Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Apakah Layak Untuk Putriku?

Caleb tertawa ringan, dia mengerti apa yang ingin dilakukan Alvin.

"Ngomong-ngomong, Kakak Besar, aku baru saja menerima pemberitahuan dari atasan."

"Dikatakan bahwa distrik Nauru, Tuvalu, serta Sealon akan digabungkan, secara kolektif disebut sebagai Natusea, dan kamu akan menjadi Ketua penanggung jawab umum."

"Kakak Besar, ini adalah tugas yang akan mendapatkan keuntungan besar."

Alvin melihat ke luar jendela, "Aku yang sekarang tidak tertarik dengan ini, ayo pergi."

"Eh, mau kemana?"

Alvin berpikir sejenak, "Karena kita sudah kembali, ayo kita pulang ke rumah."

Setelah setengah jam kemudian, mobil perlahan-lahan berhenti.

Alvin meminta Caleb untuk pergi dulu, dia berjalan ke Cluster Miranti dan menuju ke vila bertingkat yang terlihat agak tua.

Tok tok tok, dia mengetuk pintu beberapa kali.

"Siapa?"

Pintu dibuka oleh seorang wanita paruh baya yang merupakan Ibu mertuanya Alvin---Sully Sugiarto, setelah melihat Alvin, dia tertegun selama beberapa detik, kemudian berkata dengan gembira: "Yooo, Alvin, kapan kamu pulang?"

"Aku baru pulang tak lama."

"Ayo cepat, duduk di dalam."

Setelah kematian Adiknya, keluarga Ibu mertuanya menjadi satu-satunya kerabat Alvin di dunia ini.

Sully membiarkan Alvin masuk ke rumah, lalu menyuruhnya duduk, dan menuangkan segelas air, dia merasa sangat bahagia sekali.

Pada saat ini, Ayah mertuanya yaitu Ebrahim Soehadi berjalan keluar dari ruang belakang, "Siapa yang datang?"

"Alvin, Alvin sudah pulang."

"Um?"

Ebrahim memelototi Alvin dengan marah, lalu mendengus, dia berjalan ke arah meja dengan marah dan duduk.

"Alvin, kamu masih berani pulang?"

Satu kalimat membuat suasana di ruangan menjadi tegang dan canggung.

"Tuan, Alvin baru saja pulang, apa yang kamu katakan?"

"Minggir, kamu tidak berhak untuk berbicara di sini, panggil Elisa Soehadi ke sini."

"Eh, baik."

Ebrahim memelototi Alvin dan langsung berkata, "Aku sudah mendengar tentang kematian Adikmu, sekarang Mirex Tech tidak ada hubungannya dengan keluarga Willys kalian, bukan?"

"Ya."

"Kamu pergi menjadi tentara selama lima tahun, sekarang kamu telah kembali, apakah kamu telah mendapatkan jabatan?"

Alvin mengangkat bahu, "Bukan termasuk pejabat besar."

"Hanya jabatan rendah? Tidak heran juga, berdasarkan IQ dan keterampilanmu, bisa dapat jabatan bagus baru aneh."

"Lalu kali ini kamu pulang rencananya mau mencari pekerjaan seperti apa?"

Alvin menggelengkan kepalanya, "Untuk sementara aku belum punya rencana."

"Hehe." Ebrahim berkata dengan marah, "Perusahaan sudah tidak ada, menjadi tentara juga tidak mendapatkanprestasi apapun, bahkan sekarang juga tidak berencana untuk mencari pekerjaan yang baik. Apa bedanya kamu dengan orang yang tidak berguna?"

Saat dia berbicara, dia mendengar serangkaian sepatu hak tinggi.

Seorang wanita berjalan menuruni tangga.

T-shirt sederhana menempel di tubuh, menunjukkan sosok yang sempurna , tubuh bagian bawah mengenakan celana pendek denim, kaki ramping dan putih terlihat terbuka.

Wajah oval, batang hidung tinggi, dan rambut hitam yang panjang tergerai seperti air terjun menutupi bahunya.

Penampilan yang sangat cantik.

"Ayah, Ibu, Kalian memanggilku?"

"Iya, ayo sini duduk, Alvin sudah pulang."

Elisa tertegun beberapa detik, dia menatap pria yang di kenal namun terlihat agak asing di depannya ini, ada perasaan campur aduk di hatinya.

Meskipun dia dan Alvin adalah suami istri, kurang dari sebulan setelah pernikahan mereka, Alvin pergi ke Perbatasan Barat untuk menjadi tentara, perjalanan ini berlangsung selama lima tahun, Elisa telah menjadi janda selama lima tahun.

Sekarang Alvin telah kembali, dan dia tidak tahu mau bagaimana menghadapinya.

Ebrahim berkata: "Alvin, kamu juga sudah melihat, putriku adalah yang terbaik dalam hal penampilan dan sosok, bahkan dia terlihat lebih baik daripada model yang ada di TV. Setiap hari sudah tidak tahu berapa banyak pria yang datang untuk melamarnya, tetapi karena kamu, dia tidak memiliki kehidupan nyata sebagai seorang istri!"

"Ayah, kenapa Ayah membicarakan ini?"

Ebrahim melanjutkan: "Aku selalu bermain dengan Ayahmu sejak kecil, teman sekolah dan teman lama, dia mendirikan Mirex Tech dengan usahanya sendiri, dan karyanya sangat mengesankan, Keluarga Soehadi kami juga sedang dalam karier yang meningkat. Waktu itu, aku berpikir karena aliansi yang kuat makanya aku baru menikahi putriku denganmu."

"Sekarang, Ayahmu menghilang, Adikmu telah bunuh diri, dan Mirex Tech telah jatuh ke tangan orang lain. Sedangkan kamu, lima tahun menjadi tentara tetapi sama sekali tidak memiliki prestasi. Kamu yang sekarang tidak memiliki uang dan kekuatan, menurutmu , apakah kamu layak untuk putriku?"

Ruangan menjadi sangat sunyi.

Napas semua orang menjadi berat, dan tidak ada yang bisa mengatakan sepatah kata pun.

Setelah beberapa saat kemudian, Ebrahim berkata: "Aku bicara yang realitas, hidup ini sangat kejam. Awalnya, aku berencana tunggu kamu kembali aku akan menyuruh Elisa bercerai denganmu, tetapi karena demi persahabatan antara aku dan Ayahmu selama berpuluhan tahun, aku memutuskan untuk memberimu kesempatan."

"Setengah tahun, aku hanya akan memberimu waktu setengah tahun."

"Jika dalam waktu setengah tahun, kamu bisa menunjukkan prestasimu, aku tidak memintamu harus menjadi orang kaya, setidaknya mendapatkan jabatan kepala bagian, Direktur atau lainnya, aku akan membiarkanmu terus menjadi menantuku."

"Kalau tidak, kemasi barang-barangmu dan pergi."

"Aku orang yang konsisten."

Ekspresi wajah Elisa dan Sully menjadi masam, mereka berdua tidak begitu membenci Alvin, Alvin baru saja kembali Ebrahim sudah mengatakan kata-kata yang begitu tidak enak di dengar, benar-benar ingin mempersulitkan Alvin.

Ebrahim berdiri dan berkata, "Aku baru saja menerima pemberitahuan, aku harus kembali ke departemen untuk rapat, aku pergi dulu."

Sully bertanya, "Tetapi sebentar lagi perjamuan keluarga akan segera dimulai, apakah kamu tidak pergi?"

Ebrahim menggelengkan kepalanya, "Aku tidak pergi lagi, aku baru saja mendapatkan kabar bahwa Natusea akan datang seorang pemimpin baru. Aku harus kembali ke departemen pemasaran untuk rapat mendiskusikan bagaimana menyambut pemimpin baru ini. Dalam ha ini tidak boleh adanya kesalahan, ini menyangkut masa depan keluarga Soehadi kita, dan lebih menyangkut apakah ke depannya aku bisa naik jabatan atau tidak."

"Orang-orang di departemen lain pasti juga sedang memperhatikan hal ini, aku tidak boleh membiarkan orang lain mendahuluiku."

"Tuan Besar sana, kamu bantu aku menjelaskannya, o iya, Alvin, karena kamu pulang, pergilah bersama Elisa untuk hadir ke perjamuan keluarga, nantinya kamu akan mendapatkan pengalaman."

Ebrahim mengenakan mantelnya dan buru-buru meninggalkan rumah untuk mendiskusikan mau bagaimana menyambut pemimpin baru.

Di dalam ruangan, Sully menghibur Alvin: "Alvin, kamu jangan terlalu sedih, selama kamu berusaha bekerja keras, Ebrahim tidak akan mengatakan apa-apa tentangmu."

"Aku mengerti, Ibu."

Setelah itu, Alvin masuk ke dalam mobil Elisa dan melaju ke arah Hotel Yulon.

Hari ini adalah hari perjamuan tahunan keluarga Soehadi, semua orang yang ada di keluarga akan hadir.

Sepanjang jalan, Alvin memiringkan kepalanya dan melihat pemandangan di luar jendela tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Meskipun mereka adalah suami istri, namun mereka benar-benar tidak mengenal satu sama lain.

Elisa mengira Alvin masih marah, dan dia berkata dengan ringan: "Kamu tidak perlu terlalu sedih, Ayahku memang seperti itu. Sebenarnya, perkataannya benar, jika kamu masih tidak memiliki prestasi seperti ini, apakah menurutmu itu pantas?"

"Kamu tidak muda lagi, dan sejauh ini kamu masih belum memiliki prestasi apapun, kamu tidak mungkin membiarkan keluarga kami membiayaimu hidup selamanya, bukan? Kalau begitu apakah kamu masih termasuk seorang laki-laki?"

Alvin tetap acuh tak acuh, ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali.

Elisa sedikit marah dan menghela nafas, "Sudah tak tertolongkan lagi."

Ketika hendak tiba di Hotel Yulon, Elisa mengingatkan: "Setelah masuk nanti, kamu jangan banyak berbicara. Jika ada orang mengatakan sesuatu yang buruk terhadapmu, tersenyumlah dan lupakan saja, jangan terlalu mempermasalahkannya, apakah kamu sudah mengerti? "

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel