Prolog
Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Ravenna dan Eldrion yang ketiga tahun. Seperti tahun sebelumnya, Ravenna telah menyiapkan makan malam untuk merayakan pernikahan mereka. Ada juga kue yang indah yang ia buat sendiri dengan lilin di atasnya.
Dan seperti biasanya juga, Eldrion kembali terlambat, tapi tetap saja Ravenna menunggu pria itu pulang.
Sekarang mereka berdua ada di meja makan, duduk saling berhadapan.
"Ayo bercerai." Ravenna mengangkat wajahnya, menatap sang suami yang telah menikah dengannya selama tiga tahun ini.
Mereka belum makan, tapi Ravenna sudah membicarkan sesuatu yang membuat ia kehilangan selera makannya.
"Apakah kau tahu apa yang sedang kau katakan?" Eldrion membalas tatapan Ravenna dengan acuh tak acuh seperti biasanya.
"Ya, aku tahu apa yang aku katakan. Sudah tiga tahun, aku rasa tidak ada lagi yang perlu dipertahankan dalam pernikahan ini."
"Jika itu yang kau inginkan maka mari lakukan." Eldrion tidak akan repot untuk menahan Ravenna. "Pastikan kau sudah membicarakan hal ini dengan Kakek. Aku tidak ingin melihatnya dengan drama kematian lagi."
"Aku akan bicara pada Kakek besok," jawab Ravenna.
Eldrion pikir tidak ada lagi yang perlu mereka bicarakan, jadi pria itu segera meninggalkan ruang makan. Ia bahkan tidak mencicipi makanan yang dibuat oleh Ravenna mala mini.
Hati Ravenna mencelos. Ada senyum sedih di wajahnya. Ia sudah menduga hal ini, Eldrion tidak akan menahannya.
Hubungan mereka baik-baik saja sampai pagi tadi, semuanya masih berjalan seperti biasanya. Bukankah normal jika Eldrion bertanya padanya kenapa ia ingin berecerai. Namun, pria itu tidak menanyakan tentang hal itu sama sekali. Seolah ia tidak ingin repot untuk tahu tentang hal itu.
Ravenna melihat ke lilin yang masih menyala, ia meniup lilin itu sendirian. Setelah ini tidak akan ada lagi perayaan seperti ini.
Ravenna tidak akan menyesali keputusan yang sudah ia ambil. Tiga tahun ini ia menjalani pernikahan yang dingin. Eldrion tidak pernah bersikap kasar padanya, pria itu tidak memukul atau mencacinya, tapi Eldrion juga tidak memperlakukannya dengan baik dan hangat.
Mereka telah hidup dalam sebuah pernikahan yang dingin. Ravenna menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik, ia melayani Eldrion di atas ranjang, ia menyiapkan segala kebutuhan Eldrion dan memastikan perut pria itu terisi ketika keluar dan kembali ke rumah mereka.
Hanya saja, hanya dirinya yang bersikap seperti itu. Eldrion sangat acuh tak acuh. Satu-satunya kehangatan yang diberikan Eldrion hanyalah di atas ranjang. Mereka jarang berbincang atau berinteraksi satu sama lain.
Di pernikahan ini, Ravenna sudah melakukan yang terbaik, tapi tetap saja tiga tahun tidak bisa membuat Eldrion berubah jadi mencintainya.
Dan sekarang Ravenna sudah menyerah. Ia tidak akan terus mengikat Eldrion dalam sebuah pernikahan yang tidak bahagia. Sudah saatnya bagi dirinya untuk membebaskan Eldrion dari pernikahan yang tidak pria itu inginkan.
Cinta pertama Ravenna berakhir seperti ini, dan ia tidak menyesalinya. Jatuh cinta pada Eldrion adalah sesuatu yang tidak ia rencanakan, itu hanya datang begitu saja. Jadi ia pikir suatu hari nanti perasaan itu juga akan pergi dengan sendirinya.
tbc