Bab.3. Duda Ganteng Meresahkan
Wanita muda di samping mobil Ricardo Esteban itu menatap pria ganteng itu begitu lama hingga Richie menoleh karena merasa diperhatikan.
'Hmm ... cantik sekali gadis itu,' batin Richie sembari membalas tatapan wanita muda yang mobilnya terjebak kemacetan jalanan kota Jakarta di sisi kiri mobilnya.
Richie tertawa ketika melihat wanita muda itu melengos karena terkejut ketika dia memergokinya sedang memelototi Richie. Imut sekali!
Klakson sialan dari belakang mobil gadis itu mengakhiri momen yang berkesan itu. Mereka pun harus berpisah. Richie sempat melambaikan tangannya ketika melewati mobil wanita muda itu, dia berharap mereka akan bertemu di lain kesempatan.
Richie memiliki jadwal kunjungan ke night club miliknya Dark City di Jakarta Pusat. Dia memiliki beberapa tempat hiburan malam yang bekerja sama dengan warga negara asli Indonesia, teman kuliahnya di LA dulu, Adrian Barata. Mereka berdua mengambil jurusan Bisnis International dan sama-sama memiliki impian untuk membuka usaha tempat hiburan malam yang berprospek bagus. Di Jakarta ada 8 night club yang mereka kelola berdua.
Adrian sama seperti anak crazy rich biasanya yang memiliki sifat playboy, di usianya yang ke 39 hampir 40 tahun, dia masih gemar gonta-ganti pacar dan belum mau menikah.
Sedangkan, Richie sudah pernah menikah sekali dan memiliki seorang putera berusia 5 tahun. Dia sebenarnya laki-laki berkeluarga yang normal, tetapi sayangnya mantan istrinya ketahuan berselingkuh ketika Richie sibuk mengurusi bisnisnya di Indonesia. Dengan segera Richie mengakhiri pernikahan mereka berdua dan memutuskan untuk meninggalkan LA untuk menetap di Jakarta, Indonesia.
Setelah 10 tahun tinggal di Indonesia, Richie sudah sangat lancar berbahasa Indonesia. Wajah bule bermata biru, tetapi lidah sudah tak ada bedanya dengan orang asli Indonesia. Bahkan, sudah bisa berlogat Betawi. Adrian selalu tertawa hingga perutnya kram bila sobatnya itu berbicara dengan logat Betawi.
Kisah cinta Richie tak pernah ada lagi pasca perceraian dramatisnya dengan Stela Dubois, mantan istrinya. Wanita itu meminta pembagian harta gono-gini serta uang pertanggungan yang besar untuk perawatan putera tunggal mereka, Devlin Esteban. Bagi Richie, semua wanita yang mendekatinya nampak sama, hanya ingin mengejar hartanya.
Wanita menjadi alat pemuas napsu sesaat saja bagi Richi, dia sudah jera main hati karena dompetnya akan teracak-acak. Jadi lebih baik bayar saja di muka dan kontan, selesai!
Dering lagu 'Woman' milik Doja Cat berbunyi dari ponselnya sementara dia masih menyetir mobil BMW hitamnya. Richie menghidupkan fitur bluetooth untuk menjawab panggilan itu dengan wireless earphone di telinganya.
"Halo. Ya, Adri, gimana?"
"Halo, Richie. Nanti malam jadi 'kan supervising ke Dark City?" Suara Adri dari panggilan telepon.
"Oke, gue pulang mandi dulu sebentar, Man. Club lagian buka jam 9 malam, nggak perlu terburu-buru," jawab Richie sambil memperhatikan lalu lintas di depannya.
"All right, sampai jumpa di Dark City ya nanti malam, Dude," balas Adri tak bertele-tele. Dia hanya ingin sekadar mengingatkan sobatnya itu.
"Siap, Bos!" sahut Richie lalu mengakhiri telepon mereka lalu melepas wireless earphone itu dari telinganya dan menaruhnya kembali di tempat khusus di dashboard mobilnya.
Akhirnya, dia sampai juga di apartment penthouse miliknya di lantai 20 Senopati Penthouse, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan setelah berjibaku dengan kemacetan lalu lintas kota Jakarta.
Alasan Richie memilih apartment itu karena dia senang dengan fasilitasnya yang lengkap dan berdekatan dengan pusat bisnis premium dan juga banyak mal besar seperti Plaza Senayan, Pasific Place, dan Plaza FX. Selain itu ada lift private bagi pemilik unit apartment penthouse.
Kadang dia merasa kesepian tinggal sendirian di apartment seluas 135 m2 itu. Namun, perceraiannya dulu masih menyisakan rasa trauma tersendiri di hati Richie. Mungkin suatu hari dia akan menemukan kembali perasaan cintanya yang telah lama hilang, tapi tidak sekarang.
Richie berjalan ke balkon unit apartmentnya, melihat senja dan hiruk pikuk kota Jakarta dari atas lantai 20. Dia menghidupkan rokoknya lalu mengisapnya dalam-dalam. Pikirannya teringat akan gadis cantik di samping mobilnya tadi. Wajah itu tipe yang mudah diingat karena istimewa, mirip selebriti. Apakah dia artis pendatang baru? pikir Richie penasaran.
Setelah menghabiskan sebatang rokok, Richie bergegas ke kamar mandi untuk mandi di bawah shower air dingin. Sekalipun badannya tidak bau, tetapi rasanya begitu gerah setelah beraktivitas seharian.
Seusai mandi dia bercermin di depan wastafel, rambut-rambut kecoklatan mulai tumbuh subur di wajahnya sekitar mulut dan rahangnya. Sebetulnya dia sekalipun brewokan juga masih terlihat ganteng seperti blue eyed devil, hanya saja Richie merasa tidak rapi maka dia memutuskan untuk mencukur wajahnya hingga licin. Kemudian memakai aftershave beraroma musk segar.
Dia mengeringkan rambutnya yang memiliki poni panjang dengan hairdryer hingga kering lalu memakai sedikit pomade untuk merapikan poni itu ke arah belakang, sisi lainnya sudah terpotong pendek.
Richie kemudian berjalan ke walk in closet untuk mencari pakaian bersih yang cocok dipakai ke club. Dia memilih setelan jas warna biru tua dengan kemeja sutra warna putih tanpa dasi. Dia pemilik club itu, jadi tidak perlu terlalu resmi yang penting rapi.
Sebelum memakai pakaiannya, Richie menyemprotkan parfum Summer Eternity CK favoritnya ke tubuhnya yang telanjang hanya berbalut handuk putih di pinggulnya. Tubuhnya itu begitu terpahat sempurna karena dia rajin workout di gym seminggu 3 kali. Teman kencannya tidak pernah ada yang tidak terpesona pada kesempurnaan tubuhnya ketika dia membuka pakaiannya di ranjang kecuali terlalu teler tentunya.
Richie mengenakan jam tangan Alexander Christie di pergelangan tangan kirinya lalu mengambil kunci mobil BMW hitamnya lagi sebelum meninggalkan penthouse apartment miliknya.
Hari sudah petang ketika Richie kembali menyetir mobilnya menuju ke club. Dia memilih untuk mampir ke MacDonald drivethru dan membeli BigMac dan french fries untuk makan malam ditemani segelas cola selama perjalanan ke club miliknya karena jalanan macet sekitar pukul 7 malam. Semua orang seolah pergi keluar rumah mencari makan malam atau sekadar hangout bersama teman-teman mereka.
Jadi dia makan malam sambil menunggu kemacetan lalu lintas itu terurai dengan sendiri. Richie sudah sangat beradaptasi sebagai warga kota Jakarta setelah 10 tahun tinggal di kota metropolitan itu.
Lagu Ariana Grande mengalun di dalam mobilnya, dia suka penyanyi muda itu. Lirik lagunya beberapa begitu nakal dan membuatnya tertawa sendiri ketika mendengarnya. Dia butuh seorang 'dangerous woman' juga untuk bermain bersamanya, belakangan hidupnya terlalu datar dan membosankan. Mungkin nanti dia akan berburu wanita yang menarik di club miliknya. Dia ingin yang nakal dan menantang gairahnya, seorang penari striptease mungkin?
Akhirnya, kemacetan lalu lintas itu pun terurai dan mobilnya bisa melaju dengan kecepatan stabil 70 km/jam menuju ke Jakarta Pusat.