Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Satu Pembalasan Kecil

Amora sama sekali tidak menyangka jika Anton telah mengetahui perselingkuhan antara Arin dan Aries. Yang lebih membuatnya tidak percaya adalah Ibu Resti yang selama ini ia anggap ibu kandungnya sendiri sudah mengetahui perselingkuhan tersebut, bahkan Bu Resti juga yang telah memerintah Arin untuk melakukan hal menjijikkan tersebut.

Amora penasaran bagaimana Anton mengetahui semuanya. Ia pun mengirimkan chat pesan untuk ayahnya.

[Ayah, bagaimana bisa mengetahui semua itu?]

Chat pesan tersebut langsung masuk ke nomor ponsel Anton, dan Anton segera membalasnya.

[Kita bicarakan lain waktu saja. Untuk sementara waktu, kita juga harus bermain cantik seperti mereka supaya tidak ketahuan. Nanti ayah akan mencari waktu yang tepat untuk berbicara hanya berdua saja denganmu. Ayah sebentar lagi akan ke rumahmu bersama mereka jadi ayah tidak bisa menjelaskan secara detail di dalam ponsel, ayah nggak ingin mereka curiga.]

Pesan dari Anton juga langsung dibaca oleh Amora, mengetahui ayahnya akan datang, ia segera menunaikan mandi malamnya.

Setelah selesai dari kamar mandi, Amora memutuskan untuk segera keluar dari kamar dan ternyata sudah ada ayah ibu dan Arin. Bahkan Arin sedang asik bercanda ria dengan Aries.

"Ayah-ibu, sudah lamakah?" sapa Amora seraya melirik kearah Aries dan Arin yang terus saja asik bercanda ria tanpa ada rasa malu sama sekali.

"Kami belum lama kok, maaf ya jam segini kami main kerumahmu pasti sangat menggangu waktumu," ucap Ayah Anton.

"Ayah, ingin sekali aku berkeluh kesah di hadapanmu tetapi aku ragu karena ada ibu disini. Lantas kapan ya kiranya aku ada waktu dan kesempatan berdua saja dengan ayah?" batin Amora menatap sendu Anton, dan Anton membalas tatapan Amora.

Dia juga ingin mengatakan banyak hal kepada Amora, hanya saja waktunya yang belum tepat," sabar ya Amora, ayah pasti ada di pihakmu dan akan membantu menyelesaikan permasalahan pelik ini."

Anton hanya bisa bergumam dalam hati.

Untuk menutupi rasa gelisahnya, Amora menawarkan minuman pada orang tuanya. Bahkan Arin dan Aries tanpa ada rasa sungkan turut serta memesan minuman pada Amora.

Batin Amora bergumam," Ingin rasanya aku tampar wajah Arin dan Mas Aries dan mengatakan semua yang aku lihat tetapi waktunya belum tepat."

Amora membuat minuman untuk ayah dan ibunya. Tetapi untuk Arin dan Aries sengaja ia memberikan bubuk lada dan garam.

"Wleee!" Arin merasakan ada yang aneh pada kopinya.

"Mbak Amora bagaimana sih? masa kopi rasanya pedas seperti ini?" ucap Arin kesal.

Belum juga Amora menjawab, Aries pun ikut komplen.

"Hoek!" Aries memuntahkan kopi yang sudah diminumnya.

"Sayang, kamu sedang kenapa sih? kok kopiku rasanya asin banget!" tegur Aries.

"Upsss...mmaafff.. mungkin aku salah wadah. Yang aku kira gula ternyata wadah berisi garam. Maaf mas, aku sedang lelah karena pekerjaan kantor mungkin jadi kurang fokus," ucap Amora sama sekali pasang wajah tanpa ada rasa bersalah.

Arin protes," jika mbak lupa dengan kopi Mas Aries, lantas bagaimana bisa mbak membuat kopi untukku pedas seperti ini? pasti Mbak sengaja ya?" tegur Arin menatap sinis kearah Amora

Dengan enteng Amora berkata," untuk apa aku sengaja melakukan hal itu padamu? jikalau kamu punya salah padaku, lah pasti aku akan berbuat lebih dari itu. Sudah aku bilang aku sedang tidak fokus. Toh kamu sudah dewasa dan sudah bisa buat minuman sendiri, kenapa juga ikut-ikutan seperti ayah dan ibu minta di buatkan?" sindir Amora ketus.

Sontak saja perkataan dari Amora sangat menyentil hati Arin, ia pun memutuskan untuk membuat minuman sendiri untuk dirinya dan untuk Aries. Selama ada di dapur, Arin bergumam mengumpat didalam hatinya.

"Sombong banget sih kamu, Mbak Amora! lihat saja, sebentar lagi kamu pasti nangis-nangis kalau aku sudah berhasil menikah dengan Mas Aries. Dan kamu akan patah hati jika secara mendadak Mas Aries menceraikanmu!"

*******

Esok harinya, Amora sudah siap dengan pembalasan pertamanya untuk sepasang pezinah. Kebetulan Amora mendapatkan tugas ke luar kota untuk beberapa hari.

Tanpa sepengetahuan Aries, di setiap sudut ruangan di pasang kamera CCTV. Amora sengaja melakukan itu karena dirinya ingin mempunyai bukti yang kuat pada saat kelak dirinya akan membuat gugatan cerai untuk Aries.

"Mas, aku pamit ya. Untuk beberapa hari ini aku akan ke kota B karena ada urusan kantor, ada klien yang harus aku temui bersama dengan atasanmu dan beberapa teman kerjaku," pamit Amora.

Didalam hati Aries sangat senang jika mengetahui bahwa Amora akan pergi untuk beberapa hari, karena ia akan bisa bercinta dengan bebas di rumah tanpa harus bolak-balik memesan kamarnya hotel.

"Yes, akhirnya ada waktu untuk diriku bercinta beberapa hari dengan Arin di rumah ini. Aku akan melakukannya di setiap sudut ruangan sepertinya sangat asik," gumam Aries didalam hatinya.

Sedangkan Amora sudah tahu dengan isi hati Aries," aku yakin kamu saat ini sedang memikirkan untuk berbuat mesum di rumah ini jika aku sedang pergi. Nikmatilah perselingkuhan kalian selama kalian bisa. Aku masih berbaik hati kok," gumam Amora didalam hati seraya menghela napas panjang.

Pada saat Amora akan masuk ke dalam mobil, mendadak Aries mengejarnya," sayang tunggu!"

Sejenak Amora menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Aries," ada apa mas?" tanyanya menahan rasa kesalnya.

Aries pasang wajah salah tingkah seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Hal ini sudah dipahami oleh Amora," hem...aku yakin mau minta duit."

Tebak Amora didalam hatinya.

Apa yang dipikirkan oleh Amora ternyata benar sekali," ini sudah waktunya bayar angsuran mobil, sayang. Masa kamu nggak ingat sih?"

Amora pura-pura menepuk jidatnya sendiri," maaf mas, aku benar-benar lupa untuk yang satu ini. Oh ya, nanti saja ya? karena aku sedang buru-buru, bos aku sudah menunggu. Nanti kalau aku sudah sampai di lokasi Insya Allah aku transfer ya. Ponsel sudah ada di tas, dan tas sudah ada di dalam mobil."

Tanpa menunggu lagi, Amora pun lekas masuk kedalam mobil dan berdarah ria pada Aries. Ia segera melajukan mobilnya arah kantor. Aries hanya terpaku menatap kepergian mobil Amora.

"Bagaimana ini, padahal sudah waktunya bayar angsuran mobil. Kok nggak seperti biasanya ya, Amora bersikap seperti ini? biasanya dia itu sangat loyal, sebelum aku minta, dia pasti sudah kasih uangnya padaku," gumamnya didalam hati.

Aries tidak tahu jika saat ini Amora sedang melakukan ajang balas dendam pada dirinya dan juga pada Arin. Ia sengaja ingin mengamankan semua aset kekayaan dirinya termasuk sertifikat rumah dan sertifikat ruko yang digunakan untuk buka toko pakaian. Bahkan surat-surat mobil, juga sedang ia balik nama. Semua ia balik nama menjadi miliknya karena memang dari awal ia yang membeli semua itu.

Dalam seperempat perjalanan, Amora berhenti sejenak. Ia ingin menelpon Pak Amir, pengacara pribadinya.

"Untung saja, pada waktu aku dulu menikah dengan Mas Aries terlebih dahulu membuat surat perjanjian pra nikah. Barang siapa diantara kami berdua menyalahi pernikahan dengan berselingkuh, semua harta akan dilimpahkan untuk orang yang telah dikhianati."

"Walaupun pada dasarnya semua harta tersebut adalah milik pribadiku. Aku yang berusaha dan bekerja mati-matian. Aku tidak ingin suatu saat nanti, Mas Aries bertindak curang."

Otak Amora sangat cerdas, ia bertindak lebih cepat satu langkah daripada Aries.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel