Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

DI BALAS DENGAN ELEGAN

Hari kian sore di mana mentari telah membenamkan cahayanya di ufuk barat. Sementara di kantor, Aldi masih enggan untuk pulang, lantaran ia masih tidak mau menerima Veronica sebagai istrinya.

Sedangkan Early dengan langkahnya bergegas memasuki ruangan Aldi.

KLEK. Suara pintu dan ternyata Early memasuki ruangan putranya.

“Ada apa? Kenapa Mama datang ke kantor se sore ini?” tanya Aldi yang terkejut dengan kedatangan Ibunya.

“Kenapa memangnya, ada yang salah ya Mama datang ke kantor?” ucap Early balik bertanya.

“Tidak Ma, sama sekali tidak ada yang salah! tumben saja mama berkunjung ke kantor, se sore ini!” sahut Aldi.

Kemudian Early duduk di sofa, dan mengadu pada Aldi, lantaran ia merasa di usir oleh Satria dari kantornya.

“Al, Mama sedang sedih! Mama gak terima di perlakukan semena-mena oleh Satria, Mama di usir dari kantornya padahal niat Mama baik, Mama hanya ingin mengunjunginya!” lirihnya.

Sontak saja Aldi marah, ia kesal terhadap Satria yang telah berani mengusir ibunya.

“Apa! Satria mengusir Mama. Beraninya dia, biar nanti Aldi akan menegurnya Ma!” ujar Aldi yang merasa tidak terima.

‘Awas kamu Satria, aku tidak terima Ibuku di usir seperti ini!’ batin Aldi.

Kemudian Adli berusaha menenangkan, Ibunya.

“Sudah Ma Jangan menangis lagi,’ Sambung Aldi menyeka buliran bening yang mengalir di pipi Ibunya.

“Terima kasih ya Al, kamu memang anak yang baik, Mama sangat kecewa sama sepupu kamu itu,” lirihnya.

Kemudian Early mengajak Aldi untuk pulang, lantaran Veronica pasti sedang menunggunya.

“Aldi kita pulang ya, kasihan istrimu dia pasti sudah menunggumu,” ucap Early.

“Mama saja yang pulang, nanti Aldi menyusul,” sahutnya cuek.

Kemudian Early memberikan pengertian pada Aldi, agar mau menganggap Veronica sebagai istrinya.

“Aldi, kamu harus belajar mencintai Veronica. Kasihan dia! Veronica sangat mencintai kamu!” ujar Early.

“Tolong ... kamu lupakan Viona!” sambungnya.

DEG.

Sontak saja Adli marah pada Ibunya, Ia kesal lantaran harus melupakan Viona, lalu di minta untuk mencintai Veronica.

“Cukup Ma!” ucap Aldi penuh dengan penekanan.

“ Saya tidak akan pernah menganggap Veronica sebagai Istri saya! apalagi untuk mencintainya Ma, tolong mengerti perasaan Aldi,” ucapnya lagi.

“Kasihanilah Veronica, Aldi Dia sangat mencintaimu! Mama mohon Al, kamu buka hatimu ya!” ujar Early.

“Cukup Mah! tolong jangan di teruskan lagi, karena Aldi tetap pada pendirian Al!” tukasnya.

“Kamu akan menyesal Aldi! Mamah kecewa sama kamu, beraninya kamu membangkang Mama!” ucap Early pergi meninggalkan ruangan Aldi.

Aldi hanya berdiri menatap kepergian Ibunya, yang sedang marah padanya, kemudian ia kembali terduduk.

‘’kenapa Mama tidak mau mengerti dengan perasaan Aldi Ma, Tuhan apa yang harus aku lakukan,” gumamnya menatap nanar langit-langit di ruang kerjanya.

Sementara di rumah, Veronica sedang menumpahkan kekesalannya. Lantaran Aldi tak kunjung pulang, sementara dia sudah memasak untuk Aldi.

Dentingan jarum jam terdengar, waktu terus berjalan sedangkan Aldi tak juga kunjung datang.

Kemudian Veronica tidur terlentang di atas kasur empuknya, sesekali mengusap air mata yang mulai bercucuran kembali.

“Ini semua gara-gara kamu Viona! Kenapa kamu tidak mati saja,” lirihnya menatap cermin.

Manik mata yang berbinar kini redup seketika, saat berharap ada cinta dari kekasih orang lain, yang berhasil dia rebut. Namun kenyataan tidak sesuai harapan.

Sementara Viona baru terlihat pulang dari kantor, perlahan Ia berjalan memasuki mobil yang terparkir di halaman gedung perusahaan.

Namun dari seberang jalan Aldi, sedang menatap Viona dari balik kaca mobilnya.

Akan tetapi Viona seolah bersikap biasa saja, berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Aldi, padahal sebenarnya ia tahu bahwa Aldi sedang mengawasinya.

“Huh. Rupanya ada pecundang di sini,” gumam Viona.

“Kau lihat Veronica, bahkan suamimu masih saja mengejarku!” gumanya lagi.

Kemudian Viona menyalakan mobilnya, dan berjalan dengan kecepatan sedang. Sehingga Aldi dengan mudah mengikutinya.

“Viona? Andaikan saja kau mengetahui jika sampai detik ini aku masih milikmu!” ucap Aldi menatap Mobil Viona berjalan pelan di depannya.

Namun seketika Viona menambah kecepatan mobilnya, lantaran ia tahu Aldi berusaha mengejarnya.

“Kau pikir aku tidak tahu, apa yang ingin kamu lakukan Al, selamat sebentar lagi kamu akan masuk ke dalam jebakan!” gumam Viona berseringai.

KIK-KIK-KIK. DUG-DUG. Suara Pedal Rem berhasil Viona injak, berusaha menghindari tabrakan, saat Aldi menyalip mobilnya.

“Sial! mau apa sebenarnya pecundang itu!” umpat Viona.

Kemudian Viona turun dari Mobilnya.

BRUG. Suara pintu mobil, di buka lalu di tutup kembali secara kasar oleh Viona.

Viona berjalan gontai menghampiri Aldi yang menghadang perjalanannya, sementara Aldi sudah berdiri sedang menunggunya.

“Kau gila? Kau mau membunuhku ha! untuk apa kamu menghalangi jalanku!” ucap Viona dingin.

“Vi, aku ingin menjelaskan sebenarnya yang terjadi pada kita, aku a ....” ucap Aldi.

Seketika Viona memotong, ucapan Aldi.

“Tak ada yang perlu lagi di jelaskan, bagiku semuanya sudah jelas! Sudah cukup tak perlu kau menjelaskan lagi, karena kenyataannya kau mengkhianatiku!” ujar Viona.

“Viona aku mohon dengarkan penjelasan aku, aku sama sekali tidak mengkhianatimu! aku masih milikmu,” ucap Aldi.

Perlahan Aldi terpancing, terbawa suasana ia menggenggam tangan Viona, lalu memeluknya.

Sementara dari kejauhan tanpa sepengetahuan Aldi, Satria diam-diam mengambil foto mereka yang sedang berpelukan, lalu mengirimkannya pada Veronica, lewat email.

‘Aku yakin, pasti saat ini Veronica sedang merasakan hatinya panas, layaknya kertas yang terbakar,' ucap Satria dalam hati tersenyum penuh kemenangan.

Sesaat kemudian Viona menoleh ke arah satria, sambil membulatkan jarinya membentuk OK pertanda rencana berhasil, Satria tersenyum sambil memasukkan ponsel ke sakunya.

Setelah misi berhasil Viona kembali marah terhadap Aldi, bahkan meminta Aldi untuk melepaskan pelukannya.

“Lepaskan aku Al, sudahlah hentikan omong kosongmu, karena aku tidak akan memaafkanmu!” ucap Viona.

Perlahan Viona berjalan menghampiri mobilnya, namun Aldi malah mengejar, sambil memeluknya.

“Aku masih mencintaimu Viona!” lirih.

“Lepaskan aku Aldi, jangan kurang ajar padaku!” sentak Viona menggoyangkan badannya, berusaha melepaskan diri.

Sedangkan Satria kembali membidik mereka berdua, dan mengirim kembali foto mereka pada Veronica.

“Huh. Tampaknya Veronica akan mati berdiri sekarang!” ucap Satria tersenyum penuh kemenangan.

Viona yang semakin kesal terhadap Aldi, Karena tidak mau melepaskannya, akhirnya Viona menggerakkan kaki menginjak kaki Aldi dengan sepatunya.

BUG. Suara injakan kaki Viona.

“Awww!” Aldi memekik kesakitan, memegangi kakinya dengan kedua tangannya.

Akhirnya Viona berhasil terlepas dari Aldi, kemudian Viona membuka pintu mobilnya.

“Singkirkan mobilmu, jangan menghalangi jalanku,” sentak Viona setelah berada di dalam mobil.

Kemudian Aldi kembali ke mobil, dengan kaki yang kesakitan akibat diinjak oleh Viona.

Kemudian Aldi menyalakan mobilnya, memudurkannya dari jalan Mobil Viona, dengan segera Viona pergi dengan kecepatan yang sangat gesit.

“Sebegitu bencinya kau padaku Vi, padahal dulu kau begitu hangat padaku, bahkan kau tidak sekasar sekarang,” ucap Aldi menatap mobil Viona yang semakin jauh.

Sementara di rumah, Veronica masih terbaring di atas kasur dengan buliran air mata yang tidak berhenti menetes.

“Aldi, aku benci kamu!” teriak Veronica menatap cermin, lalu mengitarkan pandangan ke sekeliling kamar, yang masih di hiasi dengan bunga-bunga.

Veronica menatap nanar matanya yang sembab, akibat tak berhenti menangisi Aldi, yang menganggapnya seperti patung, ada tapi di anggap tak ada.

Hitam pekat malam, menggambarkan suramnya biduk rumah tangga Veronica bersama Aldi.

Karena suatu hubungan tak bisa di paksakan sama sekali, karena perasaan tidak bisa di bohongi Aldi masih sangat mencintai Viona.

Bukannya memilih pulang, Aldi malah melampiaskan rasa kesalnya ke kelab malam, yang di hiasi seksinya wanita-wanita malam.

Kini Aldi di kelilingi perempuan malam, sambil menenggak minumannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel