Bab 2 | Pertemuan Tak Terduga
Setelah berpuas diri menikmati angin malam dan indahnya bintang di atas langit yang gemerlap.
Valerie memutuskan untuk kembali ke kamarnya, tubuhnya sudah tidak tahan dengan angin malam yang meniup kulitnya.
Tanpa Valerie sadari, ada sosok pria yang mengikutinya dari belakang dalam diam.
"Dia ternyata tepat di sebelah kamarku dan Laura!" gumam Dylan pelan setelah melihat wanita yang sudah mencuri perhatiannya itu memasuki kamarnya.
Valerie membuka pintu kamarnya dan melihat sang suami yang sedang berdiri menghadap lautan.
"Marc?" Valerie memanggil suaminya yang tidak sadar kalau dirinya sudah kembali.
Marc sontak menoleh, "Hai sweety," jawabnya lalu menghampiri sang istri.
"Bagaimana dengan acaranya? Apa kamu benar-benar telanjang dikolam renang?" Valerie bertanya dengan penuh antusias, dia sungguh penasaran dengan tema acara tersebut sambil meraih uluran tangan Marc.
Marc tersenyum, "Lumayan seru, dan aku benar-benar membuka seluruh pakaian di kolam renang, bahkan semua orang yang ada disana.”
Valerie membelalakkan matanya, "Benarkah?”
“Iya sweety.”
Wanita cantik itu memicingkan matanya menatap Marc, “Jujur? Kamu pasti hanya melihat wanita-wanita muda yang cantik di sana ‘kan?"
Deg! Marc cukup tersentak tapi berusaha tenang, bayangan wanita seksi yang tadi ia lihat seketika terlintas diingatannya.
"Tidak mungkinlah sweety, tidak ada gadis cantik sama sekali di sana, rata-rata mereka semua di atas empat puluhan." jawab Marc dengan tenang.
Tapi lagi- lagi pikirannya kembali tertuju kepada wanita yang tadi dia lihat.
Valerie melotot melihat ada sesuatu yang membengkak di bawah sana, dari balik celana tidur yang dipakai oleh suaminya.
"Tapi kenapa itu membengkak dan bereaksi !" cecar Valerie.
Deg!
"Ah, ini karena aku membayangkan bagaimana kalau kamu tadi juga berada di sana sweety, pasti sangat menyenangkan dan itu membuatku bergairah," jelas Marc tenang lalu memegang tengkuk leher Valerie dan meraup bibir istrinya dengan lembut.
Valerie tersenyum dan membalas ciuman panas dari sang suami.
Marc terus menghujami Valerie dengan ciuman panas dan liar, dengan perlahan berjalan menuju ranjang mereka.
Dengan lembut Marc membuka sweater yang di kenakan Valerie lalu menurunkan tali tipis gaun panjang istrinya hingga lolos dan hanya menyisakan bra serta dalaman segitiga yang berwarna senada.
Marc merebahkan tubuh Valerie di tengah ranjang, kemudian dia pun turut membuka semua pakaian yang dia kenakan.
Pria itu mengukung tubuh polos istrinya, memberikan ransangan dan ciuman di sekujur tubuhnya.
"Apakah tubuhnya lebih lembut dan halus?" pikir Marc sekelabat mengingat tubuh indah wanita berambut coklat tadi.
Marc semakin turun menyesap dan memilin puting Valerie, "Ah, dadanya juga pasti sangat kenyal, ketika dia membusungkan dadanya tadi, aku penasaran ingin menyicipinya. Putingnya terlihat sangat cantik,” pikirannya dipenuhi oleh bayangan wanita yang ia lihat tadi.
"Euhm Marc, sayang!" desahan manja Valerie merasakan sentuhan-sentuhan liar dari jemari dan mulut Marc.
"Akh, ini enak sayang, isap yang kuat Marc!" racauan Valerie memenuhi kamar, dadanya semakin membusung tatkala Marc mengisap putingnya dengan kuat dan dalam.
Marc berpindah mengecup perut Valerie dan membuka kedua paha sang istri. Memperlihatkan inti tubuh Valerie yang berwarna pink dan bersih tidak ada sehelai rambut pun.
"Ahh, vaginanya tadi terlihat begitu indah dan bersih. Wanita tadi benar-benar mengagumkan!" Marc terus memikirkan wanita yang tadi dilihatnya sambil menjilati liang kewanitaan istrinya dan bermain dibagian klitorisnya.
Valerie menggeliat dan membuka mulutnya mengambil udara, lidah basah suaminya yang bermain di bawah sana membuatnya kenikmatan.
Marc mengarahkan miliknya yang sudah berdiri tegak sempurna dan begitu keras lalu menghujam Valerie dengan kuat.
"Akh Marc!" jerit Valerie merasakan milik suaminya memenuhi miliknya di bawah sana.
"Fuck! Tubuhnya sangat indah, dia pasti mendesah dengan hebat di atas ranjang! Apakah benar dia juga berasal dari negara yang sama dengan kami?" Marc melihat istrinya di bawah sana terus mendesah, namun yang dia lihat adalah wajah wanita tadi yang ia temui di cara Naked Pool dengan tubuh sintalnya.
Valerie terus mendesah dengan nikmat akibat hujaman pompaan yang dia berikan.
"Oh no! Marc! Marc! Ahh!" Valerie melengking mendapatkan orgasmenya.
Deg !
Seketika Marc tersadar dan menggelengkan kepalanya.
Dengan napas tersengal-sengal Valerie bertanya kepada Marc, "Ada apa sayang?"
"Tidak ada sweety, kamu sangat nikmat sayang," kilah Marc dan kembali mencumbu Valerie dengan liar.
"Maafkan aku sayang." batin Marc merasa bersalah karena untuk pertama kalinya membayangkan wanita lain saat bersetubuh dengan istrinya.
Marc kembali fokus kepada Valerie dan melanjutkan pompaannya di bawah sana.
"Lebih dalam sayang!” rengek Valerie tanpa henti mendesah.
"Sweety, aku mau keluar!" Marc mencabut miliknya lalu menumpahkan cairan hangatnya diatas perut Valerie.
Marc berbaring disisi Valerie menghadap keatas menatap langit-langit kamar.
Sedangkan Valerie tengah sibuk membersihkan cairan suaminya yang ada di atas perutnya dengan tissue.
Valerie melirik sesaat ke suaminya. "Lagi mikirin apa sayang?" kemudian masuk ke dalam pelukan Marc.
Marc memindahkan lengannya dan memeluk pinggang Valerie, "Tidak ada sayang, ayo bersih-bersih dan kita istirahat lebih awal, biar besok pagi kita bisa pergi berenang di laut!" seru Marc semangat.
***
Keesokan paginya…
Laura dan Dylan saat ini sudah berada di atas speedboat yang di sediakan pihak kapal pesiar untuk para tamu yang ingin bepergian di tengah laut.
"Hai Tuan dan Nona, perkenalkan saya Hiroki, pemandu tur anda hari in." sapa seorang pria dengan perawakan jepang yang begitu kental tapi fasih berbahasa inggris.
"Hai Hiroki, nice to meet you." balas Dylan ramah.
Laura hanya tersenyum manis membalas sapaan Hiroki.
"Nice to meet you too, sir."
"Apa Anda tidak keberatan menunggu satu pasangan lagi?" sambung Hiroki kepada Dylan dan Laura.
Dylan dan Laura saling berpandangan dan mengangguk, "Tentu saja Hiroki, tidak masalah," jawab Dylan.
Mereka memilih masuk ke dalam speedboat untuk menaruh barang-barang bawaan yang merupakan perlengkapan Laura untuk menyelam.
Dan tidak lama kemudian, terlihat dua pasangan yang turun dari tangga kapal pesiar ke speedboat.
"Hati-hati, Sweety.” seru Marc membantu Valerie memijakkan kakinya ke speedboat.
"Nah! Itu mereka pasangan kedua kita," seru Hiroki senang karena tidak perlu menunggu lama.
Marc dan Valerie pun mendekat kearah Hiroki yang menyapanya.
"Selamat pagi, perkenalkan saya Marc dan ini istri saya—Valerie yang juga memesan speedboat ini," sapa Marc kepada Hiroki memperkenalkan dirinya dan Valerie.
"Selamat pagi Tuan Marc dan Nona Valerie, silahkan ke dalam, ada pasangan lain yang sedang menunggu."
"Iya baiklah," jawab Marc sambil memegang tangan Valerie.
Valerie dan Marc mengikuti pria jepang di depan mereka.
Dylan dan Laura menengok ke arah pintu masuk.
"Perkenalkan Tuan dan Nona, perkenalkan Tuan Marc dan Nona Valerie yang kebetulan dari Prancis sama seperti Tuan Dylan dan Nona Laura," Hiroki menjelaskan dengan penuh semangat kepada kedua pasangan ini.
Deg !
Deg !
Deg !
Dylan, Laura dan Marc terdiam beberapa saat. Sedangkan Valerie sendiri hanya mengingat sekilas wajah Dylan, dia terdiam karena melihat postur tubuh Dylan.
Serasa waktu berhenti.
"Tidak mungkin! Bukankah wanita ini yang aku lihat semalam?" pikir Marc.
Laura memilih bersikap tenang, "Ah, ternyata dia memang benar-benar orang Prancis juga," gumam Laura dalam hati.
Sedangkan Dylan kembali terpesona dengan wanita yang tengah melihatnya, "Bidadari?" batin Dylan berbisik.
Valerie sendiri menatap tubuh Dylan yang memiliki tubuh yang begitu atletis, wajahnya seketika merona.
"Tubuhnya sangat bagus," pikir Valerie penuh kekaguman.