Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

SIDER = JOMBLO ABADI

WAJIB VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA✨✨

***

HARI sabtu adalah hari favorite bagi murid SMA MATAHARI. Karena di hari ini mereka full tidak belajar dari pagi sampai sore, ini adalah hari eskul. Sehingga dari jam tujuh pagi sampai jam empat sore hanya dilakukan kegiatan berlatih eskul, tanpa ada pelajaran sedikit pun.

Eskul sebenarnya wajib bagi anak kelas sebelas dan sepuluh, karena mereka belum terlalu fokus dengan ujian. Berbeda dengan kelas dua belas, yang dibebaskan untuk tidak mengikuti eskul namun tetap diwajibkan untuk sekolah pada hari sabtu.

Pastinya menyebalkan, saat di mana kita harus wajib ke sekolah padahal di sekolah kita tidak akan melakukan apa-apa. Yah, walaupun lumayan bisa mengambil uang jajan.

Seperti biasa, lapangan yang paling seru adalah lapangan basket. Itu karena SMA MATAHARI memiliki dua lapangan basket yang cukup besar. Namun, satu lapangannya dialih fungsikan sebagai lapangan futsal.

Dan karena kedua eskul itu adalah eskul yang paling banyak peminat, lebih tepatnya, penonton akibat para anggotanya yang rata-rata memiliki wajah di atas standar.

"Kenapa Dewa cakep banget, sih?"

"Gue jadi pacar yang paling jelek di inti EAGLE aja, nggak papa."

"Masalahnya di EAGLE kaga ada yang jelek."

Ucapan-ucapan itu dapat Sheril dengar dengan jelas di telinganya. Ia tersenyum tipis, rasa bangga menyelimuti dirinya karena menyandang status sebagai kekasih Dewa.

Memang, siapa lagi yang pantas bersanding bersama Dewa yang tampan dan tajir? Kalau bukan Sheril yang cantik, tajir, baik hati ... tidak sombong ini?

"Semangat, Dewa!" Teriak Sheril dengan bangga di pinggir lapangan. Menyemangati Dewa yang sedang berlari mengejar bola.

"Liat, deh. Bukannya waktu itu katanya Dewa sama Sheril udah putus, ya?" Bisikan-bisikan itu terdengar jelas di telinga Sheril. Namun, gadis itu tidak mengindahkannya. Toh, mereka tidak tahu apa-apa.

Sheril kembali memerhatikan Dewa yang tengah berlari di lapangan dengan lincah, siap menembakkan bola ke dalam gawang. Tendangan kerasnya membuat benda bulat itu melayang di udara, sayang, mengenai sudut gawang sehingga bola memantul entah ke mana.

"Aw!" Pekikan seseorang membuat perhatian Dewa dan teman-temannya teralihkan.

Tidak hanya Dewa, melainkan Sheril yang sedang menonton di pinggir lapangan bersama para murid lain ikut menoleh. Ke arah seorang gadis yang kini sedang memegangi pelipisnya dengan bola futsal di tangannya.

"Ini siapa yang nendang?!" Teriak Starla kepada para pemain futsal.

Dewa melangkahkan kakinya. "Gue."

"Selain ketua geng nggak jelas, lo juga nggak bisa main bola? Hah?" Starla mendongakkan wajahnya, menatap Dewa yang lebih tinggi berdiri di hadapannya.

"Jaga omongan lo!" Dewa menatap Starla tajam, "kalau lo bukan cewek, abis lo."

"Apa!" Starla semakin menantang, "kenapa kalau gue cewek? Takut lo?"

"Gue?" Dewa menarik senyumnya, "takut sama cewek kayak lo? Halu."

"Banci," ucap Starla.

"Lo-"

"Dewa, udah!" Sheril menghampiri kekasihnya itu, menariknya menjauh, "dia cuman cari perhatian."

"Cari perhatian? Dih, sorry. Gue banyak yang merhatiin," sahut Starla tak terima.

"Cewek kayak lo itu udah banyak di sini," ujar Sheril, "nggak usah caper sama cowok gue, deh. Nggak ngaruh."

Sheril kemudian mengajak Dewa menjauh dari sana. Saat keduanya melangkah menjauh, kepala Dewa tiba-tiba terhuyung ke depan. Sheril hampir menjerit karena sebuah bola tiba-tiba terlempar ke kepala Dewa.

"Biar lo tahu, sakit," teriak Starla sebelum gadis itu pergi menjauh.

Suasana lapangan seketika bertambah ribut. Baru saja, Dewa ketua EAGLE yang paling ditakuti, dilempar bola tepat di kepalanya oleh seorang gadis.

Starla baru saja mengorbankan hidupnya yang tentram.

***

"Sumpah! Lo sinting!" Natasya memijit pelipisnya yang terasa pening. Kabar Starla melempar kepala Dewa dengan bola sudah sangat menyebar luas ke seluruh penjuru sekolah. Tidak hanya para murid, bahkan satpam, ibu kantin hingga para guru mengetahuinya.

"Star, lo tahu nggak apa yang baru aja lo lakuin?" tanya Larissa.

"Tau lah." Starla menguapkan sosis ke dalam mulutnya, "gue ngelempar Dewa pake bola."

"Bukan itu, Starla!" Natasya menepuk jidatnya, "lo tahu nggak? Lo baru aja bikin masalah sama Dewa! Dewa woi, Dewa!"

"Kenapa, sih?" Starla mengernyitkan dahinya.

"Ris, kasih tahu temen lo, Ris. Gue angkat tangan," ujar Natasya menepuk bahu Larissa.

"Nih, ya, Starla. Lo baru aja nyari masalah sama Dewa Ryoji Langit, Ketua EAGLE GANG. Lo tahu EAGLE? Cowok aja banyak yang takut sama keganasan mereka, dan lo? Ya ampun, Star. Mending lo siap-siap aja, hidup lo nggak bakalan tenang abis ini."

"Lagian ya, Star. Lo nggak takut apa cari masalah sama Dewa?" tanya Natasya.

"Takut sama Dewa?" Starla bergidik, "sama-sama makan nasi, ngapain gue takut?"

"Star ... " gemas Natasya, "lo paham nggak sih? Hidup lo sebentar lagi nggak bakalan bisa tenang!"

"Orang kayak Dewa, itu sekali-sekali harus dilawan. Dia semakin berkuasa kalau kita udah tersugesti buat takut sama dia. Padahal, dia bukan apa-apa kalau orang-orang nganggep dia itu sepele," ujar Starla panjang lebar.

"Lo udah tahu gimana rasanya jadi korban Dewa dan temen-temennya kan, Star? Oke, kemaren motor lo yang jadi korban. Besok? Elo!" Natasya memegang kedua pundak Starla, "mending sekarang lo minta maaf sama Dewa, sebelum semuanya terlambat."

"Iya, Star. Lo mending minta maaf, sama Dewa. Yah meskipun nggak bakal dia maafin, setidaknya udah usaha gitu, biar dia nggak ngebales perbuatan lo hari ini," tambah Larissa.

"Lo berdua nggak usah takut, lah." Starla tersenyum.

Natasya dan Larissa saling pandang. "Bukan gue sama Rissa yang harusnya takut, Star!"

"Terus?"

"Lo, lah!"

"Kok gue?"

"Karena lo baru aja nantang Dewa. Ini Dewa Ryoji Langit, yang nggak pernah mandang bulu kalau mau balas dendam. Termasuk ke cewek!"

*SCELUS*

Jangan lupa follow instagram kita ya gils!

(At)we.are.eagle

(at)dewa_ryoji

(at)cantikazhr

(at)starla.sherena

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel