Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5. Lama Tidak Bertemu

Setelah lima tahun tidak menginjakan kakinya di benua Amerika, hari ini Ravenna kembali ke tempat ini lagi. Kemarin ia menghubungi Theodore dan ia mengetahui bahwa Theodore sakit.

Awalnya Theodore hanya mengatakan bahwa ia sakit biasa saja, tapi kemudian pelayan utama Theodore mengatakan bahwa penyakit lama Theodore kambuh. Dan selama beberapa tahun belakangan ini kondisi kesehatan Theodore memang terus menurun.

Ravenna merasa sangat khawatir dengan Theodore. Sampai detik ini ia masih tidak lupa bahwa ia memiliki begitu banyak utang pada pria tua itu.

Lima tahun ini ia tidak pernah mengjungi Theodore, jadi ia memutuskan untuk kembali sementara waktu agar bisa merawat Theodore.

Selain itu ia juga ingin mempertemukan Theodore dengan cicitnya. Ia tidak ingin datang terlambat dan tidak bisa memberitahu Theodore bahwa pria itu memiliki cicit.

Saat ini Ravenna sedang berada di dalam taksi bersama dengan seorang anak laki-laki berusia empat tahun lebih dan juga Seraphim.

"Bu, apakah kita akan segera sampai?" Quillon sangat tidak sabar untuk bertemu dengan kakek buyutnya. Ia telah diceritakan banyak hal oleh ibunya tentang kakek buyutnya yang sangat baik hati dan penyayang.

"Kita akan sampai sebentar lagi." Ravenna mengelus puncak kepala putranya dengan lembut.

Dua puluh menit kemudian, taksi sampai di rumah sakit. Ravenna tidak bisa membawa Quillon bersamanya, karena Quillon masih balita.

"Sayang, Ibu akan masuk dulu. Bibi Seraphim akan membawamu bermain di taman sementara Ibu bertemu dengan Kakek buyut."

"Baik, Bu." Quillon sudah diberitahu oleh Ravenna bahwa dia tidak bisa masuk ke rumah sakit karena masih kecil, jadi bocah laki-laki itu hanya bisa menunggu di taman.

Ravenna segera melangkah menuju ke ruang rawat Theodore. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam ruangan.

"Ravenna." Theodore terkejut melihat siapa yang datang. Saat ini penampilan Ravenna sudah sangat berubah. Saat menikah dengan Eldrion, Ravenna selalu mengenakan pakaian khas ibu rumah tangga, pakaiannya sangat sederhana dan membosankan.

Namun, hari ini Ravenna mengenakan pakaian dengan formal yang penuh gaya. Pakaian itu sangat cocok dipakai oleh Ravenna. Ia terlihat begitu cantik dan memukau dengan pakaiannya ditambah juga dengan riasan yang ia kenakan.

"Kakek." Ravenna mendekati Theodore. Ia segera memeluk pria tua itu.

"Kenapa kau tidak memberitahu Kakek jika kau akan datang?" tanya Theodore.

"Aku ingin memberi Kakek kejutan." Ravenna membalas dengan lembut.

"Cucuku, Kakek sangat merindukanmu." Lima tahun Theodore tidak melihat Ravenna, ia benar-benar rindu. Saat menikah dengan Eldrion, setiap akhir pekan Ravenna akan menginap di kediamannya. Wanita itu akan merawat dan menemaninya.

"Aku juga sangat merindukan, Kakek. Maafkan aku karena baru datang sekarang." Ravenna sangat menyesal. Ia seharusnya lebih sering mengunjungi Theodore.

"Tidak apa-apa, kau sibuk. Kakek juga mengerti kesibukanmu."

Ravenna melepaskan pelukannya dari tubuh Theodore. "Bagaimana kondisimu hari ini, Kakek?"

"Aku sudah sangat baik, aku seharusnya boleh pulang hari ini, tapi dokter mengatakan bahwa aku harus berada di sini untuk beberapa hari ke depan."

Ravenna tersenyum kecil. "Kakek harus mengikuti apa kata dokter, itu semua demi kesehatan Kakek."

"Kakek mengikuti kata dokter, itulah kenapa Kakek masih di sini hari ini," balas Theodore. "Bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Semuanya berjalan dengan lancar."

"Kakek sangat bangga padamu. Kau luar biasa."

"Terima kasih, Kakek."

Di dunia fesyen Ravenna memilih untuk bekerja tanpa mengenalkan dirinya pada publik. Ia menjadi salah satu perancang busana misterius yang paling banyak diminati oleh orang-orang kaya.

Theodore tahu pencapaian Ravenna karena ia meminta seseorang untuk mencari tahu tentang karir Ravenna.

"Kakek, aku memutuskan untuk tetap berada di negara ini selama beberapa bulan ke depan, jadi aku akan terus mengunjungimu."

"Itu sangat bagus." Theodore senang mendengarnya.

Ravenna dan Theodore terus berbincang selama beberapa saat sampai akhirnya Ravenna memutuskan untuk pergi dulu.

Putranya harus beristirahat karena mereka melakukan perjalanan yang cukup melelahkan.

Ravenna melangkah menuju ke pintu, tapi belum ia membuka pintu, itu sudah terbuka lebih dahulu.

Sejenak dunia Ravenna membeku. Sosok yang berdiri di depannya juga membeku. Mereka berdua saling menatap.

Sudah lima tahun ia tidak pernah bertemu, melihat atau mencari tahu tentang Eldrion sama sekali. Hari ini adalah pertemuan pertama mereka setelah lima tahun tidak bertemu.

Ravenna tidak memiliki niat untuk menghindari Eldrion, jadi ia sudah siap dengan pertemuan seperti ini.

Aura Eldrion masih sama seperti biasanya, terlalu tinggi dan perkasa. Hal ini lah yang membuatnya selalu mengagumi Eldrion.

Lima tahun tidak membuat perubahan pada Eldrion, tatapannya masih sama dinginnya, atau mungkin menjadi lebih dingin sekarang.

Ravenna mengejek dirinya di dalam hati. Apakah ia masih mengharapkan ada jejak kehangatan pada pria ini?

Eldrion tidak menyangka bahwa hari ini ia akan bertemu kembali dengan Ravenna. Terjadi begitu banyak perubahan pada Ravenna.

Wanita itu tidak seperti Ravenna yang ia lihat terakhir kali. Pakaiannya bukan lagi gaun sederhana yang terlihat membosankan. Saat ini Ravenna mengenakan setelan kerja berwarna cokelat muda. Kancing blazernya dibiarkan terbuka. Ia mengenakan dalaman dengan leher v berwarna putih.

Rambutnya yang bergelombang diikat menjadi satu. Ia mengenakan riasan yang membuat wajahnya terlihat jauh lebih memikat.

"Lama tidak bertemu, Tuan Eldrion." Ravenna bicara dengan formal pada Eldrion. Ia menunjukan senyuman ringan di wajahnya.

Eldrion sudah terbiasa menunjukan wajah dingin. Ia seharusnya membalas senyuman Ravenna, tapi ia tidak melakukannya.

"Lama tidak bertemu, Ravenna."

"Anda pasti ingin menjenguk Kakek, silahkan." Ravenna menyingkir, memberi jalan untuk Eldrion.

Eldrion tidak melangkah. Ia masih tetap pada tempatnya. "Apakah kau akan pergi?"

"Ya. Saya memiliki sedikit pekerjaan, saya permisi." Ravenna mengangguk sopan lalu kemudian melangkah melewati Eldrion.

Eldrion harusnya menahan Ravenna, tapi ia tidak memiliki alasan untuk menahan wanita itu. Pada akhirnya ia hanya membiarkan Ravenna pergi.

"Ravenna akan berada di negara ini selama beberapa bulan ke depan." Theodore memberitahu Eldrion.

Eldrion segera tersadar, ia melangkah mendekati kakeknya. "Bagaimana kondisi Kakek sekarang?"

"Sangat baik." Theodore merasa ia jauh lebih baik setelah bertemu dengan Ravenna.

"Syukurlah kalau begitu." Eldrion lega mendengarnya.

"Bagaimana Ravenna sekarang menurutmu?" Theodore ingin tahu pendapat Eldrion.

"Apa yang ingin Kakek dengar?"

"Dia terlihat sangat berbeda, bukan? Cantik dan berkelas."

"Ya, itu benar."

"Dia mengatakan pada Kakek bahwa dia ingin memperkenalkan seseorang pada Kakek. Apakah mungkin itu kekasihnya atau suaminya?" Theodore penasaran tentang hal ini. Ia pikir jika Ravenna ingin mengenalkan seseorang padanya, maka mungkin orang ini pasti sangat penting dalam hidupnya. Ia menduga itu mungkin kekasih atau mungkin suami Ravenna.

Eldrion diam, wajahnya masih tetap tenang, tapi di dalam hatinya ia terganggu.

"Apakah Kakek sudah makan siang?"

"Sudah, Ravenna yang menyuapi Kakek tadi," jawab Theodore.

"Kalau begitu istirahatlah lagi," seru Eldrion.

"Ya, kau kembalilah ke kantor. Ada kepala pelayan yang menjaga Kakek di sini."

"Baik." Eldrion memiliki begitu banyak pekerjaan. Jika bisa, ia akan menggunakan dua puluh empat jam dalam sehari hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Eldrion kemudian meninggalkan rumah sakit. Di dalam mobil, pria itu hanya melemparkan pandangaya ke luar jendela.

Ia kembali teringat pada sosok Ravenna tadi. Eldrion bukannya tidak menyadari bahwa mantan istrinya memiliki wajah yang cantik. Ia hanya tidak berpikir melihat sisi lain Ravenna.

Sepertinya dalam lima tahun ini Ravenna menjalani hidupnya dengan baik. Ia seperti bunga yang sedang mekar sekarang.

Ucapan kakeknya tadi berputar di kepalanya. Ravenna ingin mengenalkan seseorang pada kakeknya. Sejujurnya tidak heran jika Ravenna akan memulai hubungan dengan pria lain setelah bercerai dengannya. Hanya saja, ia tidak begitu senang mendengar hal ini.

Ravenna begitu mudah bangkit, tapi di sini ia masih terpuruk. Ia bahkan tidak berpikir untuk memulai hubungan yang baru dengan seorang wanita.

Dalam hal ini Eldrion tidak bisa menyalahkan Ravenna. Ia telah menyia-nyiakan Ravenna selama tiga tahun, Ravenna berhak mendapatkan pria yang bisa memperlakukannya dengan baik. Meskipun saat ini Eldrion merasa bahwa ia juga bisa memperlakukan Ravenna dengan baik.

**

"Aku bertemu dengan Eldrion tadi." Ravenna memberitahu Seraphim setelah ia menidurkan putranya. Hari ini ia masih membawa putranya ke hotel karena villa yang menjadi miliknya sedang dibersihkan.

Selama ia tinggal di negara ini, ia akan menggunakan villa itu.

"Lalu?" Seraphim menatap Ravenna ingin tahu.

"Dia masih dingin seperti biasanya."

"Aku rasa setelah ini dia tidak akan pernah menikah lagi. Tidak aka nada wanita yang tahan dengan sikap dinginnya itu."

Sebenarnya Ravenna bisa mengerti kenapa Eldrion begitu dingin. Eldrion adalah seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh kakeknya. Ia tidak mendapatkan begitu banyak cinta. Sejak kecil ia juga dibentuk sebagai pewaris dari keluarga kaya di mana cinta tidak begitu dibutuhkan.

Eldrion tidak ditakdirkan untuk menjadi pria lembut, karena di dunia bisnis, kelembutan tidak digunakan sama sekali.

Hanya saja, meski mengetahui tentang hal itu. Ravenna dulu pernah berharap bahwa setidaknya Eldrion akan menjadi sedikit hangat padanya, istrinya.

"Apakah kau akan memperkenalkan Eldrion dengan Quillon?"

"Aku masih belum memikirkannya. Membayangkan Quillon akan ditolak oleh ayahnya sendiri, itu membuat hatiku sakit." Ravenna telah diperlakukan seperti itu oleh Eldrion, ia baik-baik saja dengan itu, tapi jika putranya yang diperlakukan seperti itu ia mana mungkin tahan.

Seraphim mengerti perasaan Ravenna. Ia hanya bisa memegang bahu Ravenna dan mendukungnya. "Kau adalah ibunya, kau tahu apa yang terbaik untuk Quillon."

Ravenna tersenyum kecil. "Terima kasih, Sera."

Selama lima tahun ini Seraphim adalah orang yang telah banyak berjasa padanya. Saat ia sibuk, Seraphim yang akan menjaga dan merawat Quillon.

Bagi Quillon, Seraphim adalah ibu keduanya. Wanita yang juga ia cintai setelah ibunya sendiri.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel