Bab 15: Buku Masa Depan
Sepulang sekolah, Richard menunggu adiknya di gerbang sekolah untuk pulang bersama-sama. Untung saja, dia pingsan hanya dua jam dan wajahnya tidak pucat. Memiliki energi api sangat menguntungkan. Asalkan energi api dalam tubuhnya tetap menyala, maka dia akan bisa mengisi energinya kembali sesuai yang diinginkannya.
Saat dia bangun tadi, dia agak terkejut saat mengetahui bahwa Edward-lah yang menungguinya bangun. Dan dia lebih terkejut lagi saat pria itu menanyainya soal asal usul mereka. Richard tidak berbohong pada pria itu, tapi dia juga tidak memberitahunya kalau saat ini banyak orang yang mengincar adiknya. Menurutnya, Edward dan para ksatria lainnya tidak perlu mengetahui akan hal ini.
Lagipula kalaupun mereka mengetahui akan hal ini, ksatria elementalis yang bernama Kazuto akan memastikan adiknya tidak terluka.
“Richard!”
Richard langsung mendongak dan tersenyum pada adiknya, lalu tertegun saat dia melihat bayangan hitam dengan wujud serigala mengikuti adiknya. Tapi begitu bayangan itu melihat dirinya, bayangan tersebut langsung menghilang.
“Ah... rupanya begitu.” Jadi selama dia tidak ada disisi adiknya, Kazuto sudah memperhatikan dan menjaga adiknya dari jauh. Entah kenapa dia tidak suka dengan gagasan itu, tapi dia juga tidak bisa protes. Ini semua demi kebaikan adiknya.
Tubuh Richard membeku dan lamunannya buyar begitu dia merasakan adiknya memeluknya dengan erat.
“Hmmm... apakah terjadi sesuatu?” tanya Richard sambil menepuk pelan punggung Niken. Dan sebagai jawabannya dia juga merasakan kepala adiknya menggeleng dengan pelan didepan dadanya.
“Aku hanya merindukanmu. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba aku ingin bertemu denganmu. Mungkin...” Niken mengangkat, “Apakah terjadi sesuatu tadi siang?”
Sekali lagi Richard tertegun. Apakah adiknya itu mengingat kejadian siang? Tidak. Tidak mungkin. Kalau iya, maka Niken tidak akan menanyakannya.
“Tidak. Memangnya apa yang terjadi?”
“Jangan bohong. Lalu kenapa aku merasakan aliran energimu sangat aneh. Apakah kau memaksakan dirimu sendiri? Aku tahu kalau kau ingin jadi kuat, tapi setidaknya jaga dirimu sendiri jangan sampai jatuh sakit atau pingsan. Untung saja hari ini kau tidak pingsan, kalau tidak...aku akan menangis seharian di sekolah ini.”
“Bagaimana kau bisa tahu...” kata katanya terhenti saat dia teringat akan jawaban yang sederhana itu. Tentu saja. Adiknya itu pasti bertambah lebih kuat karena mendapatkan seperempat dari kekuatan ksatria elementalis milik Kazuto.
“Aku juga tidak tahu.. Biasanya aku tidak bisa merasakan aliran energi milik orang lain, tapi tiba-tiba saja aku mulai bisa merasakannya. Bahkan sekarang aku tahu perbedaan aliran energi tiap tiap level. Dan yang lebih anehnya lagi, aku bisa menggerakkan gelombang air dalam satu kali percobaan hari ini. Sir Mine memuji perkembanganku yang drastis.”
“O,ya?” Richard menggandeng tangan adiknya dan mereka berdua berjalan pulang kerumah mereka. Dia merasa lega mendengar cerita adiknya yang tidak henti-hentinya berbicara.
Setidaknya dia harus berterimakasih pada Kazuto. Kini adiknya itu menjadi lebih kuat dan tidak mudah merasa takut lagi. Dia berharap, saat Niken berjalan sendirian menghadapi bahaya, Niken bisa menjaga dirinya sendiri saat dia tidak bisa bersamanya.
Tapi tentunya dia tidak perlu mengkhawatirkannya lagi. Niken tidak akan sendirian lagi. Setidaknya Kazuto tidak akan membiarkan Niken tak terlindungi.
***
Sementara itu di ruangan level SS, Scarlet membaca buku yang ditulis oleh Ksatria elementalist Masa Depan. Meskipun dia sudah membacanya berulang-ulang hingga melekat di otaknya, dia tidak pernah bosan membacanya.
Sayangnya, dia membacanya bukan karena bosan... tapi karena takut. Takut kalau semua yang ditulis di buku ini akan terjadi.
Salah satu ksatria elementalis di generasinya akan berubah menjadi jahat hingga menjadi ancaman dunia ini. Ksatria elementalist lainnya harus bekerja sama untuk mengalahkan ksatria jahat ini.
Ksatria elementalis yang akan mereka hadapi memiliki kemampuan yang unik, sehingga meskipun kedelapan ksatria lainnya bersatu, tidak akan mampu menaklukkan orang ini. Dan dugaannya kalau memang kemampuan musuh mereka unik itu berarti... ksatria elementalis transparan.
Hanya ksatria transparan yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda di tiap generasi. Dan kemampuan mereka sangat unik.
Namun Scarlet tidak bisa langsung menuduh ksatria ini tanpa bukti. Ksatria warna ungu dan emas juga sama-sama memiliki kemampuan yang unik yang tidak dimiliki elementalis lainnya.
Scarlet menutup kembali bukunya dan menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan menengadah keatas sambil memejamkan mata. Apa yang harus dia lakukan? Dia juga belum memberitahu hal ini pada teman-temannya.
Saat ini yang mengetahui akan masalah yang akan datang di masa datang hanyalah keluarganya, dia dan Edward. Meskipun dia berharap tidak akan terjadi apa-apa, tapi dia tahu... dia tetap harus mempersiapkan semuanya seperti yang ditulis di buku.
Buku itu mengatakan bahwa para ksatria akan membutuhkan kekuatan pengendali waktu untuk mengalahkan ksatria jahat ini. Selama ini dia sama sekali tidak tahu asal usul para pengendali waktu, bahkan tidak ada buku yang menyebutkan soal pengendali waktu.
Namun tadi siang dia baru menyaksikannya sendiri kekuatan pengendali waktu dari Niken. Sayangnya Niken bukanlah orang yang dia cari. Niken bukanlah pengendali waktu yang ia cari. Niken memang adalah seorang pengendali waktu, tapi gadis itu bukanlah Time Master yang ia cari.
Scarlet langsung terbangun dan segera menyembunyikan bukunya saat merasakan ada orang yang datang. Dia merasa lega begitu pintu terbuka dan Edward-lah yang masuk ke dalam.
“Apa terjadi sesuatu?” tanya Edward khawatir.
“Tidak. Apa kau sudah menyelidikinya?”
“Benar. Richard sudah bangun dan aku bertanya-tanya asal mereka. Tapi, Richard bilang...”
“Apa yang dia bilang?”
“Dia bilang, dia dan Niken ditemukan didepan panti asuhan saat mereka berusia lima tahun. Kejadian apa yang sudah menimpa mereka, mereka sama sekali tidak ingat, bahkan siapa keluarga mereka atau darimana mereka berasal, mereka tidak ingat. Yang mereka ingat hanyalah nama mereka. Jadi...”
“Jadi kita kembali ke titik nol lagi…” ucap Scarlet dengan kecewa.
Selama lima tahun terakhir ini sejak Scarlet menjadi ksatria merah, dia dan Edward mencari seorang pengendali waktu. Mereka mencari asal usulnya, bahkan tempat yang ditinggali para pengendali waktu. Tapi hasilnya nihil.
Tidak ada yang tahu dimana mereka. Bahkan tidak ada yang tahu kalau pengendali waktu itu ada.
Dan saat dia bertemu dengan Niken yang tidak sengaja menggunakan kekuatannya, dia berharap… mungkin... mungkin dia bisa menemukan pengendali waktu yang dia cari atau setidaknya tempat tinggal para pengendali waktu.
Dia hanya memerlukan satu petunjuk tapi ternyata… harapannya menguap bagaikan asap yang membaur dengan udara begitu mendengar kabar dari tunangannya.
“Kau baik baik saja?” tanya Edward sambil merangkul tunangannya.
Scarlet menaruh kepalanya di pundak Edward dengan nyaman. “Aku harap aku bisa menemukannya. Aku harap aku bisa menemukan Xiao Yue.”
“Aku juga.”
Tidak lama kemudian, alat komunikasi berbentuk pipih seperti telepon genggam bergetar menandakan ada seseorang yang menghubunginya.
“Halo?”