Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

SIASAT TAMMI

"Braak!"

Suara pintu terbuka dengan paksa mmebuat Badai tersentak dari kursinya.

"Badai! Kau tak bisa menghindariku seperti ini!" ucap Tammi sambil membelalakkan matanya menatap Badai yang tak kalah terkejutnya melihat kehadiran wanita itu di ruangan kerjanya.

"Kau, beraninya menampakkan lagi batang hidungmu disini!" ucap Badai sarkas.

"Jadi Mayang benar, kau sudah sangat mencintai wanita sialan itu! Hebat! Kau menyelamatkan perrnikahan seseorang setelah kau sendiri meninggalkan pernikahanmu!" tukas Tammi sangat geram.

"Tammi! Urusan kita sudah selesai saat itu, jadi berhentilah mengganggu hidupku!" ucap Badai tanpa menatap Tammi berusaha terus mengabaikan wanita itu.

'plakk'

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Badai, membuat nafasnya langsung memburu dilalap amarah.

"Kau tak seharusnya melakukan ini padaku Tammi!" ucap Badai dengan kilatan dingin di matanya menatap Tammi.

"Tentu! Atau haruskah kukatakan pada Jingga mu itu bahwa kau adalah ayah dari puteraku!" ucap Tammi dengan suara sangat lantang sambil berjalan pergi meninggalkan Badai.

Mendengar kalimat yang diucapkan Tammi itu, Badai menjadi semakin terdesak. Dia tak mau jika Jingga smapai mengetahui masa lalunya itu. Terlebih disaat ini dimana pernikahan mereka sedang dalam kondisi terbaiknya.

"Tunggu! Oke! Apa yang kau inginkan akan kupenuhi, tapi ingat satu syaratku! Jangan coba menyampaikan apapun pada Jingga." ucap BAdai dengan suara sangat tegas.

Mendengar ucapan Badai itu, Tammi hanya tersenyum sekilas menatap kemenangannya yang akan semakin terbuka lebar dalam waktu dekat. Tammi langsung meninggalkan Badai, dia sudah menyiapkan banyak kejutan untuk kembali menaklukkan Badai.

Sementara itu, setelah kepergian Tammi, Badai langsung kehilangan konsentrasinya dan kini memutuskan untuk pulang.

Di rumah, Jingga tengah menata halaman rumahnya dengan beberapa tanaman yang baru di belinya. Jingga menikmati waktu siang hingga sore sambil menunggu Badai pulang dengan menyibukkan diri seperti ini.

Dengan dibantu pelayannya, Jingga sudah hampir menyelesaikan semua perawatan tanamannya hari ini. Mata teduhnya kemudian melihat seorang wanita yang mengunjungi rumahnya.

"Hai, saya penghuni baru di rumah sebelah, semoga kita bisa bertetangga dengan baik yaa. Namaku Tammi." ucap wanita itu dengan sangat percaya diri menatap Jingga.

"Hai juga, ohh senang sekali akhirnya rumah sebelah berpenghuni. Semoga betah ya mbak Tammi." jawab Jingga sambil enyambut ramah tamunya itu.

Obrolan singkat keduanya berjalan sangat cepat karena Tammi yang terburu-buru. Sementara Jingga sedikitpun tak menaruh prasangka buruk pada wanita tetangga barunya itu.

Beberapa menit setelahnya, Badai yang pulang lebih cepat membuat Jingga terkejut.

"Mas Badai kok udah pulang? Apa gak enak badan?" gumam Jingga dalam hati sambil mencuci tangan dan segera menghampiri suaminya setelah itu.

Tak banyak bicara, Badai langsung masuk ke dalam kamar dan membersihkan dirinya. Disaat membawakan pakaian Badai itulah Jingga menyampaikan perihal tetangga baru mereka itu.

"Siapa namanya? Baguslah dengan begitu isteriku tak akan merasa kesepian lagi." ucap Badai sambil mengancingkan piyamanya dibantu Jingga.

"Namanya Tammi mas, cantik dan sangat humble orangnya. Lain waktu mas melihatnya pasti akan senang juga." ucap Jingga sambil mengancingkan kancing baju yang terakhir.

Badai yang mengira tetangganya adalah Tammi yang lain tak terlalu terkejut mendengarnya dan masih biasa-biasa saja menyikapinya. Hingga pelayan mereka mengatakan jika ada tamu di luar menunggu Jingga.

"Tuh Mas, ayoo biar kukenalkan padanya." ucap Jingga sambil membujuk Badai untuk berkenalan dengan Tammi tetangga mereka.

Badai yang tak memiliki cukup alasan untuk menolak, kemudian mengikuti Jingga turun menyambut tamunya.

"Mas, kenalkan ini mbak Tammi dan Mbak Tammi kenalkan ini suami saya mas Badai." ucap Jingga sambil tersenyum sangat manis.

'glegg'

Seketika Badai menelan salivanya sangat kasar ketika melihat Tammi yang berdiri dengan seulas senyum di hadapannya.

"Hai, Pak Badai, aku Tammi." ucap Tammi sambil menyalami Badai dengan santai.

Jingga yang sangat merasa bahagia memiliki tetangga yang hangat seperti Tammi tak mengetahui jika kini gemuruh badai tengah mengamuk di dalam jiwa suaminya. Jingga kemudian pergi ke dapur untuk meminta pelayan menjamu tamunya meninggalkan Badai dan Tammi di teras rumah berdua saja.

Melihat Jingga menjauh, Tammi langsung beringsut mendekati Badai.

"Badai, aku tunggu nanti malam di rumah. Puaskan aku sampai pagi. Cupp" ucap Tammi sambil mengecup bibir Badai dan memagutnya perlahan.

'gepp'

Sementara tangan Tammi menelusup kedalam piyama Badai dan langsung menekan lembut pusakanya pria itu tanpa segan.

Setelah itu, Tammi langsung pergi meninggalkan rumah Badai.

"Lhoo, mbak Tammi nya udah pulang mas." ucap Jingga dengan lesu sambil meletakkan tiga cangkir teh di meja teras.

"Udah sayang, masuk yuuk. tetangga begitu jangan terlalu diopenin, jangan sampai ada maslah nantinya." ucap Badai berusaha membuat Jingga menjaga jarak dari Tammi.

"Mas ini, kita pertama kali harus baik itu ya sama tetangga." ucap Jingga sambil bergelayut mesra di tangan Badai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel