Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

13. Slave

Plak!

Aarrgghhh!!!

Bongkahan padat dan kenyal itu kini telah memerah, panas dan perih menjalar ke seluruh tubuh Jane yang sudah sangat kaku dan mulai melemah. Punggung serta kedua kakinya terasa pegal karena terus-terusan berada di posisi menungging dan menghadap Daniel yang duduk di kursi, jemari pria itu merayap ke seluruh tubuhnya.

Merasakan kulit mulus Jane dengan tangan besar dan kasar miliknya, jemari pria itu berada di bokongnya. Menyibakan dress Jane dan menarik celana dalam wanita itu. Jane melenguh, ketika pria itu menarik kuat celana dalam Jane dan membuat klistorisnya tertekan. Mulut Jane terbuka lebar menahan sakit, tapi hal tersebut malah membuat Dane bersemangat.

Pria itu malah menggerakan jemarinya hingga Jane menggelinjang karena gerakan di klistorisnya, "ouch..." Jane mendesah, lagi-lagi Dane menampar bokongnya seolah ia adalah anak gadis yang nakal. Daniel sedikit menunduk menuju bokongnya, dengan posisi seperti ini membuat Jane sangat dekat dengan milik pria itu yang masih terbungkus rapi di dalam celana jeans.

Jane menegak salivanya sendiri, semoga itu tidak akan terjadi walaupun ia tahu kemungkinannya cukup besar mengingat ia hanya tinggal berdua dengan Dane di tengah hutan.

Daniel membuka celana dalamnya, Jane tahu pria itu menghembuskan nafas kasar. Ia dapat merasakan hembusan nafas panas Daniel di pinggulnya.

Daniel beralih ke celananya, menurunkan resleting dan menampilkan sesuatu yang ukurannya sangat besar berdiri tegak di depan wajanya. Ukurannya bahkan melebihi wajah Jane yang terbilang mungil jika di ukur oleh milik Dane. Kedua mata Jane terbelalak melihatnya, "suck it, Lil one!" Ujar Dane, Jane melihat ke arah pria itu.

"Uncle... kumohon... kau adalah Pamanku" wajah Jane memelas untuk tidak melanjutkan kegiatan mereka, namun dengan intonasi nada yang pelan agar pria itu tidak terbakar emosi.

"Begitupun dengan Arthur..." balas Dane.

"Dia Paman tiri" kata Jane membela.

"Kau belum mengetahuinya dulu, tapi kau tetap tidur dengannya bukan?" Tanya Dane menyunggingkan senyum, Jane terdiam, Dane ada benarnya.

"Hm, dia memaksaku" jawab Jane, benar Arthur memaksanya. Tapi ia juga wanita yang suka di paksa dan tipe Penurut terutama untuk pria seperti Arthur.

"Kalau begitu aku akan memaksamu juga..." kata Dane mulai mencengkram rambut Jane.

"No Uncle..." Jane telah mendesakan kemaluannya ke dalam rongga mulut Jane sebelum wanita itu melanjutkan kalimatnya.

Basah dan lembab yang di rasakan Dane saat miliknya menerobos mulut hingga tenggorokan Jane, wanita itu hampir terbatuk dan memuntahkan kemaluan Dane yang hampir separuh ia telan. Dane menarik rambut Jane, saliva menetes dari sudut bibir wanita itu hingga turun membasahi leher dan dadanya.

Benar-benar pemandangan yang indah bagi Daniel.

Dane merogoh mulut mungil itu dengan dua jarinya, kedua mata Jane memerah seiring air matanya mulai mengalir karena menahan jari yang ada di tenggorokannya.

Dane menarik jarinya dengan cepat seraya menampar wajah Jane, wanita itu menghirup udara sebanyak mungkin seraya terbatuk-batuk ketika Dane mengeluarkan jarinya.

"Kau sangat pandai, Arthur pasti mengajarimu banyak hal." Kata Dane lalu merobek gaun yang di kenakan oleh Jane dengan sekali hentakan, suara sobekan kain makin membuat suasana dingin di dalam ruangan tersebut semakin mencekam. Jane kini telah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupi kulit mulusnya.

Daniel yang seolah terbuai dengan kecantikan Jane menarik leher wanita itu agar mendekat padanya, mengecup bibir Jane dengan penuh nafsu dan geraman. Jane tak membalas ciumannya, bibirnya hanya diam meski Dane terus berusaha membuka mulut Jane dengan lidahnya. Namun pada akhirnya bibir mungil itu terbuka karena kurangnya asupan oksigen yang di sebabkan oleh tekanan jemari Dane di tenggorokannya.

Dane tersenyum puas ke arah Jane setelah adegan ciuman yang sangat panas itu, sementara wajah wanita itu terlihat sangat kacau ketika keringat dan salivanya bercampur menjadi satu. Tapi hal tersebut malah membuat gairah Dane semakin menggebu, jemarinya terus meremas wajah mulus serta leher Jane seolah gemas ingin memakannya.

"Kau sangat cantik Jane, janganlah pergi dariku..." bisik pria itu secara erotis di wajahnya, seperti kalimat tersebut adalah sebuah mantra yang selalu di ucapkan.

Tentu aku akan pergi, setelah Arthur menjemputku... kata Jane dalam hati, hanya saja ia tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan apalagi melawan Daniel.

Pamannya itu terbilang pria yang Psikopat.

Daniel menarik Jane dengan kasar hingga terbanting ke atas sofa, membuka lebar kedua kakinya dan segera menyatukan diri dengan Jane.

Jane terpekik, nafasnya seperti tercekat ketika benda besar itu memaksa untuk masuk ke dalam sana. Perih dan panas saat miliknya masih dalam keadaan benar-benar kering.

Jane menutup kedua matanya saat Dane mulai bergerak memompanya, kelihatannya Daniel sudah tak sabar ingin mencicipi Jane semenjak wanita itu berada di sini.

"Uncle stop!" Rintih Jane, ia menekan dada Daniel agar menjauh darinya namun Daniel malah menahan kedua tangan Jane.

"Kau suka itu Jane? Kau suka ketika seseorang memaksamu untuk berhubungan seks?" Tanya Dane dengan nafas memburu, sementara Jane hanya menggeleng.

"Kau bohong Jane! Mungkin mulutmu bisa berbohong namun tubuhmu tidak, kau sangat basah. Bahkan hanya dengan beberapa kali tusukan saja..." kata Dane dengan seringai jahat, sementara tubuh Jane terasa sangat lemas. Peluh mulai membanjiri dada dan sekitar leher hingga wajahnya.

Tapi hal tersebut terlihat sangat erotis di mata Daniel, tubuh kecoklatan Jane yang di lumuri oleh peluh. Segala fantasi pria itu terhadap Jane selama ini akan ia lakukan, meski wanita itu nenjerit hingga kehilangan kesadaran sekalipun Dane tidak perduli. Lagipula, ia juga berhak seperti Arthur yang meniduri keponakannya sendiri.

Bahkan hingga wanita itu menjadi istri dan Ibu dari anaknya, tapi Dane hanya menginginkan tubuh indah milik Jane. Yang ingin ia hancurkan, yang ingin ia perkosa dengan sangat dalam dan brutal. Oh, betapa menggairahkannya ketika Istri Arthur menjerit di bawahnya.

"Uncke hentikan... kumohon..." Dane menulikan pendengarannya, fokus dengan miliknya yang menghancurkan Jane dengan gerakan kasar dan hentakan yang keras. Tubuh mungil wanita itu berguncang hebat seiring hujaman Dane, Jane menangis sesegukan menahan perih di bawah sana. Berharap penderitaannya berakhir dan dirinya dapat menghirup nafas segar tanpa terbelenggu oleh rantai yang di buat oleh Dane.

"Teriak Jane!!! Teriaklah!!!"

"Beritahu Arthur jika aku nenghancurkan Istrinya!!! Beritahu dia bagaimana kau menjerit memohon kepadaku!!! Beritahu dia Jane!!!" Wajah Dane memerah, tangisan Jane bertambah keras karena bentakan Dane barusan di wajahnya. Dane menaikan temponya sangat cepat dan membuat Jane menjerit panjang dengan air mata yang masih mengalir.

Dan beberapa menit kemudian Dane menumpahkan cairan miliknya di dalam Jane dan terkulai lemas di atas wanita itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel