Ringkasan
"Dia korban perkosaan, mengapa malah dia yang dipenjara?" Nasib tragis dialami oleh Kayla Rusli yang dijebak dan diperkosa secara keji, tapi ia malah dijadikan tersangka dan dipenjara. Santiago Benedict, pengacara sekaligus kakak dari pemerkosa itu mati-matian membela adiknya yang kakinya lumpuh permanen akibat upaya perlawanan Kayla. Hingga akhirnya pria itu berhasil menjebloskan Kayla ke dalam penjara lima tahun lamanya. Kayla pikir, nasib malangnya akan berakhir setelah ia bebas dari penjara. Namun, tanpa terduga, takdir malah membuat Kayla terjebak dalam pernikahan dengan sang pengacara yang dibencinya itu. Bagaimana Kayla bertahan dalam pernikahan yang terasa bagai neraka itu? Bagaimana juga Kayla harus menghadapi sang pengacara dingin yang perlahan mulai menginginkannya, bahkan menuntut haknya sebagai suami? **
Korban yang Menjadi Tersangka
"Kau tahu kalau kau sangat seksi, Kayla!"
Seorang pria bengis terus menggerakkan tubuhnya di atas tubuh mungil Kayla.
Mereka sudah berada di ruang kerja di sebuah perusahaan dan ruangan itu pun menjadi saksi bagaimana kehormatan Kayla direnggut dengan begitu keji.
"Tidak! Tolong!" teriak Kayla sambil terus mendorong dada pria itu.
Namun, pria itu hanya menyeringai dan menikmati sendiri permainannya. Sedangkan Kayla sendiri terus menangis sambil merintih dengan begitu pilu.
Sungguh, Kayla tidak menyangka kedatangannya untuk interview kerja malah berakhir seperti ini.
Semua berawal dari seorang paman yang sangat Kayla percaya yang tiba-tiba datang menawarinya pekerjaan siang tadi.
"Kudengar kau sedang mencari pekerjaan, Kayla? Ada perusahaan yang membutuhkan karyawan baru dan bosnya memintamu datang untuk interview kerja nanti malam."
Tatapan Kayla pun berbinar-binar mendengarnya. "Benarkah itu, Paman?"
"Tentu saja!"
"Tapi mengapa interviewnya di malam hari?"
"Bosnya terlalu sibuk sehingga setelah jam pulang kantor, baru dia ada waktu untuk interview. Jangan khawatir, Kayla! Percayalah pada Paman. Paman sendiri yang akan mengantarmu nanti, Kayla."
"Ya ampun, maaf merepotkan, Paman. Terima kasih banyak, Paman!"
Kayla pun langsung tertawa sumringah dan terus berterima kasih pada pria itu.
Kayla sendiri masih berumur delapan belas tahun dan baru saja lulus SMA. Kayla yang yatim piatu hanya tinggal berdua bersama neneknya. Itulah mengapa Kayla sangat ingin segera bekerja untuk menggantikan neneknya mencari uang. Dan Kayla sangat menghargai bantuan dari sang paman.
Bahkan bayangan mendapatkan pekerjaan dan bisa membahagiakan neneknya di umur tuanya sudah memenuhi otak Kayla saat Kayla masuk ke gedung perusahaan itu.
Namun, siapa sangka sang paman malah menjebaknya.
Berniat survey lokasi untuk keperluan pribadinya, Bos perusahaan itu melihat Kayla di kampung tempat Kayla tinggal dan langsung terpesona pada pandangan pertama.
Bos itu pun membayar sang paman untuk membawa Kayla ke sini dan di sinilah Kayla, menjadi korban kebejatan sang Bos dan sang paman.
Kayla pun masih memberontak saat akhirnya pria itu menyelesaikan ronde pertamanya dan berniat untuk memulai ronde berikutnya.
"Kau membuatku ketagihan, Kayla!"
"Akhh! Tidak! Tidak!"
Dengan air mata yang masih terburai dan dengan sisa kekuatannya, Kayla pun mendorong keras-keras pria itu sampai pria itu tersentak kaget.
Kayla yang tadinya dibaringkan di atas meja kerja pria itu pun langsung bangkit berdiri dan berniat kabur.
Namun belum sempat Kayla berlari, pria itu sudah menangkap tubuh Kayla lagi.
"Mau ke mana kau, Sayang? Kita belum selesai!"
"Akhh, minggir, Pria Brengsek! Minggir!"
Kayla terus memberontak hingga akhirnya ia dan pria itu malah terjatuh ke lantai.
Pria itu kembali melakukan aksi bejatnya di lantai dan rasanya Kayla ingin mati saja karena rasa sakit yang teramat sangat.
Sambil menahan rasa perih saat tubuhnya terus digempur, tangan Kayla pun mulai menggapai barang apa pun di sekitarnya, hingga akhirnya Kayla berhasil meraih kaki kursi.
Tanpa pikir panjang, Kayla pun menarik keras kursi itu dan mengempaskannya mengenai wajah pemerkosanya.
Buk!
"Akhh! Apa yang kau lakukan, Wanita Sialan?"
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!"
Pria itu nampak agak lengah dan Kayla memanfaatkan kesempatan itu untuk bangkit berdiri.
Dengan sisa kekuatannya, Kayla pun terus memukulkan kursi hidrolik itu pada pria bejat itu.
Awalnya pria itu masih melawan sampai Kayla pun hampir terjatuh lagi, hingga entah kekuatan dari mana yang membuat Kayla bisa memukul dan terus memukulkan kursi itu ke bagian mana saja yang bisa diraihnya.
"Akhh, mati kau, Pria Brengsek! Mati kau, Pria Bejat!" teriak Kayla begitu emosi, kesakitan, dan hampir gila.
Di saat yang sama, seorang pria yang baru saja masuk ke gedung perusahaan sudah berlari ke arah suara teriakan yang ia dengar. Pria itu adalah Santiago Benedict, kakak dari sang pemerkosa yang malam itu memang mencari adiknya ke perusahaan.
Dan saat Tiago masuk ke ruang kerja di mana sumber suara terdengar, Tiago pun langsung membelalak saat melihat adiknya sudah terkapar di lantai dengan seorang wanita yang berdiri tidak jauh di depannya.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan, Brengsek?" bentak Tiago kasar yang langsung menghambur masuk ke ruangan itu.
Kayla sendiri begitu panik melihat ada orang yang masuk.
Tadinya Kayla sudah buru-buru memakai bajunya lagi dan bersiap keluar sambil memeluk tasnya, namun baru saja Kayla akan melangkah, pintu ruangan sudah dibuka.
Tiago sendiri langsung berjongkok di samping adiknya dan memeriksa adiknya yang sudah tidak berdaya itu.
"Simon! Simon, bangun! Apa yang terjadi denganmu, Simon?"
Tiago menepuk wajah Simon beberapa kali dan Simon pun membuka matanya sangat kecil.
Tiago pun berusaha mengangkat tubuh Simon, namun tubuh adiknya itu terasa seperti tidak bertulang sampai Tiago makin membelalak.
"Apa yang terjadi denganmu, Simon?"
"Wanita sialan menggodaku dan saat aku menolaknya, dia mengamuk dan memukulku ...," dusta Simon sambil merintih kesakitan.
Tiago yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah Kayla sampai Kayla makin ketakutan.
"Apa yang kau lakukan, Wanita Sialan? Apa yang kau lakukan pada adikku?"
Kayla sudah menahan napasnya begitu tegang dan ia terus melangkah mundur.
"Tidak! Itu bohong! Dia ... dia memperkosaku. Dia menodai aku, karena itu aku memukulnya," aku Kayla sambil terus menggeleng.
Tiago langsung menoleh ke arah kursi yang sudah tergeletak di sana dan amarahnya pun mencuat.
"Apa kau bilang? Dia memperkosamu? Apa ada buktinya, hah? Jangan memfitnah adikku! Yang terlihat adalah kau yang memukulnya sampai seperti ini! Kau memukulnya dengan kursi itu kan? Wanita biadab kau!"
Dengan cepat, Tiago pun bangkit berdiri dan menerjang Kayla.
Tentu saja tidak ada yang percaya pada Kayla saat ini karena Simon sudah tergeletak di sana.
Bahkan entah sejak kapan, Simon sudah memakai lagi celananya sampai tidak ada jejak pemerkosaan.
Kayla sampai gemetar dan terus menggeleng saat akhirnya Tiago sudah berhasil mencekal tangan Kayla.
"Aku tidak tahu mengapa dia bisa begitu! Aku tidak tahu!"
"Jelaskan saja di kantor polisi, Wanita Sialan! Kau sudah berani menyakiti adikku dan aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
*
"Pria itu mengalami lumpuh permanen di bagian kakinya sehingga dia harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda. Kau benar-benar sudah melakukan kejahatan besar, Kayla," seru seorang polisi wanita yang duduk di samping Kayla.
Seketika tubuh Kayla pun gemetar mendengarnya.
Beberapa hari setelah kejadian naas itu, mendadak polisi mendatangi rumah Kayla dan menangkapnya.
Suasana pun begitu heboh di kampung Kayla dan Nenek Kayla sampai pingsan saat Kayla dibawa oleh polisi.
Kayla yang masih mengalami trauma pasca pemerkosaan pun sudah tidak berdaya, tapi seolah Kayla dipaksa untuk mengakui bahwa semua adalah salahnya.
Dan di sinilah Kayla berada, duduk di sebuah kursi yang terasa sangat dingin dan menyeramkan di depan ruang sidang dengan status sebagai tersangka penganiayaan.
Sungguh Kayla ini hanya korban perkosaan yang membela diri, tapi mengapa ia malah ditetapkan menjadi tersangka dan harus diadili.
Dingin! Kayla menggigil sampai ia memeluk tubuhnya sendiri dengan air mata yang tidak berhenti mengalir.
Dan Kayla langsung merasa kehilangan semua oksigennya saat ia melihat sosok itu muncul sambil melangkah mendekatinya.
Santiago Benedict, kakak si pemerkosa yang ternyata adalah seorang pengacara.
Kayla makin ketakutan melihat sorot mata penuh kebencian dari pria itu.
"Kuharap kau sudah siap untuk mendapatkan hukumanmu, Kayla Rusli!" seru Tiago dengan nada yang mengintimidasi.
"Aku tidak bersalah! Sungguh aku tidak bersalah! Kumohon batalkan semua ini!" Kayla masih mencoba membela dirinya.
Namun, Tiago malah menyeringai sambil menekan rahang Kayla sampai Kayla pun mendongak menatapnya.
"Biar bukti yang bicara, Wanita Sialan! Kau sudah mencari masalah dengan orang yang salah dan aku bersumpah akan membuatmu membusuk di penjara, Kayla Rusli!"
**