Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 1

Ayahku sudah mati, jelas-jelas botol obat ada tepat di sampingnya, tapi obat yang bisa menyelamatkannya ini sudah ditukar menjadi butir cokelat.

Hanya dalam hitungan menit, dia sudah kehilangan nyawanya.

Ini membuatku hancur sepenuhnya.

Tiba-tiba, seorang teman baikku mengirimiku video yang diunggah Ginanita Sulistio di TikTok.

Di dalam video ini, dia, suamiku dan putraku sedang bergandengan tangan di atas kincir ria.

Dia juga menambahkan teks: [Semoga kebahagiaan kita bisa berlangsung selamanya.]

Senyuman mereka bertiga yang lebar bisa membuat orang merasa iri dengan kebahagiaan mereka.

Aku membuka kolom komentar, melihat komentar dari suamiku: [Selama ada kamu yang menemani kami, kita pasti bisa berbahagia selamanya.]

Ginanita membalas: [Kalian adalah sumber kebahagiaan terbesarku.]

Selain suamiku, orang-orang lainnya juga memberi ucapan selamat.

Dari tadi air mataku sudah membasahi wajah, hatiku juga terasa sangat sakit.

Ketika suami dan putraku sedang menemani Ginanita menaiki kincir ria, ayahku tiba-tiba mengalami serangan jantung dan mati begitu saja.

Ketika mereka mengunggah video yang berbahagia dan sedang bermesraan ini, ayahku sudah dikubur di bawah tanah, tidak bisa membuka kedua matanya untuk melihatku lagi.

Suamiku dan putra yang kulahirkan dengan susah payah, malah mewujudkan kebahagiaan Ginanita.

Bagaimana dengan ayahku? Bagaimana denganku? Siapa yang masih memedulikan keselamatan kami berdua?

Aku berharap mereka bisa terjatuh dari kincir ria dan mati mengenaskan!

Ketika ayahku mengalami serangan jantung, dia menggunakan energinya yang tersisa untuk meneleponku dan meminta pertolongan.

Aku bergegas pulang secepat mungkin, tapi taman hiburan yang sedang didatangi oleh Rendy Yohan itu lebih dekat dari rumah.

Tapi, permintaan tolongku malah dianggap sebagai kecemburuan olehnya.

"Natalia, aku paling benci dengan wanita licik sepertimu!"

Beberapa saat kemudian, nada bicaranya menjadi lembut, "Gina tidak akan selicik itu, dia memiliki hati yang suci seperti bunga teratai putih."

Aku menangis dengan keras sampai suaraku menjadi serak, "Rendy, kamu harus memercayaiku, aku tidak membohongimu, saat itu ibuku meninggalkanku selamanya demi menyelamatkan keluarga kalian, aku tidak bisa kehilangan ayahku lagi...."

Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, Rendy meneriaku dengan kesal, "Diam!"

"Kamu mau mengatakannya berapa kali? Kamu selalu mengatakan itu untuk membuatku mengasihanimu, apa yang kamu mau?"

Tiba-tiba, aku mendengar suara putraku yang masih kecil.

"Ayah, Ibu sungguh menyebalkan, kincir ria sudah hampir mencapai titik tertinggi, kita dan Bibi Gina masih harus membuat harapan."

Karena takut Rendy mematikan teleponnya, aku memohon padanya sambil menangis, "Jangan, Rendy...kamu juga tahu kalau ayahku mengidap penyakit jantung...."

Kesabaran Rendy sudah habis, dengan kesal dia berkata, "Aku mau lihat, kalau aku tidak pulang, ayahmu akan mati atau tidak."

"Oh ya, kalau dia mati, jangan mati di rumahku, bisa membawa sial!"

Telepon dimatikan, ketika aku sampai di rumah, ayahku sudah mati.

Dan video ketika mereka sedang membuat harapan yang mereka unggah di TikTok pun menjadi viral, seketika pengikut Ginanita bertambah hampir 100 ribu orang!

Setelah mengurus pemakaman ayahku, aku membuat perjanjian cerai tanpa memedulikan rasa lelah di tubuhku.

Rasa sakit atas kehilangan seorang ayah dan dikhianati oleh suamiku membuatku jatuh pingsan selama 3 hari.

Selama 3 hari ini, tidak ada satu pun orang yang menolongku, benar juga, ibuku sudah mati, ayahku juga sudah mati, putra dan suamiku sudah mengkhianatiku, di dunia ini, siapa lagi yang bisa memperhatikanku?

Pada akhirnya, aku dibangunkan oleh Rendy.

"Kenapa kamu hanya bisa makan dan tidur seperti babi, cepat buatkan kami makanan!"

Rendy menepuk-nepuk wajahku dengan keras, tidak ada bedanya dengan menampar.

Putraku juga menutup hidungnya, "Tubuh Ibu bau sekali, aku tidak menginginkan ibu, Bibi Gina jauh lebih baik, aku merindukan Bibi Gina!"

Ucapan putranya ini sangat menyakiti hatiku.

Dia adalah putra yang kulahirkan dengan susah payah, dulu ketika melahirkannya, aku hampir kehilangan nyawaku sendiri.

Aku kehilangan banyak darah ketika melahirkannya, tapi aku tetap menjaganya siang dan malam, aku tetap merawatnya dengan baik agar dia bisa bertumbuh dengan selamat, sedangkan aku sendiri malah mengidap penyakit pasca persalinan.

Tapi sekarang, putra yang kulahirkan dengan susah payah ini malah berharap aku cepat-cepat mati dan mau menjadi putra wanita lain.

Bukan hanya itu, di usianya yang masih kecil ini, dia sudah sejahat ini, dia menukar obat yang bisa menyelamatkan ayahku menjadi butiran cokelat, membuat ayahku mati begitu saja.

Hatiku sangat marah setelah melihat putraku yang jahat seperti iblis ini, dengan keras aku bertanya, "Jelas-jelas kamu tahu kakekmu mengidap penyakit jantung, kenapa kamu menukar obatnya menjadi butir cokelat? Kamu ini sudah membunuhnya, tahu tidak!!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel