Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

Dia melihat seisi kamar yang kosong ini, lalu melihatku dengan dingin.

"Ayah di mana?"

Aku tertawa-tawa, "Kamu datang mencari ayahku?"

Nada bicara Rendy semakin dingin, "Natalia, kuperingatkan kamu, lebih baik cepat panggil ayahmu ke sini."

Aku melamun sesaat, lalu bertanya, "Apa yang mau kamu lakukan?"

"Justru aku mau tanya ayahmu, apa yang mau dia lakukan, dia sudah tua, tapi diam-diam menghampiri rumah Gina dan menculik anjingnya, keterlaluan!"

"Tubuh Gina sangat lemah, dia juga tidak memiliki keluarga, biasanya aku hanya memberinya perhatian yang lebih banyak padanya, tapi kenapa kamu dan ayahmu selalu mengincarnya? Jahat sekali kalian!"

Rendy melihatku dengan tatapan yang penuh dengan kebencian.

Seakan-akan aku adalah wanita yang sangat berdosa baginya.

Awalnya kukira dia sudah mengetahui kematian ayahku, sehingga dia membawa putraku untuk berbelasungkawa.

Tapi ternyata, dia datang untuk menginterogasi ayahku karena anjing Ginanita yang menghilang.

Sungguh tidak masuk akal, sungguh lucu.

Ayahku sudah mati, tapi setelah mati, masih dipermalukan seperti ini oleh mereka.

Rasa sedih dan marah yang bercampur menjadi satu di dalam hatiku pun meluap, "Cukup! Kita bercerai saja! Kamu bebas mau memperhatikannya seperti apa, tapi aku tidak akan membiarkan kalian memfitnah ayahku seperti ini!"

Rendy tertawa-tawa, "Fitnah?"

Setelah berbicara, dia mengeluarkan ponselnya, menyetel rekaman kamera pengawas.

Di dalam video ini, ada seorang pria dengan bentuk tubuh yang mirip dengan ayahku diam-diam menyelinap ke dalam rumah Ginanita, lalu keluar membawa seekor anjing.

Tapi wajah pria ini ditutupi dengan masker dan topi, sehingga perawakannya tidak bisa dilihat.

Dengan dingin Rendy berkata, "Ini buktinya, apakah kamu masih bisa membantah? Cepat minta ayahmu untuk mengembalikan anjing Gina!"

Ginanita di sampingnya juga menangis dengan tampang yang kasihan.

"Kak Natalia, aku tahu Paman mau melampiaskan amarahmu, tapi anjing itu sudah menemaniku selama bertahun-tahun, aku tidak bisa kehilangannya, kumohon padamu, minta ayahmu untuk mengembalikan anjingku..."

Dia menangis sampai seluruh tubuhnya bergetar, Rendy pun merasa kasihan dengannya dan merangkulnya.

Ginanita bersandar di dada Rendy sambil menangis terisak-isak.

Kresna lebih parah lagi, untuk membela Ginanita, dia berlari ke depanku dan meninjuku.

"Wanita jahat! Aku tidak mau memanggilmu 'ibu' lagi!"

"Kamu adalah penjahat! Kakek juga adalah penjahat! Kalian berdua sudah menindas Bibi Gina!"

"Cepat kembalikan anjing Bibi Gina! Kalau tidak, akan kubunuh kalian setelah aku sudah dewasa!"

Aku sama sekali tidak menyangka putra kandungku bisa berkata seperti itu.

Tapi setelah dipikir-pikir, benar juga.

Selama ini Kresna selalu berhubungan dengan Ginanita yang berharap aku cepat-cepat mati.

Dulu, aku sempat mencoba menarik Kresna ke jalur yang benar dengan cara mendidik dan mengikatnya.

Tapi sekarang, dia tidak perlu melakukannya lagi.

Biarkan mereka bertiga menjadi satu kesatuan saja!

Aku langsung mendorong Kresna sampai terjatuh, lalu mengayunkan sapu ke arah mereka.

"Pergi! Kalian semua pergi dari sini!"

"Aku tidak akan membiarkan kalian memfitnah ayahku!"

Tanggal yang ditunjukkan rekaman kamera pengawas ini adalah 1 hari yang lalu.

Sedangkan 3 hari yang lalu ayahku sudah menjadi abu.

Aku menangis dan berteriak untuk mengusir tiga sampah ini dari rumahku.

Tapi tiba-tiba, pengawal yang dibawa Rendy berlari ke arahku.

Mereka merebut sapu di tanganku dan menekanku di atas lantai.

Rendy melihatku dari ketinggian, lalu memerintah para pengawal itu, "Geledak seluruh rumah ini!"

Beberapa pengawal lainnya mulai menggeledah seiri rumah.

Rumah ini menjadi berantakan, barang peninggalan ayahku juga dilempar ke atas lantai oleh mereka dan diinjak-injak.

Aku merasa sangat hancur, amarah yang sudah memenuhi hatiku membuat wajahku memerah.

Aku mau cepat-cepat membunuh mereka, aku bersedia mati bersama mereka!

Tapi pengawal sedang menekanku erat-erat, membuatku tidak bisa melawan sama sekali.

Tidak lama kemudian, ada dua pengawal yang masuk ke dalam, membisiki sesuatu di samping telinga Rendy.

Wajah Rendy semakin menggelap, dia memelototiku dengan kesal, "Bawa dia pergi dari sini!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel