Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Mana Pantas?

Saat melihat Si Haochen langsung meminum cairan itu begitu saja tanpa protes, Ming Ruo tidak bisa menahan diri untuk tidak menaikkan sudut bibirnya, "Sekarang kamu sudah tidak takut? Bisa saja aku sedang meracunimu."

"Kalau kamu meracuniku, nantinya kamu akan ikut dikuburkan bersamaku."

Meskipun Si Haochen dalam keadaan koma, dia tidak sepenuhnya kehilangan kesadarannya, dia masih bisa mendengar beberapa perkataan yang diucapkan oleh Ming Ruo tadi, karena kalau tidak, mana mungkin sampai sekarang dia masih belum menebaskan pedangnya ke leher wanita itu?

Kaisar Dan Xu pernah menawarinya untuk menikah dengan Putri Lanyang, meskipun dia tidak menolak tawaran itu, dia juga tidak berniat untuk menikahi wanita itu.

Akan tetapi, wanita yang akan dikuburkan bersamanya ini adalah wanita yang belum pernah dia temui sebelumnya, "Kamu siapa?"

"Putri Qinghuang dari Negara Nanrong, Yan Mingruo." Ming Ruo hanya bisa memperkenalkan dirinya dengan menggunakan identitas sang pemilik tubuh asli, "Eh..."

Sebelum Ming Ruo selesai berbicara, cadar merah yang menutupi setengah wajahnya dirobek oleh Si Haochen dengan menggunakan pedangnya. Setelah melihat wajah Ming Ruo dengan jelas, Si Haochen langsung berkata sambil mengerutkan keningnya, "Jelek sekali..."

Si Haochen berpikir di dalam hatinya: Pantas saja Pangeran Ketiga menolak untuk menikah dengannya, wajah wanita ini benar-benar tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata...

"Hanya saja Yang Mulia Raja Yun sudah pingsan begitu aku memasuki kediaman, dan satu hal lagi...Negara Donghuan mempunyai adat yang aneh, yaitu ikut menguburkan orang lain bersama orang yang sudah mati."

Sebagai seorang wanita yang berpendidikan tinggi, Ming Ruo benar-benar tidak bisa menerima adat "ikut menguburkan orang bersama dengan orang yang sudah mati", ini adalah adat yang kejam dan primitif.

"Adat yang aneh?" Si Haochen sedikit menaikkan alisnya, "Apa kamu pikir dikuburkan bersamaku adalah hal yang menghinamu?"

"Bukan begitu...aku mana pantas untuk Raja Yun?"

Saat menghadapi situasi seperti ini, Ming Ruo mau tidak mau harus menundukkan kepalanya. Kalau ingin keluar dari tempat asing ini, dia hanya bisa mengandalkan pria agung ini.

"Huh, ternyata kamu cukup tahu diri!" Si Haochen berdiri sambil memegang pedangnya, kemudian melompat keluar dari peti tersebut dengan santai.

Ming Ruo baru menyadari bahwa tubuh pria ini tinggi dan ramping, postur tubuhnya benar-benar sempurna.

Setelah melihat ke sekelilingnya selama beberapa saat, Si Haochen langsung berjalan keluar.

Ming Ruo melirik ke arah permata yang ada di bagian bawah peti mati tersebut, kemudian dia mengulurkan tangannya dan mengambil beberapa permata itu, anggap saja sebagai biaya pengobatan. Setelah selesai, dia bergegas mengejar pria itu.

Koridor di luar ruangan tersebut sangat luas, dinding bagian atasnya dipenuhi dengan fluorit, membuatnya terlihat seperti lautan bintang yang begitu indah. Di dalam ruangan yang sepi itu, hanya terdengar langkah kaki dari kedua orang itu. Semakin mereka berjalan keluar, semakin sedikit fluorit yang terlihat, semakin redup pula suasana di sana.

Ming Ruo menjadi sedikit takut, dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan baju Si Haochen.

Langkah kaki Si Haochen langsung terhenti. Dia menengok dan menatap ke arah tangan Ming Ruo yang sedang memegangi lengan bajunya, kemudian bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

"Eh..." Ming Ruo menelan air liurnya dengan gugup, "Ini adalah istana bawah tanah, pasti ada desain tertentu yang berfungsi untuk menjaga keamanan makam ini, bukan?"

"Lalu kenapa?" Alih-alih menjawab pertanyannya, Si Haochen malah bertanya balik kepadanya.

"Aku rasa ada jebakan tersembunyi di sini. Ada kemungkinan bahwa jalan yang kamu pilih ini adalah jalan yang berbahaya."

Ming Ruo dilahirkan di keluarga dokter metafisika, meskipun dia tidak cukup paham dengan hal-hal yang berhubungan dengan metafisika, tapi dia mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap bahaya.

"Ternyata kamu memahami ilmu Qimen Dunjia (bentuk ramalan kuno dari Tiongkok, salah satu keilmuan metafisik Tiongkok yang fokus untuk melakukan pemenangan strategi dalam berbagai macam keadaan)." Saat ini, Si Haochen memandangi Ming Ruo dengan kagum.

"Tidak, aku hanya tahu sedikit soal itu." Ming Ruo benar-benar tidak berani menyombongkan pengetahuannya yang cetek itu.

Si Haochen berjalan mundur beberapa langkah, kemudian mengulurkan pedangnya ke depan dan mengayunkannya. Sepotong fluorit berguling ke depan di atas lempengan batu datar. Detik berikutnya, ada belasan anak panah yang ditembakkan dari berbagai arah.

Kalau keadaannya sedang baik-baik saja, desain jebakan semacam ini tidak mungkin membuat Si Haochen terjebak, tapi saat ini dia benar-benar tidak mampu untuk menggunakan kekuatan internalnya.

Si Haochen tidak menyukai keadaannya yang lemah seperti ini, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, "Menurutmu jalan mana yang bisa kita ambil?"

Ming Ruo memandangi beberapa jalan yang ada di sana dengan saksama, setelah itu dia mengangkat jarinya dan menunjuk ke satu arah, "Aku rasa kita bisa mengambil jalan itu, aku yakin 70%."

Si Haochen melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, dia kembali mengambil sepotong fluorit untuk mengetes jalan tersebut. Saat tidak ada sesuatu yang terjadi, mereka baru memutuskan untuk mengambil jalan tersebut.

Mereka berdua terus berjalan dengan hati-hati.

Begitu mereka berhasil keluar dari koridor panjang itu dengan susah payah, mereka menemukan sebuah gua besar di luar, dan dari kejauhan, mereka bisa mendengar suara aliran air, tapi sudah tidak ada jalan lagi di sana.

Setelah berjalan di dalam gua tersebut selama beberapa menit, mereka hanya menemukan sebuah genangan air yang sangat dalam.

Ming Ruo juga segera berjalan mengikutinya.

Setelah terdengar bunyi gedebuk yang cukup keras, ada seekor ikan kecil berwarna perak yang melompat keluar dari air tersebut, setelah itu langsung masuk ke dalam air lagi...

"Di sini ada ikan, itu artinya, kemungkinan di kolam ini ada sungai bawah tanah yang terhubung ke luar." Ming Ruo mencoba menganalisisnya.

"Iya." Si Haochen juga memikirkan hal yang sama, tapi dia tidak tahu kolam ini seberapa dalam dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelam dan keluar lewat sana.

Dengan kondisi fisiknya saat ini, mungkin dia hanya bisa bertahan selama beberapa menit saja.

"Aku akan turun untuk memeriksanya, kalau ternyata ada jalan keluar, kamu bisa langsung turun juga, tapi kalau tidak ada, aku akan kembali ke sini."

Ming Ruo melepas luaran gaun yang sedikit kebesaran di tubuhnya dan meletakkannya di atas batu. Dengan kondisi fisik yang seperti ini, kalau Si Haochen ikut turun dengannya dan ternyata tidak ada jalan keluar di sana, mungkin dia perlu melakukan proses penyelamatan lagi terhadapnya.

"Apa kamu pandai berenang?" Si Haochen sedikit mengerutkan keningnya.

Putri dari negara lain ini menguasai keterampilan medis, mempunyai pengetahuan soal ilmu Qimen Dunjia dan bahkan bisa menyelam ke dalam air demi mencari jalan keluar? Apa ini adalah hal yang normal?

"Hmm...lumayan, apakah Raja...tidak bisa berenang?" Apakah Putri Qinghuang bisa menyelam atau tidak, Ming Ruo tidak punya waktu untuk mengingat-ingatnya, sedangkan untuk dirinya sendiri, sebenarnya kemampuan berenangnya tidak berada di atas rata-rata, tapi begitu masuk ke dalam air, dia bisa menggunakan masker oksigen.

Namun, kalau ternyata Si Haochen tidak bisa berenang cukup lama, hal ini pasti akan merepotkannya.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan soal itu." Si Haochen merasa bahwa tidak seharusnya dia membiarkan seorang wanita masuk ke dalam air lebih dulu untuk mencari jalan keluar, tapi hanya ini yang bisa mereka lakukan sekarang, "Rata-rata rute di dalam sungai bawah tanah sangat rumit, kalau sampai tersesat, kamu bisa terjebak di dalam air hingga kehabisan napas."

"Ah, benar juga." Ming Ruo juga kurang begitu pandai dalam mengingat arah, dia jadi ikut mengkhawatirkan hal ini juga.

Dia berpura-pura menggulung lengan bajunya yang lebar itu dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan gulungan perban elastis super panjang dari sistem medis.

Salah satu ujungnya dia ikatkan ke pinggangnya, lalu ujung lainnya dia berikan kepada Si Haochen, "Kalau tidak ada jalan keluar, aku akan kembali dengan mengandalkan tali ini, tapi kalau ada jalan keluar, Yang Mulia segera masuk ke dalam air juga dan ikuti tali ini untuk menemukanku."

Saat melihat Ming Ruo bersiap untuk masuk ke dalam air, Si Haochen mengambil sebuah mutiara cahaya yang terperangkap di dalam jaring, kemudian memberikannya kepadanya, "Bawa ini."

"Baiklah." Ming Ruo merasa bahwa kalau memegang mutiara itu dengan tangannya, pasti akan merepotkan, jadi dia memutuskan untuk menggantungnya di lehernya, "Kalau dalam waktu setengah jam aku belum kembali, kamu langsung masuk ke dalam air saja."

Si Haochen tidak merespons perkataannya. Mengapa wanita ini begitu percaya diri? Kalau seandainya dia kehabisan napas di dalam sana, apa dirinya harus masuk ke sana juga untuk mengambil jasadnya?

Setelah menunggu selama setengah jam, Si Haochen tidak langsung masuk ke dalam air, melainkan menarik tali aneh yang ada di belakang tangannya. Setelah menariknya selama beberapa saat, dia mendapati bahwa benda yang terikat di ujung tali tersebut adalah mutiara yang sebelumnya dia berikan kepada wanita itu...

Dia segera melepas mutiara itu dan melompat ke dalam air. Dia berenang dengan mengikuti tali panjang yang terbentang di dalam air. Setelah berenang melewati sungai yang gelap gulita, dia melihat ada cahaya yang memantul di air, dia langsung berenang menuju ke sana. Begitu keluar dari air, dia langsung menarik napas dalam-dalam.

Pada ujung perban putih yang mengambang di permukaan air, dia melihat seorang gadis yang hanya memakai baju dalaman berwarna merah sedang berjongkok di dekat api unggun, dia sedang mengeringkan gaunnya. Keberadaan wanita itu sangat mencolok, karena dia memakai baju berwarna merah, sedangkan di sekelilingnya hanya ada dedaunan berwarna hijau.

Si Haochen segera berenang ke tepian.

Begitu menyadari kehadirannya, Ming Ruo langsung menengok ke arahnya dan berkata sambil tersenyum, "Kamu cepat juga! Apa jantungmu baik-baik saja?"

Saat melihat wajah gadis itu, Si Haochen sedikit terkejut. Kulitnya benar-benar putih seputih salju, alis dan matanya sangat indah, bibirnya yang sebelumnya terlihat sangat lebar karena efek dari lipstik yang dipakai, saat ini terlihat sangat kecil dan lembut...beberapa helai rambutnya yang basah menempel di pipinya, padahal penampilannya sangat berantakan, tapi dia terlihat berbeda dari wanita-wanita yang biasa dia temui. Tampaknya dia adalah wanita yang sangat aktif dan gesit.

Ming Ruo melambaikan tangannya ke arah Si Haochen, "Kemarilah, hangatkan tubuhmu dengan api ini! Kamu punya penyakit jantung, jangan sampai kamu kena flu..."

Saat ini dia sangat mengkhawatirkan kondisi Si Haochen, dia sudah berhasil menyelamatkan nyawanya dengan susah payah, kalau pada akhirnya dia tetap akan dikuburkan bersama dengannya, maka segala tindakannya itu tidak ada gunanya!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel