Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 9

HAPPY READING

***

Tobias meraih cangkir di hadapannya, ia tahu kalau ucapannnya tadi lepas control. Ia memang menginginkan Angel lebih dari apapun itu. Ia tidak peduli dengan status social di masyarakat, bahwa ia sudah memiliki anak dari seorang penyanyi ternama bernama Raisa. Walau beberapa tahun belakangan ini dia mengundurkan diri dari dunia entertaimen yang membesarkan namanya, tetap saja fans nya masih banyak.

Tobias tahu kenapa Raisa mengundurkan dari dunia hiburan. Tentu saja dia memikirkan kehidupannya, dia tidak ingin mendapat sanksi social, apalagi dia seorang artis ternama. Memiliki anak di luar nikah di Indonesia merupakan aib. Sangat berat ujiannya karena akan menjadi bahan gunjingan.

Merawat anak sendiri itu bukanlah hal yang mudah, apalagi baru pertama. Ia tahu kalau ada resiko yang ia ambil ketika berhubungan intm, apalagi ia belum menikah. Karena ini sudah kejadian dan berlangsung ama, maka ia akan menebus dosa besarnya terhadap Raisa. Sungguh ia merasa berdosa jika ia lari tanggung jawab, apalagi dengan pengabaian.

Raisa mempertahankan anak di kandungannya merupakan hal yang luar biasa. Setidaknya melahirkan anak tersebut, sama juga menyelematkan seseorang. Setiap orang berhak untuk hidup apalagi darah kandungnya.

Raisa banting setir membangun bisnis wedding organizer. Rasanya sangat hina sekali, jika ia menelantarkan mereka, sementara hidupnya penuh dengan ke kenyamanan tanpa beban. Sekarang ia akan membuktikan, ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya, harusnya ini yang sudah ia perhitungkan empat tahun lalu.

Inginnya memutar waktu ketika ia bersama Raisa. Andai saja ia tidak ke New York, mungkin mereka sudah bersama membesarkan anak-anak mereka saat ini. Ia bisa bertanggung jawab, mengeluarkan biaya perawatan kehamilan, control ke dokter, biaya melahirkan. Setelah itu ia merayakan ulang tahun anak yang pertama bersama keluarga kecilnya. Oh God, betapa ia mendambakan hidup berumah tangga. Lalu masuk ke pendidikan, di mana ia melihat proses tumbuh kembang anak.

“Maaf, maksud saya lupakan sejenak tentang rencana pernikahan.”

“Saat ini saya ingin fokus bersama anak saya. Bisa kan kamu melakukan pendekatan antara saya dan Angel.”

Raisa mengangguk, “Iya.”

“Masa lalu tidak bisa ulang lagi, saya mau marah juga percuma, yang saya pikirkan saat ini bagaimana saya harus menebus rasa bersalah saya, karena selama ini saya tidak ada di samping kalian.”

Raisa menarik nafas, “Saya tahu bagaimana perasaan kamu. Tidak perlu bersalah atas hal ini. Karena saya lah yang menginginkan Angel lahir di dunia ini. It’s okay, saya sudah berlapang dada, saya juga sudah berdamai dengan masa lalu.”

“Ketika mengetahui saya hamil, pilihan saya waktu itu ada tiga. Melahirkan dan membesarkan anak. Atau memberikan anak untuk diadopsi atau terminasi di usia kehamilan saya saat muda."

“Saya mempertimbangan pros and cons semua pilihan. Namun saya selalu berpikiran bahwa tubuh saya adalah otoritas diri saya sendiri. Saya memilih bertanggung jawab apa yang telah saya lakukan, mengingat bahwa ada orang tua yang selau support saya. Saya komit dengan apapun menjadi keputusan saya,” jelas Raisa.

Raisa memberanikan diri menatap Tobias, “Jadi sekarang kamu mau saya bagaimana? Kamu mau saya dan Angel seperti apa?”

“Saya ingin dekat dengan anak saya.”

“Kamu sering-sering saja bermain dengan Angel, dia anaknya cepat akrab dengan orang, jika kamu kasih dia gift berhubungan dengan Frozen maka dia akan dengan kamu.”

“Really?”

“Yes. Dia saat ini masih terobsesi dengan Ratu Elsa dan Putri Anna. Menurutnyat tidak ada lagi film terbaik selain Frozen saar ini. Enam bulan belakangan ini selalu menonton Frozen entah itu berapa ratus kali bersamanya.”

Tobias tertawa, “Bagaimana kalau kita ke Disneyland bulan ini?”

“Oh no! Jangan sekarang kamu pasti sibuk dengan pernikahan kamu dengan Pevita. Saya tidak mau mengganggu …” Raisa mengehentikan ucapannya menatap Tobias menyuruhnya berhenti.

“Sttttt, jangan bahas itu, ketika saya membicarakan anak saya. Karena itu dua hal yang berbeda.”

“Tapi… Tob.”

“Saya hanya ingin mengajak Angel ke Disneyland beberapa hari, untuk menebus rasa bersalah saya dengannya. Saya tidak bisa hanya mengantar dia ke sekolah atau hanya untuk bermain di taman bermain. Saya ingin mengajaknya ke suatu tempat yang belum pernah dia datangan, karena ini yang pertama untuk saya dan anak saya.”

“Angel belum pernah ke luar negri kan?”

“Belum. Saya masih sibuk, tidak sempat mengajaknya liburan jauh apalagi sampai luar negri.”

“Kamu tidak ada asisten mengurusi kerjaan kamu, hingga sesibuk itu.”

“Ada, tapi tetap saja saya harus turun tangan, saya bukan kerja kantoran, semua punya tugas masing-masing ketika menghadapi klien.”

Raisa berpikir sejenak, ia menatap Tobias. Ia tidak tahu bagaimana bisa, Tobias ingin mengajak Angel ke Disneyland.

“Tapi saya tetap ingin mengajak Angel Disneyland. Tidak peduli kamu bisa ikut atau tidak, saya berdua dengan Angel juga tidak apa-apa.”

“Angel masih kecil! Dia tidak tahu apa-apa. Dia juga tidak akan mau kalau pergi dengan kamu tanpa saya.”

“Saya ayahnya, dan saya pasti bisa membujuknya dengan ribuan boneka dan mainan Frozen kesukaanya.”

Tobias menarik nafas, ia memakan sandwich nya, ia melirik Raisa yang terbelalak kaget. Ia tahu kalau Raisa pasti tidak bisa membiarkan Angel pergi sendiri tanpanya.

“Tidak bisa Tobias!”

“Tidak bisa apanya! Kamunya atau Angel nya yang tidak bisa! Tinggal berangkat aja kan, saya yang urus dokumen Angel nantinya.”

“Angel masih terlalu kecil buat berpergian.”

“Justru masih kecil ini harus pergi sama orang tuanya. Kalau sudah remaja, Angel udah nggak mau lagi jalan sama kita. Dia bakalan sibuk dengan teman-temannya.”

Raisa mulai jengah, Tobias sama sekali tidak bisa dikasih paham. Namun ia tahu betapa keras kepalanya Tobias, dia sama sekali tidak berubah,

“Ingat! Kamu mau nikah! Saya tidak mau ganggu calon suami orang. Kamu lebih baik mengurus pernikahan kamu yang akan dilaksanakan 12 Minggu lagi. Berhentilah bersikap kekanakan Tob.”

“Saya juga sedang mempertimbangkan resikonya nanti, ini resiko yang besar jika kamu mengajak Angel keluar negri, dimana kamu sedang sibuk-sibuknya menyambut hari bahagia kamu. Bukan saya tidak mau.”

“Kamu mengucapkan itu lagi Ra. Berhentilah memabahas pernikahan saya, padahal saya suruh kamu stop untuk berkata seperti itu kepada saya!”

“Tapi benar seperti itu kenyataanya, Tob. Kamu batu banget sih di kasih tau!”

“Look! Apa salahnya saya membahagiakan diri saya untuk liburan bersama Angel. Kamu harusnya mengerti perasaan saya, Ra. Ingat, kamu empat tahun meninggalkan saya!”

Raisa menatap tatapan Tobias pria itu sama sekali tidak ingin dibantah. Ia dulunya seorang artis banyak orang mengenalnya. Jika public tau kalau dirinya pergi dengan Tobias dan Angel ke suatu tempat yang jauh, tentu akan membuat situasi bertambah runyam. Bukan ia tidak ingin, apa pantas dirinya pergi dengan calon suami orang. Di satu sisi ia memikirkan ucapan Tobias, karena pria itu ingin merayakan kebersamaannya dengan Angel.

“Mbak nggak ada paspor.”

“Siapa bilang saya mengajak mbak! Tidak ada baby sitter diantara kita, biarkan sus nya istirahat di rumah, dia juga butuh libur.”

“Oh Tuhan, mbak itu udah bisa saya kasih libur loh hari Rabu. Tapi sus tetap ingin kerja, walau hari liburnya tiba. Dia tidak kemana-mana, hanya main HP di kamar dan tidur sepuasnya. Padahal saya sudah suruh dia ke mall, jalan-jalan, belanja. Tetap saja ia selalu pusing kalau ke mall, dia bingung mau jalan ke mana dan jajan apa, apalagi Jakarta yang macet luar biasa.”

“Repot, kalau nggak ada mbak, beneran deh. Enggak bisa kalau nggak ada yang ngawasin. Angel itu aktif banget.”

“Saya tidak apa-apa direpot kan oleh Angel. Berhentilah memakai alasan untuk menunda kebahagiaan saya.”

Raisa kembali menatap Tobias, pria itu benar-benar keras kepala menurutnya, “Disneyland mana? Kalau bisa yang terdekat saja, Singapore.”

Tobias tertawa, lalu wajahnya berubah menjadi serius, “California.”

“Saya mengijinkan kamu pergi membawa Angel, bukan berarti kamu seenaknya memilih tempat.”

“I don't care, saya ingin jalan-jalan dengan putri saya. Pergi ke wahana Adventure Land, Wasterland, Critteer Country, Fantasyland, Small World, Tomorrowland.”

“Saya ibunya dan saya berhak mengatur ke mana anaknya pergi.”

“Tapi saya juga ayahnya dan berhak mengajak anak saya liburan.”

“Kamu!”

“Sudahlah, saya tidak mau berdebat dengan kamu terlalu banyak Raisa. Saya mau jalan-jalan dengan Angel!”

Raisa terdiam beberapa detik, menatap Tobias, pria itu tanpa senyum dan menyesap teh hangatnya lagi, “Okay, kapan?”

“Dalam waktu dekat, nanti saya akan kasih tau kamu, setelah dokumen Angel selesai.”

Raisa menatap Tobias, pria itu sudah menyelesaikan makannya, dan teh hangatnya juga sudah habis tidak tersisa. Tobias merogoh dompet di saku celananya, ia mengambil salah satu kartu debitnya berwarna hitam, lalu ia menyerahkan itu kepada Raisa,

“Pakai ini untuk keperluan kamu dan Angel. Saya ingin kamu menggunakannya, saya tahu kalau biaya kehidupan Angel itu mahal, kamu juga sudah kerja keras untuk itu semua. ATM ini sepertinya tidak cukup untuk menggantikan itu semua pengorbanan kamu.”

“Pakailah ini, agar saya tampak berguna di hadapan kamu. Saya ingin bertanggung jawab sebagai ayah yang baik. Bukan semerta-merta menjadi pria pecundang.”

Raisa lalu mengambil kartu itu dari tangan Tobias, “Terima kasih,” ucap Raisa, ia memasukan kartu itu ke dalam handbag nya.

Tobias menatap Raisa, ia melipat tangannya di dada, “Mulai besok pagi, saya akan mengantar Angel ke sekolah. Kita antar sama-sama.”

Raisa mengigit bibir bawahnya, ia menatap Tobias, ia mengangguk, “Iya, boleh.”

“Terima kasih kamu sudah tidak melarang saya bertemu dengan Angel.”

“Ya, nggak bisa lari juga, udah ketangkap basah kan,” tandas Raisa, ia lalu tertawa.

Tobias ikut tertawa, “Saya Angel, menyebut saya papi.”

Suasan kembali hening, dan Jantungnya kembali normal, ia melihat senyum bahagia pria itu, ia tidak mau menghancurkannya.

“Iya, nanti saya menyuruh Angel memanggil kamu papi.”

“Terima kasih. Saya yakin kamu sudah menjadi ibu yang baik buat Angel.”

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel