Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Andini Menjauhi Maharani

Andini merasa bersalah, "Maaf, Mas." Andini mengulurkan tangan untuk membantu Arka namun ditepis dengan kasar. Arka meninggalkan Andini seorang diri dalam rasa bersalah.

Arka sangat kecewa Andini memperlakukan dengan kasar. Arka yakin ada sesuatu yang terjadi dengan Andini.

"Andini apa salahku?" tanya Arka seorang diri di dalam kamar. "Kenapa kamu tidak mau ku sentuh?" Arka memikirkan Andini hingga tidak sadar Andini masuk ke dalam kamar.

"Mas, aku tidak bermaksud menyakiti kamu." Andini mendekat.

"Kenapa kamu tidak may aku sentuh, apa aku menjijikkan?" tanya Arka kesal.

"Ti-tidak. Semua salahku." Andini keluar kamar dan meninggalkan Arka dalam kebingungan.

**

Maharani tengah tidur sedangkan Alex duduk manis di dekat Maharani. Diam-diam Alex mengambil ponsel Maharani. Dia mengambil nomor Andini dari ponsel Maharani.

Setelah mendapatkan nomor Andini, Alex mengembalikan ponsel Maharani di tempat semula. Alex sudah tidak sabar lagi untuk mengirim pesan pada Andini.

[Andini, aku Alex. Save nomorku.]

[Aku tahu kamu tidak akan membalas karena ada Arka di sampingmu.]

'Andini, alu tidak akan menyerah,' pikir Alex.

Alex tersenyum sendiri membayangkan dia bisa memiliki Andini seutuhnya.

Bagi Alex Maharani sangat membosankan dan membuatnya tidak bergairah lagi. Padahal pernikahan mereka belum ada dua tahun.

"Mas, kenapa nggak tidur?" tanya Maharani.

"Iya, sebentar lagi aku tidur. Kamu tidur saja dulu," jawab Alex.

Maharani melanjutkan tidurnya, tidak berapa lama terdengar dengkuran halus dari Maharani.

"Dasar kebo," umpat Alex lalu tidur di samping Maharani. Alex tidur membelakangi Maharani.

Tidak berapa lama, Alex juga tertidur pulas.

**

Andini bangun tidur, dia melihat ponselnya. Ada pesan dari nomor baru, ternyata nomor Alex. Andini mengabaikan pesan Alex.

"Semoga Alex nggak ngintip lagi," kata Andini saat sedang mengangkat jemuran di belakang rumah.

Andini tidak bisa tinggal diam, dia harus menjauhi keluarga Maharani lebih tepatnya Alex. Dia tidak mau Alex semakin lancang padanya.

"Sayang, kok kamu nggak bangunin aku tadi," kata Arka mendekati Andini di halaman belakang. Arka berbicara seolah tidak ada masalah diantara mereka.

"Ya aku kira Mas masih pengen tidur," kata Andini.

Andini dan Arka masuk ke dalam, mereka bersama-sama melihat baju yang dari jemuran.

"Dek, malam ini kita makan di luar ya. Kita sudah lama nggak makan di luar," kata Arka. Dia berharap dengan makan malam akan memperbaiki hubungannya dengan Andini.

"Iya, Mas," jawab Andini tersenyum.

Selesai melipat baju, Andini menaruhnya di tempat menyetrika. Setelah itu Andini segera mandi, Arka sedang menelfon dengan seseorang di ruang tengah.

Andini keluar dari kamar mandi, dia mendengar ada suara Maharani berbicara dengan Arka. Tidak berapa lama, Arka datang ke kamar.

"Dek, Maharani mau ketemu kamu. Dia nunggu di ruang tamu," kata Arka.

"Aduh, Mas. Bilang saja aku lagi sibuk, aku malas ngobrol sama Maharani," ucap Andini.

"Kenapa, Dek? Biasanya kamu ngobrol sama dia terus," kata Arka.

"Aku nggak mau ketularan dia yang curigaan sama suaminya, Mas. Lagian kalau ngobrol suka hal yang nggak penting," jawab Andini.

"Ya sudah kalau begitu," kata Arka lau keluar kamar.

Arka menemui Maharani, dia bilang kalau Andini sibuk. Bukanya langsung balik malah ngajak ngobrol Arka terus. Padahal Arka mau mandi jadi tertunda.

"Pantas Andini malas ngobrol sama dia," batin Arka.

Sejak masuk sampai sekarang Maharani hanya membicarakan suaminya. Kalau tidak gitu dia membicarakan para tetangga. Rata-rata yang dia ceritakan hanya kejelekan orang.

"Mbak, saya mau mandi. Mendingan Mbak Rani pulang. Nanti dicariin Mas Alex," kata Arka yang sudah merasa bosan.

"Aduh, Mas. Cerita aku kan belum selesai. Lagian mandi nanti saja kan bisa," kata Maharani.

"Saya mau pergi makan malam di luar sama Andini. Jadi saya harus mandi lebih awal, Mbak," kata Arka.

"Mau makan di restauran mana, Mas?" tanya Maharani kepo.

"Itu restauran favorite Andini namanya restauran kasih sayang," jawab Arka.

"Ya sudah. Saya pulang dulu," kata Maharani.

Sampai di rumah Maharani bercerita pada Alex. Andini dan Arka akan makan malam di restauran kasih sayang .

**

Pukul 18.45 Arka dan Andini sudah berangkat. Mereka naik mobil milik Arka. Butuh waktu 15 menit, mereka telah sampai di restauran kasih sayang.

Mereka memilih tempat yang pemandangannya bagus. Andini duduk berhadapan dengan Andini. Mereka memesan beberapa menu.

"Di sini dulu kita pertama bertemu," kata Arka. "Kamu sedang menunggu seseorang yang tidak pernah datang," lanjut Arka.

"Sudah ah, Mas. Jangan ingatkan aku!" larang Andini.

Dia tidak mau sakit hati lagi karena mengenang masa lalunya yang menunggu laki-laki di restauran ini namun laki-laki itu malah membatalkannya.

Makanan sudah datang, mereka segera makan. Mereka makan sambil mengobrol.

"Andini," panggil Maharani. Dia mendekat ke meja Andini dan Arka. 'Boleh gabung nggak sih, aku sama Mas Alex nggak akan minta traktir kok," kata Maharani.

Andini dan Arka saling pandang. Ark tahu Andini tidak suka diganggu.

"Maaf, Mbak. Mejanya sudah penuh. Mendingan Mbak Rani cari meja lain," kata Arka.

"Sayang, kita makan di sana saja," kata Alex menunjukkan tempat yang tidak jauh dari tempat Andini dan Arka.

Maharani dan Alex duduk di sana. Maharani memesan makanan, namun Alex terus memperhatikan Andini.

[Aku akan selalu mendapat informasi apapun tentang kamu dari Maharani.]

Pesan itu Alex kirim ke nomor Andini. Andini yang sudah membaca pesan Alex merasa kesal.

**

Esoknya Arka kerja lebih awal. Andini langsung mengunci pintu rumahnya. Dia tidak mau Maharani atau Alex datang ke rumahnya.

Benar saja tidak berapa lama Maharani mengetuk pintu. Andini abaikan saja panggilan Maharani. Dia kesal dibuatnya, Alex memanfaatkan Maharani untuk mendapatkan Informasi tentang Andini.

"Andini...aku tahu kamu di dalam," teriak Maharani. Namun, Andini tetap mengabaikannya.

"Aku harus jauhin dia," kata Andini. Dia tidak mau Maharani terus mengganggunya. "Aku malas lihat dia ganggu aku," omel Andini.

**

Tiga hari sudah Andini menjauhi Maharani. Namun, Maharani masih menggedor pintu rumah Andini.

"Andini, kamu kenapa cuekin aku?" tanya Maharani di depan pintu yang masih tertutup rapat. "Apa salahku Andini?" tanya Maharani dengan nada kesal.

[Maaf jangan ganggu saya.]

Andini bukan membukakan pintu malah mengirim pesan pada Maharani. Maharani kesal dia pulang dengan emosi.

"Mas, sudah tiga hari ini Andini marah padaku. Dia mengunci rumahnya rapat-rapat," kata Maharani. "Apa alasan dia menjauhi aku?" tanya Maharani.

"Mana Mas tahu. Kamu buat kesalahan sama dia mungkin," jawab Alex santai.

**

Andini tengah menjemur baju. Dia terkejut karena Alex memanjat pagar belakang rumah Andini.

"Kenapa kamu jauhi Maharani?" tanya Alex.

"Aku malas saja jadi teman curhat dia," jawab Andini.

"Kamu mau aku nekat? Aku bisa melakukannya Andini," kata Alex.

"Jangan ganggu aku!" bentak Andini. "Aku tidak suka dengan kamu. Jadi pergilah dari sini!" perintah Andini.

Alex mendekati Andini, dia menarik tangan Andini agar jatuh ke pelukannya.

"Lepaskan!'' bentak Andini.

"Mas, Mas Alex!" panggil Maharani di halaman belakang rumahnya.

Maharani melihat ada tangga yang bersandar di luar pagar belakang rumah Andini. Alex keluar dari halaman rumah Andini melalui tangga itu.

"Mas sedang apa kamu?" tanya Maharani.

Alex gugup, dia terjatuh dari tangga.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel