Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Tekad dan keinginan

"Kau..." Seketika wajah Shao Da berubah, dan dengan suara "ledakan", sosoknya tiba-tiba muncul tepat di depan Jian Chen.

Dengan ekspresi mengerikan, tinju Shao Da keluar bersamaan dengan suara siulan angin.

"Mati!"

Jian Chen tidak menghindar, dan akhirnya diiringi oleh suara "bang", tinju Shao Da yang di penuhi oleh kekuatan amarah dari pelatihan qi tingkat ketiga tepat menghantam wajahnya.

"Bom!"

Terlempar sejauh sepuluh meter kebelakang dan hanya berhenti saat menabrak sebuah pohon besar di belakangnya, perlahan-lahan tubuh lemah Jian Chen jatuh ke tanah. Tidak lagi bergerak dan nafasnya perlahan-lahan mulai sedikit mengendur.

Yah, dengan kekuatan pelatihan qi tingkat ketiga yang memiliki kekuatan untuk membunuh seekor banteng dalam sekali pukulan, bisa di pastikan bahwa Jian Chen pasti akan mati. Itu bisa di lihat saat perlahan-lahan nafasnya semakin lemah dan terus melemah.

Jatuh terlentang di tanah, kesadaran Jian Chen perlahan-lahan menghilang, tapi tidak ada penyesalan atau kesedihan dalam hatinya, melainkan kepuasan setelah berhasil mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Jika mati dengan cara seperti ini, Jian Chen berpikir bahwa itu tidak terlalu buruk. Setidaknya dia tidak benar-benar menjadi sampah dan penakut yang menerima nasibnya begitu saja. Setelah ini, mungkin dia akan kembali ke bumi atau dunia lainnya lagi.

Jian Chen telah berdamai dengan kematiannya, tapi tanpa disadari, ada sesuatu yang terjadi dengan tubuhnya.

Masih tidak tahu apa yang terjadi, samar-samar Jian Chen mendengar suara-suara aneh di kepalanya.

"Tekad dan keinginan."

"Yin dan Yang."

"Sebab dan Akibat."

"Kekuatan dan Kelemahan."

"Semua hal memiliki awal dan akhir."

"Tidak akan ada sebab jika tidak diawali dengan akibat. Tidak akan ada kekuatan tanpa dilalui dengan kelemahan serta ketidakberdayaan."

"Dengan adanya kekuatan yang besar, maka tanggung jawab yang lebih besar akan segera datang. Dengan tekad dan keinginan melebihi apapun untuk menjadi yang terkuat, tak ada orang atau Dewa sekalipun yang bisa menghentikannya."

"Manusia, meskipun kau lemah dan tidak lebih daripada seekor semut, kau memiliki sesuatu yang besar untuk memikul seluruh dunia...."

...

Seolah-olah seperti sebuah bendungan yang tidak pernah di buka selama bertahun-tahun akhirnya jebol, sesuatu yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuh Jian Chen.

"Bom!"

Dengan ledakan yang terdengar dari tubuh Jian Chen, tiba-tiba dunia mulai berhenti. Air terjun berhenti dan suara rintikan air serta angin di dedaunan menghilang. Dunia menjadi sunyi, dan tubuh Jian Chen perlahan-lahan terbangun.

Tepat ketika Shao Da melihatnya, kedua matanya melebar dan tubuhnya berhenti di tempat.

"Si-siapa... Siapa kau...."

Rambut hitam yang sebelumnya dimiliki Jian Chen perlahan-lahan menjadi memutih dan memanjang. Berwarna putih keperakan seperti cahaya bulan berkibar di belakang punggungnya, Shao Da merasa bahwa Jian Chen seperti menjadi orang lain.

Dengan wajah yang dingin tanpa ekspresi, serta mata hitam sedalam lautan yang memandang apapun dengan acuh tak acuh, seketika Shao Da merasakan jantungnya bergetar.

Ditambah dengan sebuah pedang tapi bukan pedang nyata, melainkan seperti cahaya putih berbentuk pedang di tangan kanan Jian Chen, Shao Da segera mengetahui bahwa ada bahaya yang akan datang.

Sekilas, Shao Da merasa bahwa sosok Jian Chen di depannya bukanlah manusia, melainkan seorang Dewa yang turun ke bumi dengan amarahnya.

Tubuh Shao Da tegang, pikirannya kosong dan hatinya yang kewalahan terus-menerus memintanya untuk melarikan diri, tapi seperti ada sesuatu yang menahan dirinya untuk bergerak, dia hanya bisa terdiam pasrah saat menyaksikannya sosok di depannya mulai menggerakkan pedangnya.

Pelan, tanpa maksud apapun, seolah-olah sedang menggambar udara kosong di depannya secara kasar, itulah yang Shao Da lihat. Tapi, perasaan dingin sedingin es yang menusuk tulang terus-menerus menggetarkan seluruh tubuhnya.

"Tidak!!" Shao Da menjerit dalam hatinya.

Tapi sudah terlambat, dan perasaan seringan kapas dan kegelapan segera membuatnya tak sadarkan diri.

Jika ada seseorang yang melihatnya, mereka akan menemukan bahwa tubuh Shao Da, yang sebelumnya memiliki tinggi hampir dua meter, besar, kuat dan berotot kini telah menjadi potong-potongan dadu di tanah.

Tidak ada suara, jeritan ataupun hal-hal yang menyebalkan lainnya, apa yang ada sekarang adalah potongan-potongan kecil tubuh manusia yang sudah menjadi daging cincang, serta darah merah segar yang masih mengalir membentuk sebuah kolam kecil di tanah.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, bahkan jika itu adalah Jian Chen sendiri.

Ketika garis waktu akhir kembali, Jian Chen hanya terbangun dengan posisi berdiri seperti sediakala dan tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya sendiri atau hal-hal di sekitarnya.

Pertama kali terbangun dengan kebingungan, apa yang Jian Chen perhatian adalah tubuhnya yang kembali sehat dan tidak merasakan sakit sama sekali. Setelah itu baru mencium bau amis dari darah di udara, dan segera merasa ngeri dengan pemandangan dilihatnya.

Tanpa perlu menebak siapa itu, Jian Chen segera mengetahui bahwa itu pasti tubuh Shao Da, karena dia menemukan bahwa Su Mei masih tak sadarkan diri di kejauhan.

"Mengerikan!"

Satu kata yang bisa Jian Chen gambarkan tentang apa yang dia saksikan.

Tidak lagi bisa berpikir jernih, Jian Chen segera menghampiri Su Mei untuk membawanya pergi dari tempat itu secepatnya. Akan tetapi, sebelum dia benar-benar pergi, dia berhenti dan melihat sebuah kantong kecil di antara potong-potong tubuh Shao Da.

Tanpa pikir panjang lagi, Jian Chen segera mengambil dan menyimpannya, kemudian berlari sambil membawa Su Mei yang tidak sadarkan diri kembali ke Sekte.

Ketika tiba di kediamannya yang berada di bagian luar Sekte Yanjiang, Jian Chen segera menempatkan Su Mei di kamar tidur dan keluar untuk memeriksa dirinya sendiri.

Duduk berlutut di lantai ruang tamu sambil memikirkan apa yang terjadi sebelumnya, Jian Chen segera mengerutkan kening dan berhenti saat melihat pergelangan tangannya.

"Tidak mungkin... Aku... Aku bisa melihat semuanya?"

Melalui penglihatannya, Jian Chen sulit untuk percaya bahwa dari pergelangan tangannya, dia bisa melihat seluruh organ-organ lengannya. Entah daging, urat nadi, darah atau bahkan tulang, Jian Chen seperti bisa menembus jaringan kulitnya dan melihat semuanya secara jelas.

"Luar biasa!" Jian Chen merasa kagum dan bingung saat yang bersamaan.

"Bagaimana aku bisa melihatnya dengan jelas? Apa yang terjadi denganku?" Dia berusaha untuk mencari tahu alasannya, tapi dia segera terganggu dengan pikiran lain dan buru-buru melihat kearah perutnya.

Melalui kain pakaian yang menyelimuti tubuhnya, sekali lagi Jian Chen merasa terkejut dan seketika kedua matanya melebar.

"Dantian? Aku bahkan bisa melihat Dantianku?!"

Sekali lagi Jian Chen tercengang dan sangat sulit untuk mempercayainya.

"Menurut rumor, bukankah hanya orang-orang dengan kekuatan tertentu yang bisa melihat organ-organ tubuh dan dantian secara nyata? Tapi, kenapa aku yang masih berada di pelatihan qi tingkat pertama bisa melakukannya?"

Jian Chen tidak mengerti dan mulai berpikir keras untuk mencari tahu alasannya, tapi dia gagal untuk memahaminya dan kembali tertarik dengan apa yang dia lihat dalam dantiannya.

"Pedang? Ada pedang berwarna hitam yang diam-diam melayang di dalam Dantianku? Sebuah pedang... Bagaimana bisa...." Semua penemunya dan penemuan yang Jian Chen temukan secara tiba-tiba ini membuatnya kewalahan.

Dari seseorang yang bahkan sulit berkonsentrasi penuh sampai akhirnya bisa melihat apapun dan menemukan dantiannya sendiri, Jian Chen benar-benar tidak bisa memahaminya sama sekali. Selain itu, ada juga setiap kejadian demi kejadian yang terjadi dengan Shao Da sebelumnya.

Semua hal itu dijadikan satu, itu seperti satu pertanyaan membingungkan yang tidak bisa di jelaskan, dan akhirnya membuatnya sakit kepala. Ibarat ombak besar yang tiba-tiba menghantam pikirannya secara paksa, Jian Chen tidak bisa menerimanya secara bersamaan.

Terlalu kewalahan untuk memahaminya, Jian Chen akhirnya memilih untuk menghela nafas panjang dan perlahan-lahan menutup matanya, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel