Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5. Lela mata mata Inggris

Lela banyak belajar dari belanda. Ia disekolahkan lagi ke sekolah Britania Raya. Mau tidak mau ia juga belajar bahasa Inggris selain bahasa belanda yang sudah dikuasainya.

Akhirnya ia menjadi tangan kanan Inggris. Belanda mulai menancapkan pengaruhnya. Walau tidak sebesar Inggris atau Britania Raya kekuasaannya. Namun kerap Inggris juga meminta bantuan belanda atau berkoalisi. Sir Charles Elliot mengetahui kalau Hendrik Merkus de Kock telah mengalahkan Pangeran Diponegoro. Makanya Sir Charles Elliot meminta Hendrik Merkus de Kock mengirimkan orang terbaiknya. Seperti saat perang candu yang dilakukan Inggris kepada Tiongkok.

Awal Lela bergabung dengan Britania Raya saat Sir Charles Elliot meminta Hendrik Merkus de Kock memberikan seorang wakilnya yang terbaik untuk Britania Raya. Tentu saja Sir Charles Elliot juga bisa bahasa Belanda. Bukan hanya Bahasa Inggris yang dia kuasai.

"Hoi de Kock, kun je een van je beste mensen hier laten werken"

"Oh ja, maar ze is een meisje"

'Wat? vrouw? Wat kan die vrouw doen?'

"Begrijp me niet verkeerd, meneer, hij heeft veel mensen vermoord, hij heeft tientallen mensen vermoord die het niet met hem eens zijn"

"Goed dan. Stuur de vrouw hier. En ik zal je veel opium en duur van mij geven"

("Hai de Kock, bisakah kamu berikan salah satu orang terbaikmu untuk kerja disini"

"Oh ada, tapi dia seorang perempuan"

"Apa ? perempuan? Perempuan itu bisa apa?"

"Jangan salah tuan, ia sudah membunuh banyak orang puluhan orang sudah dia bunuh yang tidak sepaham dengannya"

"Bagus kalau begitu. Kirimkan perempuan itu kemari. Dan saya akan kasih kamu opium yang banyak dan mahal dari saya")

Akhirnya dikirimkanlah Lela untuk Membantu Sir Charles Elliot. de Kock bukan hendak mau membantu Sir Charles Elliot tapi juga sedikit membuang Lela. Karena diam diam Lela juga memata matai Belanda dan akan menghancurkan belanda. Ia kerap memberitahu pihak Indonesia dan menghasut pribumi yang pro Belanda agar berhenti mendukung Belanda. Lela yang sepak terjangnya lumayan garang.

Hingga de Kock juga khawatir dengan keberadaan Lela. Lalu sebenarnya permintaan Elliot pas bener. Ia membuang Lela ke Britania Raya.

Dan juga Lela pinter dalam strategi dikirim sebagai mata mata Britania Raya. Sekarang tugasnya adalah memata matai Tiongkok.

Sir Charles Elliot langsung ngomong kepada Lela sebagai mata mata barunya.

"Lela you have to persuade Chinese officials to import opium from Us"

"How to do it, they will sentence to death anyone who trades Opium and all kinds of illegal drugs"

"You now approach Lin Zexu he is the strongest against the opium trade. You give him understanding and a little seduction... how?"

"Okay I'll try ... but this is very dangerous for me. I ask for strict escort"

"You will not be alone, you will be accompanied by Bremer, you will coordinate with Bremer what to do. We must control world trade. Including this with China"

("Lela kamu harus bujuk pejabat Tiongkok agar mengimpor opium dari Kita"

"Bagaimana melakukannya, mereka akan menghukum mati siapa saja yang memperdagangkan Opium dan segala jenis obat terlarang"

"Kamu sekarang dekati Lin Zexu dia yang paling keras menentang perdagangan opium. Kamu beri dia pengertian dan sedikit rayuan ... bagaimana?"

"Okay aku coba ... tapi ini sangat berbahaya bagi aku. Aku minta pengawalan yang ketat"

"Kamu tidak akan sendiri kamu akan ditemani Bremer, kamu akan koordinasi dengan bremer bagaimana yang harus dilakukan. Kita harus menguasai perdagangan dunia. Termasuk dengan Tiongkok ini")

Elliot meminta Bremer untuk datang ke tempatnya. Lalu Bremerpun datang.

"Lela, this is Bremer. This Bremer is Lela who will help you spy on China. She is a reliable woman that de Kock has. And de Kock has already given her to us" "Oh yeah? Can this woman do it?" "Yes ... You can ask her to do recon and spy on China. She had succeeded in persuading Diponegoro from Java to surrender and finally surrendered." "Wow, that's great. Okay, I'll talk to Lela. Thank you Elliot"

"Okay, same"

("Lela, kenalkan ini Bremer. Bremer ini Lela yang akan membantu kamu memata matai tiongkok. Dia seorang perempuan yang handal yang dipunyai de Kock. Dan de Kock sudah memberikannya kepada kita"

"Oh iya kah? Masa perempuan ini bisa melakukannya"

"Iya ...

kamu bisa minta dia melakukan pengintaian dan memata matai tiongkok. Dia sudah berhasil membujuk Diponegoro dari Jawa agar menyerahkan diri dan akhirnya menyerahkan diri"

"Wow hebat sekali. Baiklah saya akaj bincang bincang dengan Lela. Terimakasih Elliot"

"Okay sama sama")

Perang Candu Pertama, Perang Opium Pertama atau Perang Inggris-Tiongkok Pertama adalah perang antara Perusahaan Hindia Timur Britania melawan Dinasti Qing di Tiongkok dari tahun 1839 hingga 1842 dengan tujuan memaksa Tiongkok mengimpor opium dari Britania Raya.

Pejabat Tiongkok melarang keras perdagangan opium, dan mengancam hukuman mati bagi yang melanggar.

Melihat sepak terjang Tiongkok. Maka Sir Charles Elliot meminta Lela untuk memata matai Pejabat Tiongkok dan Tokoh Tiongkok yang anti opium seperti Lin Zexu.

Sir Charles Elliot adalah Kuasa Penuh dan Kepala Inspektur Perdagangan Inggris di Tiongkok.

Sir James John Gordon Bremer KCB KCH adalah seorang perwira Angkatan Laut Britania Raya. Dia bertugas di Perang Napoleon, Perang Anglo-Burma Pertama, dan Perang Candu Pertama. Ia dua kali menjabat sebagai Panglima pasukan Inggris di Tiongkok. Bremer menjabat sebagai panglima tertinggi pasukan Inggris dua kali dalam Perang Candu Pertama. Selama perang itu, ia menjadikan Pulau Hong Kong sebagai milik resmi Britania Raya pada tahun 1841 dan pada tanggal 29 Juli, ia mendapat gelar kesatria KCB pada tahun yang sama

Lin Zexu adalah kepala negara (wakil raja) berintegritas yang hidup pada masa Kaisar Daoguang dari Dinasti Qing, dia juga adalah seorang filsuf, ahli kaligrafi dan penyair. Ia terkenal akan perjuangannya menentang perdagangan opium di Tiongkok oleh bangsa-bangsa asing. Melihat negara semakin terpuruk karena harta negara terus mengalir ke Inggris untuk membeli obat terlarang itu dan kondisi bangsanya yang menyedihkan karena ketergantungan akan opium, Lin bertekad menumpas obat terlarang tersebut. Usahanya ini pada akhirnya memicu Perang Candu antara Tiongkok dan Inggris.

Hal ini menyebabkan pemerintah Inggris merasa tersinggung karena pada saat itu sedang mendominasi perdagangan dan jauh lebih kuat secara militer. Britania Raya memenangkan perang ini dan memperoleh kekuasaan terhadap Hong Kong serta menjatuhkan hukuman denda kepada Tiongkok dan pihak Barat mendapatkan hak-hak istimewa dalam bertransaksi dengan Tiongkok.

Kapal Uap Nemesis (1893) milik Perusahaan Hindia Timur Britania menghancurkan kapal-kapal jung Tiongkok dalam Pertempuran Chuenpee Kedua, 7 Januari 1841.

Pulau Hong Kong diserahkan kepada Inggris.

Dibuka lima pelabuhan perjanjian di Shanghai, Kanton (Guangzhou), Ningpo (Ningbo), Fuchow (Fuzhou), dan Amoy (Xiamen).

Permintaan barang-barang mewah asal Tiongkok (terutama sutra, porselen, dan teh) menyebabkan ketidakseimbangan perdagangan antara Tiongkok dan Inggris. Perdagangan perak global dari abad 16 hingga 18 dari Eropa ke Tiongkok harus mematuhi Sistem Kanton, yang membatasi perdagangan luar negeri Tiongkok hanya boleh masuk melalui kota pelabuhan di selatan yaitu Kanton. Untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, Perusahaan Hindia Timur Britania mulai menanam candu di Benggala (sekarang masuk wilayah Bangladesh), dan mengizinkan para pedagang swasta Inggris menyelundupkan opium ke Tiongkok secara ilegal. Masuknya narkoba ilegal ini membalikkan neraca perdagangan Tiongkok yang tadinya surplus menjadi defisit, perekonomian menjadi tergerus karena transaksi perak, dan meningkatkan jumlah pecandu opium di dalam negeri, situasi yang sangat mengkhawatirkan bagi para pejabat Tiongkok.

Pada tahun 1839, Kaisar Daoguang, menolak proposal untuk melegalkan opium termasuk pajaknya, ia menunjuk Raja Muda Lin Zexu untuk pergi ke Kanton guna menghentikan perdagangan opium sepenuhnya.

Lin menulis surat terbuka kepada Ratu Victoria, menuntut pertanggungjawaban moralnya untuk menghentikan perdagangan opium.

Ketika tidak mendapatkan tanggapan dari Ratu, dia awalnya berusaha agar perusahaan asing bersedia menutup toko opium mereka dengan imbalan teh, tetapi usaha ini juga tidak berhasil. Kemudian Lin terpaksa menggunakan kekuatan di daerah-daerah perdagangan pihak Barat. Dia menyita semua persediaan opium yang ada dan memerintahkan untuk melakukan blokade terhadap kapal-kapal asing agar mereka menyerahkan pasokan opiumnya. Lin menyita 20.283 peti opium (sekitar 1,120 ton).

Pemerintah Inggris menanggapinya dengan mengirimkan pasukan militer, dengan menggunakan kekuatan Angkatan Laut Britania Raya dan meriamnya, mengakibatkan Kekaisaran Tiongkok menderita serangkaian kekalahan telak, taktik ini kemudian dikenal dengan istilah Diplomasi Kapal Perang.

Pada tahun 1842, dinasti Qing dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Nanking - ini merupakan perjanjian pertama dari beberapa perjanjian susulan lainnya yang disebut sebagai Perjanjian Tidak Adil oleh pihak Tiongkok - yang mengharuskan Tiongkok memberikan ganti rugi dan wilayah ekstrateritorial kepada Inggris, membuka lima pelabuhan perjanjian untuk pedagang asing, dan menyerahkan Pulau Hong Kong kepada Inggris. Kegagalan Tiongkok untuk mematuhi syarat-syarat dalam Perjanjian Tidak Adil itu, yang isinya pada dasarnya adalah untuk kepentingan pihak Inggris dari segi perdagangan dan hubungan diplomatik, menyebabkan meletusnya Perang Candu Kedua (1856-60). Dan karena dinasti Qing dianggap terlalu lemah untuk menghadapi pihak Barat, hal ini kemudian menyebabkan terjadinya Pemberontakan Taiping, di mana dinasti Qing berperang melawan Kerajaan Surgawi Taiping.

Di Tiongkok, perang ini dianggap sebagai permulaan sejarah Tiongkok modern.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel