BAB 5 Fendi berada Tahun 2016
Fendi terbangun, kepalanya terasa sakit dan dia menyesal kenapa tadi tidak sempat melihat wajah pelakunya. Kemudian ia berjalan menuju keluar terowongan, heran kenapa kabut tebal sekali di luar.
Fendi lainnya sedang berkendara dengan mobilnya menghindari kejaran seseorang.
Fendi yang lebih muda hampir saja menabrak karena fendi muda berusaha mencari sesuatu di dasbor mobilnya, fendi marah nyaris ditabrak. Ia menyuruh pemuda tersebut keluar dari mobil. Fendi muda ketakutan melihat mobil yang mengejarnya semakin mendekat, ia tak menghiraukan fendi dan segera memacu mobilnya. Fendi kesal, berani-beraninya bocah itu mau menabrak detektif. Lalu mobil pengejar pemuda itu juga melaju seenaknya tanpa peduli fendi nyaris tertabrak. Fendi mengumpati mereka gila.
Fendi datang ke Kantor polisi, kepalanya berdarah dan ia meminta juniornya untuk memberikan kotak P3K, anehnya tidak ada yang menyahut. Fendi terkejut melihat orang asing (surya anak kecil yang ibunya meninggal di eps 1). Fendi mendekatinya dan bertanya kenapa sembarangan membaca dokumen orang lain?
Pemuda tersebut memperkenalkan dirinya adalah Letnan surya . Keduanya saling mengganggap sinting satu sama lain, fendi menyeretnya keluar tapi surya balik memegangi tangannya dan menyuruhnya pulang.
Fendi menutup pintunya dari dalam. Ia kembali ke meja biasanya, bingung kenapa telepon di jamannya berubah, ada smartphone dan komputer. Karena kepalanya terluka maka pikirannya belum bisa jernih, ia menelepon Kepala Tim untuk memberitahukan penyelidikannya tadi. Anehnya malah dijawab salah sambung oleh wanita diujung panggilan.
Kepala fendi kembali pusing, ia mendengar suara kertas keluar lalu ia mendekatinya. Tertulis nama fendi akan dimutasi, lahir tahun 1988 dan pihak tersebut akan dipindahtugaskan pada Desember 2016. Bagi fendi ini sungguh sinting, bukannya ini tahun 1988? Tidak mungkin 2016, orang-orang pasti sudah gila.
Surya dapat masuk dengan kunci cadangan. Ia dan Park Kwang Ho terlibat adu sengit, Sun Jae yang mau memborgol Kwang Ho pada akhirnya malah terborgol sendiri. Kwang Ho masih berusaha untuk menangkap penjahatnya, ia mengambil senter dan keluar. Anehnya apa yang ia lihat malam ini amat berbeda dari yang dia lihat sebelumnya.
Pagi harinya petugas Song Min Ha, Kwang Tae Hee, dan Jeon Sung Sik datang. Song Min Ha dan Kwang Tae Hee heran melihat Letnan Kim terborgol, siapa yang berani-berani melakukan itu?.
fendi terbangun dan mengira ketiga petugas yang datang adalah petugas RSJ, ia lalu melepaskan borgol Letnan Kim. Letnan Kim mendorong fendi. Terjadi kesalahpahaman,
setelah menyebutkan namanya fendi dan merupakan polisi, refaldi pikir fendi yang ini adalah Park Kwang Ho yang merupakan polisi mutasi kantor mereka. faldi senang sekali dan langsung memeluknya, memperkenalkan dirinya adalah senior nya fendi.
Refaldi langsung berlagak memperkenalkan semuanya. fendigeram, ia ini tidak pantas dipanggil magnae (junior alias yg paling muda dlm pekerjaan/komunitas/kelompok, bisa berupa umur maupun pengalaman), kesal sekali karena aslinya dia sudah 4 tahun di kepolisian Hwayang dan 10 tahun di Divisi Kriminal, Pangkatnya pun sudah Sersan.
Meski kesal fendi mengerti, ia membenarkan namanya adalah fendi tapi bukan fendi yang itu. fendi keluar, menggeram kesal.
Ketiganya membercandai yang mengira Letnan Kim orang gila, mereka pikir penilaiannya tidak salah mengingat tabiat Letnan yang aneh. Borgol yang digunakan Park Kwang Ho berbeda dengan sekarang, lebih berat… rasa-rasanya itu adalah borgol jaman dulu.
Petugas jono memegangnya, terlintas ingatan saat fendo memukulnya. (Petugas jono adalah juniornya fendi di eps 1)
Fendi masih tidak percaya dengan apa yang dia alami sekarang, mustahil ia datang ke masa 30 tahun dari jamannya sendiri, tapi yang dia saksikan sekarang ini benar-benar bukan tipuan.
Petugas jono mencari-cari foto masa mudanya dulu. Ia heran, apa mungkin Park Kwang Ho yang ini adalah anak dari Seniornya dulu?.
Padahal dulu ketika mereka mencari-cari Kwang Ho di terowongan mereka tidak menemukan fendi dan yang ada hanya senter dan batu berlumuran darah.
Di jalanan Hwayang yang pernah fendi lewati bersama istrinya dulu, semua ingatannya benar mengatakan tempat ini adalah tempat yang sama namun sedikit berubah karena waktu, rumahnya dulu telah berubah menjadi jalan.
Sonya di tahun 1988 terbangun dan menanyakan kabar pencarian Kwang Ho. Dokter mengatakan kalau sonya sekarang tengah mengandung.
Fendi merasa frustasi, ini benar di tahun 2016.. buktinya rumahnya tidak ada justru berubah menjadi jalan. Ia bepikir bagaimana caranya ia bisa kemari, aha.. terowongan! Logikanya berarti bisa kembali pulang ke tahun 1988 dengan cara yang sama.
Fendi meminta diantarkan ke terowongan, supir taksinya mirip dengan wartawan sandi.yang ini bingung dipanggil wartawan sandi, fendi melihat lisensi mengemudinya. Lupa kalau ini tahun 2016 dan tentunya berhadapan dengan keturunan wartawan sandi
Si pengemudi memutar-mutarkannya sengaja agar argonya mahal. Mereka sampai di suatu tempat dan fendi marah karena merasa ditipu. Si supir taksi ngotot minta dibayar, lalu wanita minta diantarkan ke suatu tempat. Karena malas melihat supir taksi dan fendi beradu mulut ia pun janji akan membayar tagihan fendi.
fendi ada di depan RSJ, ia lalu tahu harus ke mana untuk menemukan terowongannya.
Si pelaku pembunuhan berantai merokok di depan korban yang sudah diikat kaki dan tangannya dan tak bergerak sama sekali. Dia mengecek nafas si korban. Yakin korbannya sudah mati, dia pun pergi. Di tumit korban terlihat tato 5 titik.
Setelah yakin si pelaku benar-benar jauh, korban tiba-tiba membuka matanya. Ternyata dia masih hidup.
=== Tahun 2016 ===
Seorang wanita paruh baya turun dari taksi dengan membawa sebuah koper. Melihat sekelilingnya, merasa telah terjadi banya perubahan di sana.
Karena laporan dari seorang pendaki, sejumlah polisi kini sedang memeriksa sebuah lubang yang sudah dipagari garis polisi. Mereka tidak menemukan mayat yang utuh, hanya satu betis kaki saja.
Di saat rekan-rekannya sibuk memeriksa mayat, Kwang Ho malah sibuk dengan pikirannya. Ia tidak mengerti kenapa dia bisa terlempar ke masa depan. Ia yakin, seseorang yang bernama sama dengannya dan lahir di tahun 1988, seharusnya ada di sana.
Dan kini, orang tersebut tidak ada. Ia yang menggantikannnya. Di dalam hati, Kwang Ho bertanya-tanya kemana perginya Kwang Ho yang asli.
Melalui radio, Surya memerintahkan polisi yang membawa serta anjing pelacak untuk menyusuri perbukitan. Ia meminta mereka fokus pada pencarian kantung plastik hitam.
tono menghirup udara di sekitar mayat dan yakin mayat itu telah dikubur sekitar satu bulan.
Min ju memuji tono yang benar-benar seorang anak pengurus mayat. Pada Kwang Ho, ia menjelaskan bahwa Tono itu bisa memperkirakan berapa lama mayat dikubur hanya dengan cara membauinya saja.
Petugas jono akan kembali ke kantor. Ia meminta anak buahnya memberinya laporan nanti. Tae Hee mangajak Min ju memeriksa CCTV karena yakin akan menemukan sesuatu di sana.
Fendi juga berniat pergi tapi kemudian ia melihat tato 5 titik di tumit potongan kaki itu.fendivlangsung memeriksanya.
Surya langsung melemparkan sarung tangan ketika melihat Kwang Ho menyentuh mayat langsung dengan tangannya.
Fendi ingat, 30 tahun yang lalu ada satu mayat yang belum ia temukan.
Petugas forensik memuji tono yang punya insting tajam, karena potongan kaki itu memang sudah terkubur di sana selama 1 bulan.
Fendi terkejut. 1 bulan? Bukan 30 tahun? Fendi jadi menyadari sesuatu. 30 tahun lalu, korban masih hidup dan itu sebabnya ia tidak menemukan Mayatnya fendi jadi merasa menemukan alasan ia terdampar di tahun 2016. Yaitu untuk menyelesaikan kasus 30 tahun yang lalu. Ia juga yakin akan bisa kembali lagi setelah kasus itu selesai.
Hari itu, Prof. Mirae punya kelas. Di saat mirae belum masuk ke kelas, para mahasiswa menggosipkan mirae yang seperti psikopat. Bahkan tahun lalu, mahasiswa diberi tugas membuat sebuah rencana pembunuhan teman sekelasnya sendiri.
Ketika mirae masuk, semua mahasiswa langsung bubar, kembali ke kursi mereka masing-masing.
Selama perkuliahan, mirae memperlihatkan slide berupa foto-foto wanita korban pembunuhan. Para mahasiswa bergedik ngeri.
mirae lalu melemparkan sebuah lem selotip coklat pada seorang mahasiswi, menyuruhnya mengikat pergelangan tangan teman yang duduk disamping mahasiswi itu dengan menggunakan selotip itu.
Setelah selesai, mirae meminta mahasiswanya menganggap korban dibunuh setelah diikat tangannya. Apa yang akan dilakukan dengan sisa selotip itu?
Seorang mahasiswa menjawab, dibuang. Tapi seorang mahasiswi yang duduk di sampingnya tidak sependapat karena kemungkinan selotip itu akan ditemukan. Seharusnya dibakar saja.
Ada yang bilang, dipakai saja seperti biasa untuk keperluan yang lain karena selotip adalah benda yang umum.
Mirae memutuskan bertanya pada 'si pembunuhnya'. Dan mahasiswi yang mengikat temannya tadi, mengatakan ia akan menyimpannya karena mungkin nanti ia akan memakainya lagi.
Sontak teman-temannya kaget. Ngeri karena jawaban mahasiswi tadi sudah terdengar seperti pembunuh betulan. Si mahasiswi itu tertawa. Bercanda, katanya.
Tapi mirae menganggap jawaban itu jawaban yang serius. Karena selotip itu bisa membantu si pembunuh mengingat momen pembunuhannya itu.
Mirae lalu memberitahukan bahwa dalam semester ini mereka akan belajar tentang ingatan seorang pembunuh.
Fendi berusaha menjelaskan pada Sun Jae bahwa mayat tadi ada kaitannya dengan pembunuhan berantai di tahun 1986. Ia sangat yakin karena adanya tato 5 titik tadi. Ia baru menyadari bahwa ada survivor dalam kasus itu dan pemilik potongan kaki tersebut adalah si survivor.
Karena Surya tidak mengerti maksudnya, fendi pun menjelaskan bahwa maksudnya ia mengenal korban yang tadi. Seandainya mereka tidak menemukan bagian tubuh yang lain, bagaimana cara Surya mengidentifikasi korban?
Surya mengatakan, mereka bisa menggunakan database orang hilang lalu mencocokkan DNA mereka dengan korban. Kau tidak tahu?
Ternyata,fendi sama sekali tidak paham apa itu DNA.
Surya menghela nafas, kesal.
Surya dan fendi menemui dokter forensik, Dr. Mok. Menurut analisanya, potongan kaki itu sudah terkubur 25 sampai 30 hari. Karena rendahnya temperatur, potongan kaki itu terdekomposisi dengan lambat. Tinggi korban antara 160 sampai 165 cm, ukuran kaki 230, dan korban adalah seorang wanita.fendi senang, dugaannya benar. Aku sudah bilang wanita, serunya pada Sun Jae. Tapi surya cuek saja. Ia tetap memutuskan akan mencari korban yang dikabarkan hilang sebulan yang lalu.
Ia memperhatikan potongan kaki dan bertanya, kira-kira benda apa yang dipakai untuk memotong kaki tersebut.
Dr. Mok menilai potongannya sangat rapi dan karena tulang dibagian betis sangat kuat, ia menduga benda yang dipakai adalah gergaji mesin atau bandsaw.
Dari analisa Dr. Mok, Surya2 menyimpulkan mereka dapat memperkecil area pencarian. Mungkin pelakunya berprofesi di pertamanan, tukang kayu atau konstruksi.
Fendi yang masih belum familiar dengan teknologi masa kini, masih tidak percaya hanya dengan potongan kaki saja, mereka bisa mengidentifikasi mayatnya.
Dr, Mok pun lalu memaparkan urutan pekerjaan yang mereka lakukan jika mendapatkan mayat yang belum diidentifikasi. Urutannya mengecek sidik jari, gigi, dan DNA. Dan untuk kasus mereka saat ini, mereka perlu cek DNA. Dan jika cocok DNAnya dengan data orang hilang, mereka akan menemukan korbannya.
takjub. Dr. Mok sama sekali tidak bisa disamakan dengan Dr. Kim. Kwang Ho lalu menanyakan soal tato 5 titik itu. Ini sudah berusia 30 tahun, kan?
Dr. Mok tidak tahu. Ia perlu mengumpulkan sampel untuk menganalisanya. Tapi dari pengamatan kasat mata, tato itu memang terlihat sudah tua. Dr. Mok penasaran, apa ada sesuatu yang diketahui fendi?
Surya langsung menyela, mengatakan bukan apa-apa. Sebelum berbalik pergi, ia hanya meminta Dr. Mok menelponnya jika sudah menemukan sesuatu.
Fendi masih mencoba bicara dengan Dr. Mok, tapi dengan sangat tegas, Sun Jae memerintahkannya keluar.
Fendi kesal sekali.
Mirae memutuskan mendatangi lokasi penemuan. Dalam perjalanan menuju lokasi, ia mendapatkan telpon dari atasannya, Prof. Hong. Prof. Hong terlihat tidak begitu suka mengetahui mirae mendatangi langsung lokasi. Seharusnya, mirae cukup menunggu sampai polisi menemukan tersangkanya.
Bersambung....