Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 15 Tidak Kenal Lelah

Bab 15 Tidak Kenal Lelah

Andra hanya membiarkan sang mama yang masih terdiam mematung di tempatnya, ia lalu pergi keluar rumah dengan langkah cepatnya, menuruni anak tangga yang ada di depan teras rumahnya, terlihat sang papa yang sedang berolah raga pula di pelataran rumahnya. Andra pun langsung menyapa sang papa disana.

"Papa..." Sapa Andra, lalu mendekat kearah sang papa.

"Kamu suka joging juga kalau pagi Ndra? papa kira kamu tidak mentukainya." Ucap papa dengan senyum hangat seperti biasanya.

"Ya...Andra suka, tapi hanya sesekali saja, karena Andra memang sibuk, tapi hari ini dari pagi ini, Andra akan mulai berkencan papa...doakan Andra ya..." Ucap Andra yang akan pergi dari hadapan sang papa.

"Loh...bukannya kamu ada janji sama..." Ucap papa yang tertahan karena Andra sudah menyelanya dari kejauhan.

"Iya...Andra kencan sama Natasya pah...Andra percepat ini..." Ucap Andra sembari melambaikan tangan dan masuk kedalam mobilnya. Andra mengendarainya dengan kecepatan tinggi karena memang saat itu adalah hari libur, dan terlihat lengang jalanan yang Andra lewati. Hingga ia mengehentikan mobilnya tepat di depan rumah Natasya, terlihat gadis itu pun memakai pakaian olah raganya, meski tidak pernah memakai pakaian yang seksi, namun menurut Andra itu lebih baik dari pada lelaki lain menatap lekuk tubuh calon istrinya itu.

Perkiraan Andra ternyata tepat, ia mengetahui kebiasaan Natasya, karena memang setiap hari yang Andra tahu, gadis itu menyukai joging, Andra teringat beberapa waktu yang lalu, saat Natasya libur kerja, dengan pakaian yang sama Natasya masih sempat membawakan bubur ayam untuk sarapan Andra.

"Andai aku tahu sejak dulu bahwa kamu adalah jodohku, aku pastikan memperlakukanmu dengan sangat hangat, dan tanpa menyimpan perasaan ku sendiri, aku pasti akan langsung membalas perasaanmu itu." Ucap Andra dalam hati, sembari menatap gadis yang ada di depannya tengah menyirami tanaman disana, Andra menatapnya dari dalam mobil yang di tumpanginya, Andra masih belum keluar dari dalam sana, ia benar benar sangat menyesalinya.

Andra baru keluar dari sana setelah tatapan keduanya bertemu satu sama lain, Andra terpergok sedang mengamati Natasnya.

"Hai, pagi calon istriku..." Sapa Andra saat ia sudah berjalan mendekat kearah Natasya.

"Pagi! kenapa kamu dari semalam seperti setrikaan? mondar mandir disini! sampai terlihat licin jalan depan rumah aku." Ucap sindiran Natasya pada Andra, namun lelaki itu tidak menggubrisnya sama sekali.

"Sya...ini baru dua hari, aku tidak bisa membayangkan bagaimana licinnya jalan yang menuju apartemen aku di Kota sana, setelah dua tahun ada seorang gadis yang sering melewatinya." Ucap Andra yang tidak menyebutkan nama gadis yang ia maksudkan. Natasya langsung tahu siapa yang sedang Andra maksud tersebut, Natasya mengenang, berbagai alasan ia cari hanya untuk bisa bertemu dengan Andra, entah itu di apartemennya, entah itu di tempat kerjanya, atau dimanapun situasi yang bisa membuat Natasya bertemu dan bersama dengan Andra.

"Akh! mau kamu apa sih Ndra?" Ucap Natasya dengan lesu nya, sembari membanting selang air yang ada di tangannya ke lantai.

"Wooow...sabar Sya...sabar...aku hanya melaksanakan keinginan orang tua kita saja, bukankah hari ini kita ada kencan? dan mama aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita, sekalian aku setelah joging tadi. Aku terus langsung menjemputmu Sya, aku harap...kamu tidak akan mengecewakanku untuk perjodohan ini, aku sudah dua kali melukai perasaan keluarga aku, dan sebisa aku kali ini aku tidak akan melepaskanmu, kamu harus menjadi istriku." Ucap Andra yang membuat Natasya membelalakan kedua matanya, dengan rahang yang mengatup rapat. Namun, saat Natasya akan menjawab ucapan Andra, mamanya sudah keluar dan mengajak Andra untuk masuk kedalam rumah.

"Nak...kok tidak bilang kalau mau datang? kan mama bisa siapkan makanan kesukaan kamu lagi." Ucap mama Natasya pada calon menantunya itu.

"Tidak usah repot repot mah...Andra hanya akan menjemput Natasya untuk sarapan di rumah, mama yang memintanya, mama sudah kangen sama Natasya katanya mah...dan lagi...hari ini kami ada kencan kan mah? jadi...Andra izin, mengantar pulang Natasya nanti malam saja ya...tidak apa apa kan mah?" Ucap jujur Andra yang sekalian meminta izin pada mama calon mertuanya.

"Iya tidak apa apa nak, jaga Natasya baik baik ya...tidak usah buru buru...waktu kalian masih panjang untuk pendekatan, dan lagi...mama melihat Natasya masih sedih atas perlakuanmu tempo hari." Ucap mama Natasya menerangkan.

"Andra benar benar tidak ada maksud mah...sungguh." Ucap Andra dengan jujurnya.

"Iya nak mama tahu itu, tapi Natasya masih membutuhkan waktu untuk merakit kembali hatinya yang kamu lukai, yang sabar...mama pasti akan membantu kok." Ucap mama yang mendapat anggukan dan senyum senang dari Andra.

"Andra ingin setiap hari kesini mah, tapi Andra hanya cuti empat hari saja, dan tinggal tiga hari lagi terhitung pula hari ini mah, semampu Andra akan membuat luluh Natasya." Ucap Andra dengan sungguh sungguhnya, dan terlihat Natasya yang baru masuk menuju kearah keduanya.

"Apa yang sedang kalian obrolkan?" Tanya Natasya yang penasaran, karena keduanya langsung terdiam saat ia baru masuk kedalam rumah.

"Aku hanya cuti empat hari saja Sya, dan masih kurang tiga hari lagi terhitung dari sekarang. Setelah itu kembali kerja lagi di Kota, aku pasti akan sangat merindukanmu Sya, itu yang sedang aku bahas dengan mama kamu." Ucap jujur Andra dari hati.

"Masa bodo." Ucap Natasya sembari akan masuk kedalam kamarnya.

"Sayang...sudah ayo sekalian mandi ya...calon mertuamu ingin kamu makan sama sama di sana, jadi bersiap siaplah nak...agar mereka tidak terlalu lama menunggu." Ucap mama yang langsung di angguki Natasya dengan patuhnya.

Tiga puluh menit sudah Natasya menyiapkan dirinya, mulai dari mandi, berganti pakaian, sampai berdandan, wajah cantik naturalnya tidak harus di dempul banyak bedak agar terlihat cantik, hanya memakai bedak tipis serta lipstik yang tidak mencolok saja sudah membuat wajah gadis itu terlihat sempurna, Natasya pun tidak menghitamkan alisnya dengan berlebihan, benar benar sangat natural, apa lagi di tambah rambutnya yang lurus sepanjang hampir sepinggang, yang selama itu belum pernah ia urai sekalipun di hadapan Andra. Dan saat itu adalah kali pertama Natasya menggerainya, Natasya pikir, kesan pertama yang harus ia tunjukan pada calon mertuanya itu adalah anggun dan menawan, karena Natasya dengar, keluarga besar Erlangga adalah keluarga terpandang serta terhormat. Natasya tidak tahu bahwa mama Andra adalah orang yang pernah bertemu bahkan pernah Natasya bantu.

"Ka...kamu, kamu...cantik sekali?!" Ucap Andra yang tiba tiba gagap saat melihat Natasya yang baru keluar dari dalam kamar, dengan memakai rok tepat selutut dan kemeja lengan panjang berwarna putih susu, serta sepatu putih pula tanpa heels yang hari itu ia pilih dan kenakan.

"Terimakasih, tapi aku berdandan bukan untuk mendapatkan pujianmu, aku melakukannya untuk kebahagiaan mama aku." Ucap jujur Natasya, ia sadar saat itu hanya punya sang mama disisinya, ia hanya ingin semua berjalan lancar.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel