2
"Minta Nyonya Kara untuk sarapan bersamaku, katakan aku menunggunya di meja makan." Reagan memerintahkan pelayan untuk memanggil Kara. "Baik, Tuan." si Pelayan segera melaksanakan perintah dari Reagan. Pagi ini Key yang terlelap. Bukan terlelap tapi sengaja dilelapkan oleh Reagan. Reagan harus memperbaiki hubungannya dengan Kara.
Tok,, tok,, tok,, pelayan mengetuk pintu kamar Kara, lalu segera masuk ke kamar itu.
"Selamat pagi Nyonya. Anda diminta tuan Reagan untuk sarapan bersama." Pelayan itu menyampaikan ke Kara dengan kepalanya yang menunduk. "Katakan pada iblis itu aku tidak sudi makan bersamanya." Sarapan bersama Reagan tak akan pernah dilakukan oleh Kara.
"Tapi Nyo-"
Prang,, Kara melemparkan cangkir ke arah pelayan itu dan tepat mengenai kepala pelayan itu.
"Pergi dari sini atau kau akan dapatkan luka lebih parah dari itu!" Kara menatap pelayan itu tajam. "Baik Nyonya." Pelayan itu segera pergi dari kamar Kara.
"Ada apa?" Reagan menatap pelayannya yang keningnya berdarah.
"Nyonya tidak mau sarapan." ujar pelayan itu. "Apa 'itu' ulah Kara?" Reagan melihat kening pelayannya.
"Benar, Tuan." Reagan menghela nafasnya.
"Segera obati keningmu." Reagan bangkit dari tempat duduknya dan melangkah menuju ke kamar Kara.
"Kara," Reagan memanggil Kara dengan lembut.
"Mau apa kau!! Pergi dari sini!! menjijikan!!" seperti tak jera Kara masih saja berbicara pada Reagan.
"Kara, jangan seperti ini. Kamu harus makan, kamu bisa sakit kalau tidak makan." Reagan bersuara sangat lembut hingga membuat Kara muak.
"Tch! Kau pikir dengan sikap lembutmu aku mau berdekatan dengan iblis sepertimu!! Enyahlah kau iblis!!"
Ucapan Kara membangunkan Key yang sedang terlelap.
Tidak, Key! jangan mengacau!" Reagan memperingati Key yang ingin mengambil alih tubuhnya.
"Berhentilah merendahkan dirimu di depannya, Reagan! atau aku akan menguncimu!" Key muak dengan sikap baik Reagan pada Kara. Sebenarnya Key tidak seperti ini, ia menyukai sikap baik Reagan tapi tentunya jangan ditujukan ke Kara.
"Kau yang akan aku kurung kalau kau berani mengacau!" Reagan membalas ucapan Key.
"Ah begitu yah." Key menarik jiwa Reagan tapi Reagan tak mau membiarkan Key menguasainya setidaknya untuk saat ini saja. Ia tidak mau Key berlaku kasar lagi pada Kara.
"Kara, menurutlah sebelum aku bertindak kasar padamu." Reagan bersuara masih ditengah tarik menariknya dengan Key.
"Lakukan saja! Aku malah menunggumu untuk membunuhku." Kata-kata Kara membuat Reagan akhirnya menyerah.
"Kau menang, Key. Dia tidak mau mendengarkan aku."
"Jadi kau ingin mati, hm?" Key sudah menguasai tubuh Reagan.
"Cuih!! Aku memang lebih baik mati daripada hidup bersama sampah seperti kau!!" Kara meludahi Key.
Key tersenyum tipis. Ia segera meraih tangan Kara. Menariknya dengan kasar, tangannya berpindah ke leher Kara mencengkram kuat disana.
"Tadi kau melukai pelayanku, huh! Memangnya siapa kau, hah? Tak ada yang boleh bersikap kasar di rumah ini kecuali aku." Bugh,, Key membenturkan kepala Kara ke tembok. "Sebelum melukai orang lain rasakan dulu rasa sakitnya barulah kau melukai orang lain!" Suara Key tajam.
"Menjijikan. Kau bersikap seolah kau orang baik padahal kau adalah orang yang terjahat di dunia." Kara tidak meringis sakit. Kebencian dihatinya malah menginginkan Key melakukan hal lebih. Ia sengaja memancing emosi Key.
"Aku memang orang terjahat di dunia ini, oleh karena itu bersikap manislah!" tangan Key masih mencengkram rambut Kara dengan erat.
"Bersikap manis? Cuih..." Lagi-lagi Kara meludahi Key dan tepat mengenai wajah Key.
"Bermimpilah kau, jahanam." Kara menyelesaikan kalimatnya.
"Bodoh!! Kau sudah membuat pilihan yang salah, Kara! jangan salahkan aku jika aku melenyapkanmu." Key menarik Kara menuju ke kamar mandi. Kara tidak melawan, setidaknya mati lebih baik.
"Neraka akan segera menyambutmu, Kara." Key menenggelamkan kepala Kara ke dalam bathtube. Key lebih suka cara menyiksa daripada cara instan.
Kara masih saja tetap pasrah. Ia sudah hampir kehabisan nafas.
"Tuan Key." itu suara Lee.
"Jangan menggangguku, Lee!" Key masih saja menenggelamkan Kara. Kepala Kara yang berada di dalam air membuat Kara tidak bisa mendengarkan pembicaraan Key dan Lee.
"Tuan, jangan lenyapkan Nyonya Kara. Tuan Reagan akan marah kalau anda melakukan ini." Lee bersuara dengan berani.
"Siapa tuanmu, hah!! Aku yang sudah menyelamatkan kau dari para pembunuh yang mengincar nyawamu!! Kenapa kau jadi lebih segan pada Reagan daripada aku!!" Key makin membenamkan kepala Kara ke dalam air. "B-Bukan seperti itu, Tuan. Tuan Reagan akan patah hati kalau Nyonya Kara meninggal. Jangan bersikap jahat pada tuan Reagan. Saya mohon." Bukan hanya Reagan alasan Lee. Lee juga takut kalau Key akan merasakan penyesalan setelah melenyapkan cintanya.
"Kau benar! Urus dia!" Key melepaskan Kara. Ia takut nanti Reagan akan patah hati. Ia malas melihat Reagan menangisi Kara. Key segera keluar dari kamar mandi meninggalkan Lee yang langsung membantu Kara yang sudah sangat lemas, beberapa detik kemudian Kara tidak sadarkan diri. Ia terlalu banyak kehabisan nafas.
"Nyonya, Nyonya!" Lee menggoyang-goyangkan wajah Kara yang sudah pucat.
"Astaga," Lee mulai cemas. Ia memeriksa nadi Kara yang terasa sangat lemah. Lee mengangkat tubuh Kara lalu meletakannya kembali ke atas ranjang. Lee yang merupakan sarjana kedokteran langsung memberi pertolongan pada Kara.
♥♥
Key dengan tubuh Reagan sudah ada diperusahaannya. Sejujurnya Key tidak menyukai kerja diperusahaan seperti ini karena Key lebih suka pekerjaan yang berhubungan dengan nyawa dan darah tapi karena ia tidak ingin Reagan mengoceh karena dirinya yang terlalu sering melenyapkan orang dengan tangannya akhirnya Key ikut mengambil alih pekerjaan kantor.
Tapi Key tetap seorang Key, jiwa pemburunya yang haus darah pasti akan membuatnya turun ke dunia kotor untuk melenyapkan musuh-musuhnya. Jika Reagan ada di dunia putih nan bersih maka Key ada di dunia gelap nan kotor. Jika Reagan adalah pengusaha maka Key adalah mafia. Seperti inilah alter ego, selalu berbanding terbalik. Kenapa Reagan jarang sukses mengambil alih tubuhnya itu karena Key yang menahan, bukan karena Key ingin menguasai tubuh Reagan tapi karena Key ingin melindungi tubuh Reagan. Key memiliki banyak musuh yang kapan saja bisa melenyapkan tubuh Reagan yang artinya akan melenyapkan dirinya dan juga Reagan. Ia tidak mau itu terjadi, bukan karena ia tak ingin mati tapi karena ia tidak ingin Reagan mati. Jangan ditanya seberapa Key menyayangi separuh jiwanya, ia bahkan bisa mati untuk Reagan. Tapi itu jika Reagan yang meminta, selama Reagan tidak meminta itu maka Key tidak akan lenyap.
"Selamat pagi, Pak Reagan." Dan jika di perusahaan Key terpaksa bersikap ramah. Ia mengikuti gaya seorang Reagan.
"Pagi," Key membalas sapaan karyawannya disertai dengan sebuah senyuman yang entah kenapa malah membuat Reagan nampak menyeramkan dimata karyawannya. Ayolah, Key tidak tahu cara tersenyum dengan baik. Dia hanya bisa bersmirk evil.
Ia langsung menuju ke lift khusus untuknya. Naik ke lantai di mana ruangannya berada dan langsung masuk ke dalam ruangannya. Bagus baginya jika sekertarisnya tidak ada karena ia bebas dari kegiatan beramah-tamah ala Reagan.
Key segera duduk di tempat duduknya. Memejamkan matanya untuk membebaskan Reagan dari kunciannya.
"Ambil alih tubuhmu, Re. Aku benci dengan perusahaanmu." Key berbicara pada sosok Reagan yang bangkit dari ranjangnya. Jika Key sudah membuat Reagan benar-benar terlelap maka Reagan tak akan menyadari apa yang sudah Key lakukan dengan tubuhnya. Ia kehilangan waktunya tanpa ia bisa mengingat apapun. Itu memang satu kekuatan Key. Reagan tak akan mampu seperti itu karena Key selalu berhasil mengawasi setiap pergerakannya kecuali Key memang memutuskan untuk tertidur.
"Dasar kau. Kau apakan tadi Kara?" Reagan sudah mengambil alih tubuhnya. Ia berdiri di depan cermin yang ada di sisi kiri temboknya.
"Aku hanya sedikit memberinya pelajaran, tapi aku meninggalkannya karena Lee datang mengacau." Reagan menautkan alisnya menatap sosok hitam Key di cermin.
"Jika Lee ikut campur itu artinya kau sudah melewati batasanmu." Reagan berpikir keras. Wajahnya mengeras ketika otaknya memikirkan satu kemungkinan. "Kau ingin melenyapkannya, hah!" Reagan membentak Key.
“Jangan salahkan aku, Re. Dia yang meminta," Enteng sekali mulut Key terangkat.
"Gila kau, Key!! harusnya tadi aku tidak membiarkan kau menguasai tubuhku!" maki Reagan. Key nampak tidak terima.
"Kenapa menyalahkan aku? bukannya tadi kau yang menyerah!"
Prang,, Reagan menghancurkan cermin itu dengan tangannya yang lukanya belum mengering.
"Keterlaluan sekali!! Tidak ada cinta yang berniat membunuh, Key!!" Reagan benar-benar marah.
"Ayolah, Re. Aku tidak jadi membunuhnya. Aku bersumpah, saat ini pasti dia baik-baik saja." Key bersuara di otak Reagan.
"Kalau Lee tidak datang maka Kara saat ini pasti sudah tidak bernyawa lagi. Keterlaluan kau!" Andai saja ada orang saat ini Reagan pasti dikatakan gila karena bebicara sendirian.
Tok,, Tok,, belum juga Key sempat bersuara pintu sudah diketuk.
"Masuk!" Reagan bersuara cukup keras.
"Hey. Ada apa dengan wajahmu?" Yang masuk rupanya Alzelvin satu-satunya sahabat yang Reagan milikki.
"Biasa. Key membuat ulah!" Reagan tidak akan dianggap gila oleh Zelvin karena Zelvin sangat tahu tentang keberadaan Key.
"Ah kenapa lagi si gila itu?" Zelvin duduk di sofa. "Eh. Kau memecahkan kaca?" Zelvin melihat ke cermin yang dipecahkan oleh Reagan.
"Ha, benar. Key membuatku geram." seru Reagan.
"Aku kira cuma Key yang suka memecahkan kaca." komentar Zelvin.
"Kami itu satu, Zel. Aku dan dia tidak berbeda jauh!"
"Oh ayolah, Key, jangan main ambil tubuh Reagan seperti itu. Aku seperti sedang menghadapi dua orang sekaligus." Zelvin tahu yang baru saja berbicara tadi adalah Key. Zelvin mengenali suara dingin Key. Suara yang tidak memperlihatkan pesahabatan sama sekali.
"Key memang brengsek! menyebalkan!" Reagan duduk di sebelah Zelvin. "Jadi apa yang dia lakukan? aku dengar dari Lee kau sudah mendapatkan Kara?"
"Bukan aku yang mendapatkannya tapi Key. Dia menculik Kara lalu memperkosa Kara. Key memang sakit jiwa." Reagan mulai bercurhat ria. Sosok Key sudah terlelap. Key jarang ikut campur kalau Reagan sedang bersama Zelvin.
"Ahahah, benar-benar tidak sabaran." Zelvin tertawa sambil menggelengkan kepalanya.
"Key merusak semua yang sudah aku susun baik-baik. Dia menggunakan kekerasan untuk memaksa Kara bersama kami."
"Jangan bodoh, Re. Key setidaknya mampu membuat Kara bersamamu. Dengar, cara lembut tak akan mampu membuat Kara bersamamu. Jika kau mau aku ingatkan sudah 3 tahun terakhir ini kau tidak menunjukan kemajuan untuk mendapatkan Kara. Key hanya lelah menunggu jadi dia ingin mempercepat segalanya." Zelvin membela Key.
Reagan mendelik ke Zelvin. "Kau ini sahabatku atau sahabat Key, huh!"
Zelvin tertawa geli. "Sahabatmulah. Sosok alter egomu terlalu mengerikan untuk dijadikan sahabat. Dia bisa saja menikamku dengan pisau atau menembakku dengan pistolnya."
"Key tidak segila itu, Zel. Dia tidak akan membunuh sahabatnya sendiri," Reagan membela Key yang sudah membuatnya kesal setengah mati.
Inilah yang membuat Zelvin tidak menjauh dari Reagan saat ia tahu Reagan punya dua sisi. Zelvin menyukai Reagan dan juga Key yang saling melengkapi ya meskipun terkadang Zelvin dibuat ketakutan oleh Key tapi dia juga tahu kalau Key bukan tipe orang yang akan membunuh sahabatnya.
"Lalu hari ini apa yang Key lakukan?"
Reagan menghela nafasnya. "Aku tidak tahu pastinya seperti apa, tapi yang jelas Key hendak membunuh Kara. Aku heran dia mengatakan kalau dia mencintai Kara tapi dia malah menyakiti Kara."
"Mungkin Kara sudah keterlaluan. Key tidak mungkin melukai Kara kalau Kara tidak melukai harga dirinya." See, Zelvin bahkan sangat tahu tentang kepribadian Key.
"Aku tahu, tapi dia tetap keterlaluan, Zel. Kalau saja tadi Lee tidak menghalanginya maka sudah dipastikan saat ini aku sedang menangisi kematian Kara." Reagan terlihat frustasi. Makin pupuslah harapannya untuk dicintai oleh Kara.
"Abaikan sejenak tentang Kara dan alter egomu." Zelvin hendak menyampaikan niatan dia menemui Reagan. "Aku ingin membahas tentang pembangunan hotelmu." Zelvin adalah CEO dari perusahaan konstruksi yang menangani pembangunan hotel-hotel milik Reagan.
"Ada masalah apa dengan pembangunan hotel?"
Zelvin menjelaskan semuanya. "Atur saja sesukamu, Zelvin. Yang jelas aku tidak menerima kemunduran jadwal peresmian hotel baru itu." seru Reagan setelah mendengarkan penjelasan Zelvin yang ingin merubah bentuk rancangan hotel itu.
"Kau tenang saja, aku tidak akan mengecewakanmu." seru Zelvin.
"Ah ya, Zel. Besok pagi aku minta tolong padamu untuk menjemput seseorang di bandara. Lee tidak bisa karena dia aku tugaskan untuk mengawasi Kara." ujar Reagan.
"Baiklah. Aku akan menjemput tamu-mu." Inilah Zelvin yang selalu bisa Reagan andalkan. "Thanks, Zel." Reagan berterimakasih.