Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB. 6 Harap-harap Cemas

Mobil yang membawa Wilona berhenti di sebuah rumah kosong yang sangat  mewah.

Orang-orang tersebut menyeretnya keluar dari mobil. Wilona berteriak, dan berontak namun tenaganya kalah besar dengan mereka.

Sesampainya di sebuah ruangan, mereka langsung mendudukkan Wilona di sebuah kursi, dan mulai membuka ikatan karung di kepala Wilona.

Sontak Wilona kaget, dia berada di sebuah ruangan yang mewah dan di depannya tersaji hidangan yang sangat mewah, dari wanginya saja membuat perut Wilona keroncongan.

Namun dia seketika sadar setelah mendengar suara bariton seorang lelaki yang menyapanya.

 "Selamat malam Wilona ku. How are you, Pretty?" Ujar pria itu.

"Oh! Ternyata ini, ulah mu! Kekanakan banget!" Ujarnya.

"Aku bukan kekanakan, Wilona. tapi aku kangen banget sama kamu. Sumpah dah," seru Alex sambil mengangkat kedua jarinya ke udara.

"Kamu mengabaikan setiap panggilanku dan tidak pernah membalas chat ku, kamu benar-benar membuat duniaku jungkir balik!" Ujar Alex serius.

"Hah? Lo pikir gue percaya omongan Lo? Gue yakin, Lo kan yang memata-matai gue di tempat kerja gue, kan? Lo juga tahu alamat rumah gue. Jika Lo gentle, Lo bisa kan mendatangi rumah gue baik-baik, bukan dengan cara seperti ini, Lo malah menculik gue," seru Wilona kesal.

"Sialan, dia kok tahu jika gue sering lihatin dia diam-diam di super market itu?" Gumam Alex dari dalam hatinya.

"Panjang ceritanya, Wilona. ini demi keselamatan Lo juga," ujarnya menjelaskan.

"Apa Lo bilang? Ini demi keselamatan gue? emang gue buronan? Atau jangan-jangan Lo seorang mafia ya? Atau anak seorang mafia?" Tanya Wilona kesal.

"Pokoknya panjang ceritanya, udah dong ngomelnya, gue lapar nih, temenin gue makan, please?" Seru Alex merayu Wilona.

"Baiklah, kali ini gue maafin Lo, mumpung perut gue lapar juga," ujarnya, cepat.

Keduanya pun makan dalam diam, Wilona yang dari rumah kesal karena Gilbert hanya membeli cup cake kesukaan Gretcheel, merasa terhibur saat tahu Alex malah mempersiapkan hidangan mewah untuknya. Walaupun dengan cara ekstrim, dia bisa sampai di ruangan mewah ini.

Diam-diam Alex melirik ke arah Wilona yang sedang fokus makan.

Kembali ada keinginan di hati Alex untuk menikmati tubuh Wilona. Seperti yang dia lakukan dengan perempuan-perempuan lain.

Namun masalahnya, tidak semudah itu untuk menaklukan Winona.

Dia jago bela diri, dan Alex pernah merasakan kerasnya tendangan Wilona.

Setelah selesai makan, Wilona berkata, 

"Gue kenyang, antar gue pulang," ujarnya.

"Lho, Wilona. Masih sore begini. Lo kok cepat banget pulangnya?" Seru Alex, kesal.

"Gue bilang, anterin gue pulang!" Ujarnya sambil menggebrak meja.

Seketika para body guard Alex ingin menghajar Wilona. Karena membentak bos mereka. Akan tetapi dengan cepat, Alex mengangkat tangannya. Sehingga para body guard itu, tidak bertindak.

"Baiklah, Wilona. Gue antar Lo pulang. Tapi Lo janji ya, terima panggilan gue dan balas chat gue," serunya lagi, kembali ingin meluluhkan hati gadis itu.

Wilona pun diantar pulang oleh Alex dengan mobil yang biasa dia gunakan untuk mengintai gadis itu, saat sedang bekerja.

Sementara itu, di rumah Bude Rani,

 Gretcheel mulai khawatir dengan keberadaan Wilona yang tadinya pamit ke warung, namun sampai sekarang belum pulang juga.

Lalu tiba-tiba, ada mobil mewah yang berhenti tepat di depan rumah Bude Rani. Dari dalam mobil, Wilona turun dan di susul oleh pria yang memakai topi koboi.

Setelah memastikan jika Wilona telah masuk ke dalam rumah. Pria itu pun kembali masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Bude Rani.

Wilona masuk ke dalam rumah dengan sangat santai. Dia tidak tahu jika Gretcheel sedang menunggunya dari tadi.

"Na, kamu dari mana? Siapa tadi yang mengantarmu, itu?" 

Wilona sangat kaget saat mendengar suara  Gretcheel yang masih belum tidur. Dia pikir Gretcheel adalah hantu, karena kondisi rumah yang sangat gelap. Lampu sudah dimatikan oleh Bude Rani.

"Ya ampun Gretcheel, gue pikir Lo, hantu! Sumpah! Kaget gue!" Tukas, Wilona.

"Jawab yang ku tanya, Na." Ujar Gretcheel, sengit.

"Oh, dia temanku. Namanya Alex," jawab Wilona lalu berlalu menuju ke dalam kamar. Gretcheel mengikutinya dari belakang dan tidak henti-hentinya dia bertanya, 

"Teman yang bagaimana maksud kamu, Na. Di mana kalian ketemunya dan sejak kapan kalian berteman?"

Tiba-tiba Wilona menjadi emosi karena Gretcheel seperti mau tahu urusannya.

"Apaan sih Lo! Reseh banget jadi orang, mau tahu aja urusan gue! Gini-gini juga, gue tahu cara membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, jadi Lo jangan sok menggurui gue!" 

Gretcheel yang tahu jika Wilona sedang emosi kepadanya, mencoba menghela napasnya. Lalu

 berkata lagi,

"Na, aku bukannya mau mencampuri urusanmu. Akan tetapi aku cuma mau ngingetin kamu saja, kita ini hidup di kota besar, aku nggak mau kamu salah bergaul Na, dan kamu juga jangan lupa tujuan kita ke sini itu apa." Tutur Gretcheel, menjelaskan.

"Gue bisa jaga diri kok, Lo tenang aja! Sudah ah gue mau tidur!" Setelah berkata begitu, Wilona segera membungkus tubuhnya dengan selimut dan mencoba untuk tidur.

Gretcheel masih terjaga, dia masih merenungkan bagaimana nasib mereka jadinya selama tinggal di kota besar ini.

Namun rasa kantuk melandanya. Sebelum tidur dia tidak lupa berdoa. 

Terlebih lagi beberapa hari ke depan pengumuman hasil ujian masuk perguruan tinggi. Gretcheel berharap mereka bisa lulus.

Seminggu telah berlalu, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan ujian masuk perguruan tinggi. Pagi-pagi sekali Gilbert sudah berada di rumah Bude Rani, menjemput Gretcheel dan Wilona untuk mengantar mereka ke kampus.

Kedua gadis itu juga sangat antusias ingin segera melihat hasil dari ujian yang telah mereka ikuti.

Mereka sangat berharap dapat lulus.

Bahkan Wilona sampai meminta izin di tempat dirinya bekerja, untuk tidak masuk kerja hari ini.

Setelah berpamitan kepada Bude Rani, ketiganya pun memasuki mobil Gilbert. 

Gilbert berada di depan di samping sopirnya sedangkan kedua gadis itu berada di bangku ke dua.

Sesampai di kampus itu, Gilbert menuntun mereka menuju lokasi pengumuman.

Semua mahasiswa dan mahasiswi yang namanya tertera di papan pengumuman dinyatakan lulus sedangkan jika namanya tidak ada di papan pengumuman, itu artinya tidak lulus tes.

Keduanya harap-harap cemas. Namun dengan bantuan Gilbert, keduanya pun mencari nama mereka di papan pengumuman  kelulusan. Belum lama mencari, nama Gretcheel  tertera di papan pengumuman itu. Lulus sebagai mahasiswa baru di kampus itu.

Keduanya pun saling berpelukan. 

"Aku juga mau dong, ikutan berpelukan!" Tuturnya, tak mau kalah.

Gilbert ingin ikutan berpelukan dengan mereka. Namun kedua gadis itu menatap tajam ke arahnya mengisyaratkan untuk jangan macam-macam. 

Seketika nyalinya menciut dan mengatakan jika dia hanya bercanda.

"Aku cuma becanda!" Seru, Gilbert.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel