Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

1

"Pagi Pah, Mah ... Hai kembar, how are you. Klaian tambah lucu aja sih, gemesin," ucap Dara yang kini terlihat semakin ceria dan perlahan melupakan kisah lalu yang sempat membuatnya terpuruk.

"Pagi Dara sayang. Heemmm ... Wangi amat ya, mau kemana? Bukannya ini hari libur?" tanya Rey menutup ponselnya dan fokus memperhatikan Dara dan penampilannya.

Dara sudah menangkupkan roti tawar yang di oles dengan cokelat lalu menggigitnya dengan nikmat. Sarapan sederhana tapi tetap enak dan mengenyangkan.

"Main Pah. Biasa nge -mall sama Gea dan Grace," ucap Dara yang sudah hampir dua tahun sekolah di sini sudah memiliki teman akrab atau biasa di sebut bestie.

"Inget ya Dara," ucapan Rey langsung terhenti saat Dara langsung menyela ucapan Rey.

"Jangan lupa kabarin Papah, video call setiap jam, pulang gak boleh terlalu sore, jangan lupa makan dan gak usah kenal lelaki. Itu kan yang mau Papah bilang ke Dara," ucap Dara santai lalu menyeruput susu putih kesukaannya.

Rey hanya mengangguk kecil membenarkan ucapan putrinya itu. Rey tak bisa terlalu keras, takutnya Dara kembali depresi seperti beberapa tahun lalu karena pelecehan seksual yang sempat akan terjadi pada dirinya.

"Dara sayang ... Papah kamu itu benar. Papah itu cemas dan khawatir sama kamu. Itu tandanya Papah sayang sama kamu," ucap Clara mengusap kepala Dara.

"Iya Mah, Dara paham. Tapi sebentar lagi Dara kan sudah mau es em a, masa masih di perlakukan kayak anak kecil sih?" ucap Dara lirih.

"Iya deh udah besar. Maaf ya sayang. Makanya bisa jaga diri biar gak bikin Mamah dan Papah khawatir," ucap Clara masih trauma juga dengan kejadian lalu yang sempat menimpa putrinya.

Ya, dua tahun lalu, hal yang membuat Rey dan Clara tak pernah menyangka akan terjadi pada putrinya. Dara yang ingin makan malam bersama Dimas saat itu setelah kemenangan perlombaan olimpiade. Dimas mencoba mencium Dara, namun Dara menampik dan pergi meninggalkan Dimas.

Dalam perjalanan pulang, Dara di cegat oleh tiga orang lelaki yang tak di kenalnya dan ketiga lelaki itu dengan sengaja memutari Dara dan merobek pakaian Dara.

Untung saja, Lio datang tepat waktu dan membawa Dara yang sudah menangis histeris.

Sejak kejadian itu, Lio langsung membawa Dara ke Amerika. Dimas sempat beberapa kali mencari Dara tetapi keluarga Dara tak memperbolehkan Dimas mengetahui dimana Dara.

Tak berselang lama, suara klakson mobil berbunyi nyaring di depan rumah Dara sebanayk tiga kali. Itu tandanya, dua sahabat Dara sudah datang utnuk menjemput Dara.

"Mah, Pah, Dara berangkat dulu ya? Gea sama Grace udah datang," ucap Dara yang langsung berdiri dan mencium pipi Rey dan Clara bergantian sekaligus berpamitan.

Rey dan Clara hanya bisa menghela napas dalam dan menghembuskan pelan.

"Hai ... Ra, ayo," panggil Gea dan Grace yang berada di dalam mobil.

Dara pun melambaikan tangannya dan kemudian masuk ke dalam mobil duduk di samping Grace yang menyetir mobil.

"Hai semua ... Kita jado nonton kan?" tanya Dara penuh semangat.

"Jadi dong, film dewasa," ucap Gea tertawa keras.

"Hemmm ... Please kita masih anak -anak, jangan nonton yang seperti itu," ucap Dara merasa tak yakin. Ingatannya kembali pada kejadian itu.

"Tenang aja Dara, pokoknya hari ini kita harus bahagia sebelum ujian akhir," ucap Grace menengahi.

Selama berada di Amerika, Dara sudah beberapa kali bertemu dengan Abigail. Namun, sikap Abigail terlihat berbeda dan berusaha menghindari Dara. Dara pun tak peduli, ia memang rindu pada sosok Abigail tapi Dara tidak mau ambil pusing dengan sikap Abigail yang berubah itu.

Mobil sedan berwarna biru telor asin itu sudah sampai di sebuah mall besar dan lengkap. Di bagian bawah adalah tempat berbelanja, di bagian tengah tempat untuk makan dan di bagian atas etmpat untuk bermain anak serta bioskop untuk menonton.

"Masih pagi nih, kita makan dulu aja, gimana?" ajak Gea kemudian.

"Ke Toko Buku," ucap Dara singkat.

"Ke Toko Buku lalu makan baru nonton," pinta Grace.

"Oke," jawab Dara dan Gea serempak menyetujui.

Ini bukan pertama kalinya Dara pergi bersama kedua sahabatnya. Dara mengeluarkan ponsel untuk menelepon Papahnya untuk memberitahu dimana ia berada. Dara tersenyum saat melihat Papahnya langsung menerima panggilan Dara dan memperlihatkan kedua sahabatnya Gea dan Grace.

"Inget ya Dara ..."

"Iya Pah. Udah deh gak usah di bahas terus. Dara bukan anak kecil," ucap Dara kesal lalu mematikan ponselnya.

Papah Rey selalu seperti itu, mengkhawatirkan yang berlebihan membuat Dara malah risih sendiri.

"Ehhh ... Kita barengan yuk?" ajak Grace pada Dara dan Gea.

"Barengan? Sama siapa?" tanya Dara bingung.

"Itu Kak Keanu lagi jalan sama ceweknya," ucap Grace menunjuk ke arah Keanu yang sedang duduk di samping perempuan dengan pakaian kurang bahan.

"Oke," jawab Dara pasrah.

Ketiga gadis ABG itu lalu duduk satu meja dengan Keanu, Kakak Grace.

"Kenalin, temen Grace, ini Gea dan ini Dara," ucap Grace ramah.

"Gea."

"Dara."

"Keanu dan ini Sophia," jawab Keanu dengan senyum tipis memperlihatkan pesonanya. Keanu menatap Dara tak berkedip. Ia merasa familiar dengan wajah Dara, tapi siapa? Keanu lupa.

"Katanya double date Kak? Mana pasangan satunya?" tanya Grace yang pada Keanu.

"Bentar lagi dateneg. Ayo pesen apa. Kali ini biar kakak yang traktir, karena temen kakak itu baru saja jadian sama cewek. Pasti bahagia banget kan? Nraktir kita gak akan rugi dibandingkan sama doanya," ucap Keanu tertawa. Senyum Keanu begitu manis dan menatap lekat ke arah Dara.

Keanu melambaikan tangannya saat melihat teman dan pasangan temannya itu datang.

"Datang juga akhirnya yang di tunggu," ucap Keanu berbisik sambil mecium pipi Shopia di depan ketiga anak baru gede itu.

Maklum ini memang Amerika, pergaulan seperti itu emmang sudah biasa, tapi tidak bagi Dara. Dara seperti muak melihat lelaki yang begitu ramah dalam tanda kutip.

"Abi! Zia! Sini!" ucap Keanu keras membuat kedua mata Dara melotot dan tak berani mmebalikkan tubuhnya. Jantung Dara berdegup dengan keras sekali dan ingin mencelos begitu saja dari tubuhnya.

"Sorry ya lama. Maklum kalau nunggu cewek dandan itu kan gak bisa nunggu tukang gorengan yang sat sut set," ucap Abigail datar lalu duduk di kursi yang masih kosong. Abigail memundurkan kursi untuk Zia dan gadis itu duduk di samping Zia.

Deg ...

Deg ...

Deg ...

Dada Dara makin bergemuruh. Benar saja lelaki itu adalah Abigail. Lelaki yang beberapa hari terakhir ini selalu hadir dalam mimpi Dara. Lelaki yang hebat membuat Dara tiba -tiba merindukannya.

Dara menunduk dan meremat kedua tangannya. Abigail menatap ketiga gadis yanga ada di sampingnya dan bertanya pada Keanu, temannya.

"Siapa nih?" tanya Abigail.

"Ini Grace, adikku. Ini sahabat Grace. Saiap tadi namanya Grace?" tanya Keanu pada Grace.

"Hai ... Ini dua temanku, Gea dan Dara. Ra ... Dara, angkat kepalanya dong," titah Grace pada Dara yang terpaksa mengangkat wajahnya.

Kedua bola mata Dara menatap lekat ke arah Abigail, dan begitu juga sebaliknya.

"Da -ra?"

"Kak Abi,"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel