Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 14 . Dia Akan Mati Muda

"Hei, lihat siapa itu!"

Eleanor menghentikan langkahnya, saat para pengunjung yang semua adalah pria dengan wajah sangar, berbalik dan menatapnya.

"Apakah Nona datang kemari untuk menggoda pria?"

Ha ha ha!

"Sepertinya karena gagal merayu sang Pangeran, Nona ke-3 menjadi gila!"

Ha ha ha!

"Benar! Benar!"

"Aku tidak keberatan, jika Nona ingin merayu diriku!"

Sekelompok pria itu berbicara saling menyahut. Mereka membicarakannya seakan dirinya tidak berada di sana.

BRAKKK!

Sekelompok pria itu terdiam dan menatap terkejut ke arah Zhu An Chi yang memukul meja kayu di hadapannya begitu keras.

"Apakah kalian memiliki bukti aku menggoda Pangeran? Apakah kalian mempercayai rumor begitu saja? Apakah aku akan berani muncul di sini jika benar-benar melakukan hal tersebut? Lihat ini baik-baik!" ujar Eleanor dengan suara sedingin mungkin. Ya, ini sering dipelajarinya dari film yang disukainya.

Eleanor menyingkap lengan hanfunya sedikit, memamerkan tanda simetris rumit di bawah pergelangan tangan yang berwarna kemerahan, tanda seorang wanita masih perawan.

Ya, di masa ini ada hal konyol seperti ini. Tanda yang menunjukkan seorang wanita masih perawan. Tanda itu akan hilang, saat wanita kehilangan keperawanannya. Bukankah ini amat mendiskriminasi? Bagaimana dengan pria? Mengapa mereka tidak memiliki tanda jika masih perjaka?

Hanya menunjukkan sekilas dan menutup kembali. Ya, tidak sopan memperlihatkan bagian tubuh di tengah keramaian seperti ini.

Ini tidak direncanakan, tetapi memanfaatkan kesempatan yang ada untuk membersihkan nama baik, bukankah itu cerdas? batinnya.

"Kalian sudah lihat tanda itu?" tanya Eleanor perlahan. Mengubah siasat. Matanya mulai berkaca-kaca dan setelah mendapatkan perhatian mereka, ini saatnya untuk bertindak sebagai korban.

"Untuk itu aku berharap Tuan-Tuan yang berhati mulia ini dapat membantu diriku yang lemah, untuk membersihkan namaku yang tercemar," ujar Eleanor perlahan.

Fen menatap takjub ke arah sang Nona yang terlihat begitu meyakinkan.

"Apakah itu artinya Nona mengatakan bahwa pihak Kerajaan berbohong dan memfitnah diri Anda?" tanya seorang pria yang muncul dari belakang toko.

Eleanor hendak menjawab pertanyaan pria itu, tetapi otaknya menjadi kosong saat tatapannya bertemu dengan tatapan pria itu.

Mengapa ada pria yang begitu tampan di masa ini. Bahkan ketampanannya melebihi aktor-aktor di masanya. Alis mata yang tebal, mata monolid menatapnya dengan tajam. Hidung mancung sempurna dan bibir merah delima, membuat pria itu begitu memukau. Wajah persegi terpahat sempurna serta kulit kecoklatan yang terlihat eksotis. Ya, Eleanor yakin tubuh tinggi pria itu dipenuhi otot.

Hmmm, pikirannya melayang. Memikirkan pria itu mengenakan celana renang dan berjemur di tepi pantai bersamanya dan... dan....

"Nona!"

Panggilan Fen menyadarkan Eleanor dari lamunannya. Dirinya baru sadar saat ini semua orang menunggu jawabannya.

"Ehem, tidak tentu tidak. Mungkin hanya ada sedikit salah paham dalam penyampaian. Lagipula, semua itu disampaikan secara lisan. Jadi, setiap orang dapat menanggapi dengan berbeda!" Eleanor membela diri.

"Benar! Itu mungkin," jawab pria tampan itu.

Orang-orang mengangguk menyetujui perkataan pria itu. Siapa dia? Sepertinya ucapan pria itu cukup berpengaruh.

"Silakan Nona ke-3 masuk ke dalam. Ada banyak barang berkualitas yang akan dilelang saat acara lelang berikutnya," ujar pria tadi.

Segera seorang pelayan wanita toko ini menghampirinya dan berkata, "Silakan ikuti saya, Nona."

Eleanor menatap pria itu dan ragu sejenak. Namun, keraguannya sirna saat pria itu tersenyum dan menganggukkan kepala, tanda agar dirinya patuh. Ya, pria itu adalah pria tampan yang baik, batin Eleanor.

Mengikuti pelayan toko, Zhu An Chi dan Fen melangkah masuk ke bagian belakang pegadaian.

"Tuan Lee, lama tidak berjumpa. Terima kasih atas harga tinggi yang Tuan tawarkan!"

"Terima kasih, Tuan Lee."

"Terima kasih, Tuan Lee."

Orang-orang berbondong-bondong mengucapkan terima kasih kepada sang pemilik pegadaian. Tuan Lee adalah Dewa hidup mereka. Tuan Lee akan menerima semua barang dan informasi yang mereka jual dengan harga tinggi, tentu barang dan informasi yang berkualitas. Berkat itu, kehidupan penduduk amat terbantu.

"Pangeran! Mengapa Pangeran menunjukkan diri? Bukankah, Selir Ki sudah meminta Pangeran agar tidak muncul di tengah keramaian?" tanya Han Shuo. Sahabat serta pengawal dari Pangeran ke-3, Go Huan Ran.

"Ibunda tidak akan tahu, jika kamu diam!" balas Huan Ran dan mereka bersama melangkah masuk ke belakang toko.

Go Huan Ran, Pangeran ke-3 Kerajaan Yanzhou. Harus hidup sebagai putra idiot agar tidak mati muda. Ya, sejak berusia 10 tahun, dirinya sudah harus berperan menjadi anak idiot. Ibunya, Selir Raja Kerajaan Yanzhou melahirkan putra kedua bagi sang Raja. Itu artinya, dirinya yang akan dikorbankan untuk memuluskan langkah bagi putra mahkota yang sesungguhnya yaitu pangeran pertama.

Namun, seorang ibu tidak akan tinggal diam. Go Huan Ruan dinobatkan menjadi putra mahkota saat berusia 10 tahun, sampai sekarang. Untuk mempertahankan dirinya dan agar dapat merencanakan pemberontakan, sang Ibu melakukan semua ini.

Go Huan Ran yang berusia 10 tahun, dikabarkan menderita demam tinggi yang berakhir kejang dan idiot. Setidaknya dengan begitu, keberadaan mereka bukan lagi ancaman. Bahkan, dirinya dapat menyelinap dengan mudah, keluar masuk istana tanpa ada yang merasa curiga. Ya, siapa yang peduli dengan putra mahkota idiot? Tidak ada.

Pada generasi-generasi sebelumnya, putra mahkota dan permaisuri pertama akan dikorbankan pada usia belia, 18 atau 20 tahun. Ibunya memohon kepada sang Raja, agar membiarkan putra bodohnya hidup lebih lama. Karena merasa iba, Raja mengabulkan dan menunda pernikahan sampai dirinya berusia 26 tahun. Namun, titah akan segera diturunkan dan wanita yang sama malang dengannya adalah wanita tadi.

Zhu An Chi, putri ke-3 dari Jenderal Zhu Ju Long. Huan Ran tidak pernah peduli atau penasaran dengan pasangannya. Namun, setelah apa yang dilakukan wanita itu membuat heboh seluruh kerajaan, mau tidak mau Huan Ran menjadi ingin tahu. Apalagi, wanita itu dengan penuh percaya diri muncul di pusat kota, tokonya dan membuat keributan.

"Mengapa Pangeran membela Nona ke-3?" tanya Han Shuo penasaran.

"Dia akan mati muda. Setidaknya, biarkan dia mati dengan nama yang bersih!" jawab Huan Ran apa adanya.

Han Shuo mengangguk. Tidak ada rahasia di antara mereka berdua. Han Shuo adalah tangan kanan dan tameng hidup milik sang Pangeran. Dirinya yang dulu hampir mati karena kelaparan, diselamatkan oleh Selir Ki. Setelah itu, dirinya yang tumbuh dewasa mengabdi sepenuhnya kepada Selir dan putranya.

"Kenapa dia belum pergi?" tanya Huan Ran saat melihat Zhu An Chi dan pelayan pribadinya masih berada di sana.

"Maaf, Tuan. Nona ini menolak untuk pergi, sebelum bertemu dengan Tuan!" jelas pelayan wanita dengan terburu-buru.

Go Huan Ran atau lebih dikenal sebagai Tuan Lee, pemilik toko pegadaian yang memiliki cabang di mana-mana, menatap wanita mungil di hadapannya dengan sebelah alis terangkat. Sungguh mengejutkan dirinya, ya tingkah Zhu An Chi cukup mengejutkan. Seketika Huan Ran, ragu dengan semua yang didengar tentang wanita itu.

Nona ke-3 dari kediaman sang Jenderal terkenal pemalu dan pendiam, sangat jauh berbeda dengan saudarinya. Kabar tentang Zhu An Chi yang tergila-gila pada adiknya, Go Jia Zhen sudah menjadi rahasia umum. Dan Huan Ran yakin apa yang dikatakan rumor itu benar, bahwa wanita itu datang ke kediaman Selatan, untuk menggoda adiknya itu. Namun, dikatakan wanita itu berusaha bunuh diri, itu diragukan olehnya. Tatapan dan cara membawa diri wanita itu, terlihat bukan seperti seseorang yang akan bunuh diri tanpa membunuh orang yang dibencinya terlebih dahulu.

Namun, pertemuan mereka cukup sampai di sini. Cukup menilai wanita itu, karena pada saat mereka bertemu lagi, maka kematian akan menjemput wanita itu.

"Ada masalah?" tanya Huan Ran dingin.

"Mengapa Anda membantu diriku?" tanya Eleanor sambil melipat kedua tangannya di atas dada, menengadah menatap pria itu. Kembali Eleanor terpana. Ya, dirinya tidak dapat menahan diri saat melihat pria tampan. Apalagi ketampanan ini, amatlah sesuai dengan seleranya.

"Aku tidak membantumu! Aku menjaga tokoku, agar terhindar dari keributan yang tidak penting!"

"Tidak penting?" pekik Eleanor tidak percaya.

"Pergilah! Aku tidak memiliki waktu melayani dirimu!" ujar Huan Ran dan melangkah pergi, hendak keluar dari pintu belakang.

"Kita bertemu di Qingluo... "

Han Shuo mengangguk mendengar ucapan sang Pangeran dan mereka berdua, pergi meninggalkan toko ini.

Eleanor menguping apa yang dibicarakan kedua pria dengan tinggi menjulang itu. Menatap punggung kedua pria itu membuat Eleanor, berniat menemukan mereka malam ini. Terutama Tuan Lee, pemilik pegadaian.

A.N: Maaf buat typo nya, sudah diperbaiki. Kalau ketemu lagi, info di kolom komentar ya, sekalian nomor babnya^^ Terima kasih.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel