya menekan Ericca.
Ericca tampak memejamkan mata dan memegangi tangan Aldi yang menahan bahunya ketika menekan tubuhnya dengan kuat. Ericca tampaknya telah memasuki fase klimaksnya ketika tangannya mulai mencengkeram lengan Aldi dengan kuat.
Aldi pun menarik dirinya dan membalikkan tubuh Ericca lalu merebahkannya di atas meja.
Membuka kedua pahanya selebar mungkin kemudian memasukkan kembali miliknya. Liang yang basah membuat Aldi bisa segera memasukkan miliknya sepenuhnya.
Aldi pun meningkatkan ritme pinggangnya menekan tubuh Ericca dan memegangi kedua kaki Ericca agar tetap terbuka lebar.
Tekanan yang begitu kuat dan dalam membuat Ericca lebih cepat memasuki fase klimaksnya. Tangannya pun berusaha menahan dorongan Aldi tersebut.
"Uhh uhh udah Al aku uhh uhh" Ericca tak kuasa menahan getaran pada tubuhnya, dia hanya mengerang beberapa saat menahan sensasi tersebut sambil mencengkeram kuat tangan Aldi.
Aldi pun menyadari bahwa Ericca telah sampai pada titik klimaksnya, namun Aldi justru semakin meningkatkan ritmenya untuk menyusul Ericca.
Setelah getaran hebat itu berkurang kini hanya rasa lelah dan perih yang dirasakan Ericca. Dia pun berusaha menahan tekanan perut Aldi dengan sisa tenaganya.
Suaranya tak dapat lagi tertahan "aahh aahh Al hmmpp" tangan Aldi seketika menutupnya karena mereka berada di dekat microfone walaupun Aldi sudah mematikan menu tersebut namun dia tetap berjaga-jaga.
Ericca tampak terkulai lemas bahkan hampir tak sadarkan diri ketika Aldi masih terus menggoyang tubuhnya.
Aldi pun memasuki fase Klimaksnya, dengan cepat dia pun menarik dirinya dari tubuh ericca di detik-detik terakhir.
Semburan dahaga yang kuat pun melesat dengan jauh hingga mencapai wajah Ericca.
“Uuaahhhh” sebuah erangan panjang dengan memejamkan mata diiringi dengan getaran di seluruh tubuh Aldi. Sementara Ericca hanya bernafas dengan tubuh yang begitu lemah.
Dia pun melihat video di monitornya yang sudah mulai memberikan salam di akhir persentasi.
Dengan cepat Aldi pun kembali ke kursinya dan membenahi kemeja yang sedikit berantakan.
“Hai kawan-kawan terima kasih telah menyimak video tutorial barusan, jadi sesuai materi yang baru saja dibahas setelah ini kita akan memasuki sesi tanya jawab. Apakah kalian sudah mempersiapkan pertanyaan kalian?” sapa Aldi melalui webcamnya.
Ericca tampak tersenyum di sebelah Aldi dengan masih di posisinya yang terbaring lemas.
Setelah sesi webinar itu berakhir kini giliran Ericca yang meminta panduan privat tentang materi yang sedang dikerjakannya.
“Hei apa tidak ada dari mereka yang menyadari derasnya keringat yang menetes dari wajahmu tadi?” goda Ericca.
“Haha benarkah sebanyak itu? Kurasa mereka tidak menyadarinya”
“kau benar-benar menjalani hidup yang indah Aldi, bagaimana kau memulai semua ini ?” tanya Ericca
“Hahaha yah aku hanya pandai bersyukur. Tapi memang itu semua tidaklah mudah” ujar Aldi yang kemudian membawanya pada ingatan kehidupan masa lalunya.
4 tahun yang lalu ...
***