Ringkasan
Carmen tidak menyangka jika hidup sempurna yang selama ini dia miliki akan berakhir dengan sekejap mata. Anggar, pria yang selama ini menjadi sandaran, nyatanya tega memupus impian keluarga.
Bab 1
Carmenita PoV
Namaku Carmenita Azzura umurku sudah melebihi kepala tiga, aku biasa dipanggil Carmen. Kata orangtuaku nama Carmen memiliki arti penjaga dan cukup indah bukan penyebutannya ? Namun, nama itu sudah memberiku kegagalan dalam menjaga martabat keluargaku.
Ia aku meruntuhkan martabat keluargaku dengan meninggalkan kehidupan serba berkecukupan ku selama ini. Meski begitu, aku tak ingin gagal dalam menjaga buah hatiku.
Kalen Azzura, bocah lelaki berumur 5 tahun itu menjadi satu satunya sandaran dan tempatku mencurahkan seluruh perhatianku.
Untuk anak seusianya, Kalen tumbuh sebagai anak yang sangat mandiri. Diusia balita dia sudah bisa melakukan kegiatan pribadinya sendiri seperti mandi dan makan.
Aku bersyukur pada Tuhan disetiap sujudku karena memiliki putra sepeti Kalen.
Diusiaku yang sudah tak muda lagi, aku ingin menghabiskan sisa waktuku hanya untuk membahagiakan Kalen seorang.
Saat ini aku bekerja di sebuah perkebunan teh, karena jenjang pendidikanku lebih tinggi dari teman temanku, aku memiliki jabatan menjadi seorang Public accountant. Pekerjaan yang mewajibkan aku untuk menghitung beberapa data perusahaan.
Di Sukabumi inilah aku menggantungkan hidupku kembali. Aku meninggalkan seluruh kemewahan dan kemudahan yang orangtuaku berikan padaku.
Hari ini putraku satu-satunya tepat berumur 5 tahun. Selama lima tahun ini putraku tak mendapatkan kasih sayang dari Oma dan Opa nya.
UntukKini aku sedang mengunjungi salah satu toko roti di kota tersebut. Toko Roti favoritku dan Kalen putra semata wayangku. Rencananya aku ingin memberikan kejutan ulang tahun di Taman Kanak-kanak putraku
Hari ini aku mengenakan setelan blazer Coklat muda yang dipadukan dengan celana kain dengan warna hitamsenada tersebut sedang memilih milih beberapa cup cake serta muffin kesukaan putraku
“Aku akan membagi beberapa kue ini untuk teman teman Kalen !” gumam diriku sambil memilih milih beberapa kue lezat di depan mataku
#Carmen PoV off
Carmen menahan keangkuhannya, bagaimanapun Kalen adalah buah hatinya. Meski ia sangat membenci ayah kandung dari Kalen.
“Mami, jangan sampai lupa menjemput Kalen ya Mi!” pesan sang buah hati tatkala ia mengantar Kalen tadi pagi ke Taman Kanak-kanak tempat Kalen menimba ilmu.
Tepat pukul 11.00 siang.
Taman Kanak-kanak Al-Azhar tempat Kalen menimba ilmu. Suara riuh sudah terdengar dari luar sekolah ketika petugas membunyikan lonceng tanda berakhirnya proses belajar mengajar.
Segerombolan anak-anak usia rata-rata 5-6 tahun saling berlarian menuju tempat dimana orang tuanya menunggu mereka. Tak terkecuali Kalen dan beberapa temannya. Mereka berlarian celingak-celinguk mencari orang tua mereka.
“Bruaaaaakkkkk...., ciiitttt...” suara benturan diikuti suara rem mendadak dari sebuah mobil mewah di lingkungan sekolah TK Al-Azhar.
“Kalen ....” suara guru dan beberapa siswa siswi teman Kalen.
Keluarlah seorang lelaki berpenampilan rapi yang mengenakan setelan kerja yakni berjas dan berdasi lengkap seperti seorang eksekutif muda.
“Saya akan bertanggungjawab, bawa masuk ke mobil saya dan saya akan membawa anak ini ke rumah sakit !” Pria yang tak dikenali identitas itupun menyuruh anak buahnya untuk mengangkat tubuh tak berdaya bocah lelaki tersebut.
Wali kelas Kalen pun ikut serta membawa Kalen kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan secepatnya. Tak lupa Guru wanita Kalen itupun memberi kabar pada Carmen selalu wali murid Kalen.
Di tempat lain, Carmen yang dalam perjalanan menuju Sekolah anaknya mendengar bunyi gawainya. Ia pun segera mengangkat Gawai miliknya tersebut setelah membaca nama yang tertera di layar gawai miliknya.
“Hallo Assalamualaikum,” kata Guru Kalen menelepon Carmen.
“Waalaikumsalam wr wb Bu Fatimah,” sahut Carmen yang kini sedang berada di dalam taksi online menuju sekolah putranya.
“Bu Carmen, Kalen mengalami kecelakaan sekarang kami sedang membawa Kalen ke Rumah sakit Umum,” jelas Bu Fatimah Guru kelas Kalen.
Bak disambar petir di siang bolong, Carmen menjatuhkan ponsel yang sedang ia genggam di tangannya. Dadanya terasa penuh sesak. Bagaimana bisa tepat dihari ulang tahunnya Kalen mengalami Kecelakaan. Bagaimana Guru TK Kalen menjaga anak kesayangan.
“Bu Carmen, Bu..” panggil Bu Fatimah ketika tak ada jawaban dari Carmen. Guru Kalen itu masih mengikuti mobil di depannya yang sedang membawa anak didiknya untuk segera ditangani.
“Iya saya akan segera kesana !” sahut Carmen setelah sekian detik dirinya tersadar dari lamunannya.
“Ya Allah cobaan apa lagi yang akan Engkau berikan pada HambaMu ini, Tolong selamatkan Nyawa putraku bila perlu Nyawaku lah yang akan menggantikannya,” dalam hati Wanita dewasa itu tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan putranya.
Mobil taksi online pun berbalik arah yang tadinya akan menuju sekolah Kalen kini berbelok menuju rumah sakit umum. Untung saja Driver online itu tak keberatan membantu Carmen yang sedang dalam kesulitan.